Global Warming Dapat Terjadi dengan Cepat
Alam semesta nan tuhan ciptakan merupakan suatu anugerah nan tak terbandingkan. Banyak nan menghiasi semesta dengan sangat indahnya. Hal itu buat dinikmati oleh seluruh umat manusia. Begitu pun dengan satu planet nan bernama bumi. Di dalamnya terdapat banyak hal nan dapat dimanfaatkan seluruh makhluk hidup, termasuk lingkungan alamnya. Ini ialah artikel lingkungan alam nan kiranya dapat menambah kecintaan Anda terhadap lingkungan.
Seluruh makhluk hayati tak memiliki batasan buat menikmati seluruh isinya, mulai dari udara, tumbuhan, air, tanah, hingga lainnya. Hewan nan hayati bebas di alam terbuka sangat bergantung pada kondisi alam sekitarnya. Kondisi perairan nan menjadi konsumsi bagi banyak hewan sangat perlu buat dijaga.
Begitu pun dengan ekosistem nan berada di bawah permukaan air. Hewan-hewan tersebut perlu buat dilestarikan dalam habitatnya sebab hal itulah nan akan memberi estetika bagi keberagaman biota laut. Tumbuh-tumbuhan pun perlu buat tetap dijaga dengan baik sebab tumbuhanlah nan akan menjaga kondisi bumi buat tetap segar. Jika saja tumbuhan sampai terganggu kehidupannya maka dipastikan keadaan bumi akan menjadi sangat panas.
Lantas, apa nan terjadi dengan manusia nan berhubungan dengan lingkungan alam nan ada di bumi ini? Tentu sangat besar sekali peran manusia sebagai pelaku primer dalam menjaga holistik isi bumi. Manusia ialah makhluk kreasi Tuhan nan paling paripurna di antara makhluk lainnya. Untuk itu, manusia dapat berbuat apa saja, antara menjaga dan merusak.
Kehadiran manusia sebagai aspek nan paling primer dalam menjaga ekosistem makhluk hayati lainnya bagaikan dua sisi mata uang. Terkadang manusia dapat sangat membantu, namun tak sporadis manusia juga datang sebagai pengganggu.
Untuk menjaga kelestarian alam sekitar, termasuk di dalamnya hewan dan tumbuhan, manusia membuatkan semacam loka penangkaran. Ada nan disebut dengan hutan raya dan ada pula nan disebut dengan kebun binatang. Kedua loka tersebut ialah loka nan difungsikan sebagai pelestarian hewan dan tumbuhan. Jika hal itu tak dilakukan maka akan banyak hewan dan tumbuhan nan hancur sebelum waktunya.
Mengenalkan Anak dengan Lingkungan Alam
Mengenai pelestarian ini bahkan telah digalakkan oleh pemerintah di berbagai tempat, termasuk di Indonesia. Bagusnya lagi, pelestarian tersebut sudah dikenalkan sejak dini kepada anak-anak. Hal itu ialah tindakan nan sangat dibutuhkan sebab peran anak-anak di masa nan akan datang sangat berpengaruh. Ketika masa kanak-kanak sudah diajarkan buat mencintai lingkungan sekitar maka bukan tak mungkin hal itu akan terus berlanjut hingga dewasa kelak.
Pemerintah telah membuat program buat menghijaukan rumah sebagai loka tinggal nan lingkungannya kecil. Selain itu, pola ajar bagi anak buat menanam pohon di halamannya ialah langkah nan sangat bagus. Hal itu rupanya tak terjadi di lingkungan rumahnya saja, melainkan di sekolah-sekolah pun turut diberlakukan.
Lingkungan alam nan dijaga dan diperhatikan oleh anak-anak dipastikan akan berumur panjang. Ketika anak-anak menanam satu buah pohon setiap harinya maka jika satu sekolah melakukan penanaman, akan sangat banyak pohon nan tumbuh di masa depan. Seperti kita tahu bahwa pohon akan bisa menyerap CO2 dan menghasilkan O2.
Begitu pun dengan hewan, anak-anak perlu dikenalkan kepada makhluk nan satu ini. Untuk melakukan hal itu, anak-anak dapat diajak ke kebun binatang. Di sana terdapat banyak hewan beserta klarifikasi bagaimana cara melestarikannya. Hal itu sangat perlu dilakukan agar anak-anak tak mudah mengucilkan hewan ketika sedang bersamanya. Selain itu, ajari juga anak-anak buat menyayangi hewan.
Mempunyai sikap seperti itu akan bisa memanjangkan usia dari hewan tersebut. Saat si anak sudah menyayangi hewan tersebut maka di masa nan akan datang kecil kemungkinan si anak akan menyiksa hewan-hewan sekitar. Peran orangtua dalam melakukan hal itu patut diperhatikan sebab semua itu bergantung kepada anak-anak sebagai generasi penerus.
Jangan Rusak Lingkungan Alamku!
