Menyingkap Misteri Angka Jitu Dewa

Menyingkap Misteri Angka Jitu Dewa

Mendengar angka jitu dewa pastilah Anda langsung penasaran. Sebenarnya apa nan dimaksud angka jitu dewa? Angka ini merupakan angka keadilan Tuhan nan dikenal dengan sebutan phi. Banyak rahasia terselubung sekaligus cerita nan panjang kenapa angka phi nan nilainya 1,618 itu menjadi angka jitu dewa. Bahkan secara tak sadar, ternyata penciptaan alam semesta beserta isinya ini berdasarkan pada phi ini.

Penemuan angka ini diperoleh berkat sumbangsih ilmuwan terkenal nan bernama Leonardo di Ser Piero da Vinci atau lebih dikenal dengan nama Leonardo Da Vinci. Agar lebih mengenal si jenius penemu angka ini, marilah kita tengok biografi singkatnya.



Biografi Leonardo Da Vinci (15 April 1452 - 2 Mei 1519)

Leonardo da Vinci lahir di kota Vinci, Italia dan merupakan putra pasangan Ser Piero da Vinci dan Caterina. Ia merupakan pakar di berbagai bidang, seperti arsitek, musik, menulis, seni mematung dan seni melukis. Da Vinci dikenal sebagai manusia nan gila belajar sepanjang waktu, sebab hampir tak mengenal waktu dalam belajar.

Puncaknya ketika dia mulai mempelajari anatomi tubuh manusia nan ketika itu masih dianggap tabu oleh kebanyakan orang. Leonardo rela pergi malam-malam buat menggali makam dan membedah mayat nan sudah mulai membusuk buat dipelajari sistem anatomi tubuhnya. Setidaknya, Leonardo telah membedah 3000 mayat buat mempelajari sistem anatomi tubuh manusia. Kini hasil penelitian Leonardo mengenai sistem anatomi tubuh manusia sangat berguna bagi global kedokteran.

Selain menggeluti bidang arsitektur, musik, menulis, dan seni mematung, Leonardo da Vinci juga merupakan pakar matematika nan terkenal dengan penemuannya nan disebut "The golden ratio". The golden ratio ini merupakan suatu inovasi nan menyingkap misteri angka Fibonacci nan nantinya berkaitan dengan phi si angka jitu dewa.



Penemuan Deret Fibonacci

Sumbangsih Leonardo da Vinci pada ilmu matematika dimulai pada abad ke-12, tepatnya setelah dia kembali ke Pisa. Ketika itu dia mencoba memperkenalkan sistem angka Hindu Arab kepada masyarakat Eropa nan ditunjukkan dari tulisannya nan berjudul Liber Abaci . Di dalam Liber Abaci, Leonardo da Vinci menuangkan teori persamaan kuadrat dan beberapa teori aljabar lain.

Selain itu, cikal bakal pendekatan angka Fibonacci mulai terlihat dalam suatu soal nan terdapat di dalam Liber Abaci nan isinya sebagai berikut:

" Seorang laki-laki memelihara sepasang kelinci pada sebuah kandang nan dipagar tembok. Berapa pasang kelinci dalam setahun jika setiap bulannya sepasang kelinci itu mampu menghasilkan sepasang kelinci nan dimulai pada bulan kedua ?"

Penyelesaian masalah di atas bisa disajikan sebagai berikut.

1, 0 + 1 = 1, 1 + 1 = 2, 1 + 2 = 3, 2 + 3 = 5, 3 + 5 = 8, 5 + 8 = 13, 8 + 13 = 21, 13 + 21 = 34, 21 + 34 = 55, …(dan seterusnya sampai mencapai bulan ke 12)

Tampak bahwa soal di atas merupakan soal nan melibatkan deret angka, nan merupakan deret Fibonacci nan nantinya berkaitan dengan angka jitu dewa. Selanjutnya, angka Fibonacci ini secara perlahan namun niscaya mulai menyingkap kejadian asal mula penciptaan semesta alam serta memberikan inspirasi bagi para artis dalam berbagai hasil karyanya mulai dari lukisan Monalisa karya Leonardo Da Vinci sendiri, berbagai arsitektur bangunan, sampai anatomi tubuh manusia.



Menyingkap Misteri Angka Jitu Dewa

Phi si angka jitu dewa erat kaitannya dengan deret Fibonacci. Nilai phi ini bisa diperoleh dengan cara membandingkan angka-angka pada deret Fibonacci. Untuk lebih jelasnya perhatikan klarifikasi berikut.

  1. Deret Fibonacci : 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, ...dan seterusnya (angka berikutnya merupakan hasil penjumlahan dua angka sebelumnya)
  2. Bagilah angka sesudah dengan angka sebelum pada deret Fibonacci tersebut buat memperoleh nilai phi. 1 : 1 = 12 : 1 = 23 : 2 = 1,55 : 3 = 1,678 : 5 = 1,613 : 8 = 1,62521 : 13 = 1,61534 : 21 = 1,619 dan seterusnya

Tampak bahwa semakin ke bawah hasilnya semakin mendekati nilai phi nan nilainya 1,618.



Bukti-bukti Penggunaan Si Angka Jitu Dewa

Angka Fibonacci nan merupakan kunci dari angka jitu dewa sudah digunakan oleh manusia sejak dari zaman kuno. Beberapa pelaksanaan dan penggunaan Angka jitu dewa itu antara lain.



1. Dalam Bidang Arsitektur
  1. Pada bangunan Piramida di Mesir nan perbandingan sudut-sudutnya menghasilkan phi.
  2. Pada bangunan Parthenon nan tampak cantik dan seimbang desain arsitekturnya menggunakan rasio angka phi di dalamnya.
  3. Pada bangunan Notre Dome di Paris.
  4. Pada bangunan masjid Taj Mahal di India.
  5. Pada CN Tower di Toronto nan merupakan menara dengan struktur paling tinggi di dunia.
  6. Pada Gedung PBB di New York


2. Dalam Tubuh Manusia
  1. Pada paras manusia. Dr. Steven Markot selama 25 tahun melakukan penelitian unsur phi pada paras manusia dengan menggunakan berbagai model paras dari majemuk suku dan umur. Dia sukses membuktikan bahwa dalam kecantikan paras seorang wanita terkandung proporsi phi di dalamnya. Beberapa proporsi angka phi di dalam paras manusia adalag rasio antara panjang paras dan lebar wajah, panjang mulut dan lebar hidung, lebar hidung dan jeda antara lubang hidung, jeda antara pupil dan jeda antara alis, serta jeda antara garis bahu dan panjang kepala semuanya menghasilkan nilai phi.
  2. Pada paru-paru. Angka phi juga bisa ditemukan dalam paru-paru manusia, tepatnya pada percabangan bronkus nan menghasilkan rasio phi. Hal ini sukses diungkapkan oleh B.J West dan dr. A. L Goldberger.
  3. Pada kerangka tubuh. Rasio antara jeda kepala ke lantai dan jeda pusar ke lantai menghasilkan angka phi. Rasio antara jeda dari bahu ke ujung jari dan jeda siku ke ujung jari menghasilkam angka phi. Rasio antara jeda paha ke lantai dan lutut ke lantai menghasilkan angka phi.
  4. Pada gigi. Rasio antara lebar total dua gigi bagian depan dan tingginya menghasilkan angka phi. Rasio antara lebar gigi pertama dari tengah dengan gigi kedua menghasilkan angka phi.
  5. Pada DNA. Aspek spiral DNA manusia memenuhi rasio angka jitu dewa.


3. Pada Bumi

Letak Tanah Kudus Mekkah:

  1. Perbandingan jeda tanah kudus Mekkah dengan kutub utara dan jeda tanah kudus Mekkah dengan kutub selatan persis menghasilkan nilai 1,618.
  2. Begitu pula dengan rasio antara jeda tanah kudus Mekkah dengan barat dan timur.


4. Pada Tumbuhan dan Hewan
  1. Perbandingan banyaknya lebih betina dan lebah jantan dalam komunitas lebah madu memenuhi angka phi.
  2. Rasio diameter dari kerang bahari nan berbentuk spiral (nautilus) menghasilkan angka phi.
  3. Susunan biji kembang matahari nan tersusun spiral, rasio dari diameter ke diameter berikutnya menghasilkan angka phi.


5. Dalam global musik.

Stardivarius menggunakan angka jitu dewa dalam menentukan letak lubang f nan tepat pada biola.



6. Dalam Alquran

Di dalam Alquran tepatnya pada surat Ali Imron ayat 96 ditemukan bahwa rasio antara semua huruf nan banyaknya 47 huruf dan 29 surat dari awal hingga akhir kata menghasilkan angka phi.

Demikianlah informasi singkat mengenai rahasia angka phi si angka jitu dewa. Jika diteliti lebih jauh lagi, masih banyak hal-hal lain nan mengikuti proporsi agung si angka jitu dewa ini. Hanya saja, kita belum mengetahuinya. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Tuhan sampai setiap hal-hal detail di global ini menghasilkan nilai nan sama, yaitu phi 1,618.