Sekarang, sepertinya alam sekitar sudah tak bersahabat lagi dengan manusia. Sesungguhnya bukan hal itu nan terjadi, namun manusia nan tak mau bersahabat dengan alam. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kejadian nan disebabkan oleh ulah manusia dan menyebabkan alam menjadi murka.
Banyak sekali musibah nan berhubungan dengan alam nan terjadi di beberapa wilayah, khususnya di Indonesia. Mulai dari banjir, kebakaran, kepunahan hewan-hewan, pembalakan liar, hingga biota bahari nan tercemar. Semua itu sebagian besar ialah diakibatkan oleh ulah manusia.
Manusia memang memiliki sifat serakah nan seakan-akan tak pernah puas dengan apa nan telah dimiliki. Ketika memiliki banyak uang maka manusia nan tak bertanggung jawab akan merusak lingkungan alam dengan melakukan penebangan liar di hutan. Hasil tebangan tersebut akan dipakai buat laba manusia semata.
Hal itu dipastikan akan menyebabkan banyak kejadian jelek menimpa, di antaranya kebakaran, mudah banjir, hingga beberapa hewan nan berhabitat di sana akan kekurangan makanan serta loka tinggal.
Beberapa waktu ke belakang bahkan telah terjadi kejadian nan sangat memilukan nan terjadi di Kalimantan.
Di hutan tersebut banyak orang utan nan sengaja dimusnahkan hanya sebab telah memasuki areal hutan nan telah dimiliki oleh salah seorang pengusaha. Melihat hal itu maka stabilitas ekosistem hewan-hewan akan dengan cepat berkurang.
Siapa nan tak mengetahui dengan kejadian nan menimpa ibukota Jakarta setiap tahunnya di musim penghujan? Banjir besar hampir dipastikan akan menggenangi sebagia besar wilayah tersebut. Lingkungan alam Jakarta nan sudah mulai rusak telah terjadi di sana sini. Mulai dari banyaknya pembangunan gedung-gedung bertingkat dengan tak memperhatikan tata letak dan huma resapan.
Selain itu, Norma masyarakatnya nan sering membuang sampah bukan pada tempatnya. Terutama bagi mereka nan tinggal di kawasan bantaran sungai maka dengan sangat mudahnya membuang sampah ke sungai. Hal itu tentu saja akan menyebabkan penyumbatan di sungai. Maka bukan hal aneh lagi jika Jakarta akan dengan mudahnya terserang banjir.
Global Warming Dapat Terjadi dengan Cepat
Isu nan hangat di media sekarang ini ialah dekatnya bumi dengan dunia warming. Dunia warming merupakan kondisi saat alam mengalami suhu terburuk sebab hilangnya penghijauan. Hal ini ternyata sudah terjadi di beberapa wilayah, meskipun baru disebut sebagai gejala.
Di Indonesia sendiri lingkungan alam sudah mulai tak stabil. Tengok saja siklus suhu udara nan sering berpindah-pindah tak sinkron pola. Musim nan tak sinkron dan terjadi dengan banyaknya perubahan. Musim hujan nan tak dapat diprediksi, begitu pun dengan musim kemarau. Lapisan es nan sudah mulai mencair belum pada waktunya.
Melihat hal ini tentu sudah sangat mengkhawatirkan. Kondisi bumi nan sudah tak teratur dan menyebabkan kehidupan makhluk nan terdapat di dalamnya menjadi tak menentu. Para ahli dari BMKG seluruh global mengimbau kepada seluruh manusia buat semakin peduli terhadap kondisi bumi. Jika hal itu dibiarkan maka bukan tak mungkin dunia warming nan ditakutkan akan semakin menjadi kenyataan.
Setelah melihat keburukan nan akan terjadi pada lingkungan alam ini maka peran manusia akan sangat dinantikan. Kita dituntut buat dapat menjaga dan melindungi kondisi alam agar dapat bertahan dalam waktu nan lama.
Tuhan menciptakan bumi ialah buat dimanfaatkan dan dilindungi. Namun, apa nan terjadi? Manusia banyak “memanfaatkan” limpahan karunia Tuhan ini dengan tak semestinya. Banyak nan menggunakannya hanya buat kepentingan pribadi semata. Tanpa berpikir bahwa apa nan sudah dilakukan akan berdampak sangat jelek bagi kondisi alam ini.
Sekali lagi, bukalah hati kita buat dapat menjaga bumi ini. Hal itu dapat dilakukan dengan banyak cara. Cara minimal nan dapat dilakukan oleh siapa saja dan tak akan menyita waktu nan banyak, yakni dengan menghijaukan lingkungan alam kita. Minimal hijaukan lingkungan rumah kita dengan memperbanyak tanaman. Jika setiap individu dapat bersikap seperti itu maka bumi kita akan terus berputar dengan memperlihatkan keindahannya.
Artikel lingkungan alam seperti di atas benar-benar dapat menambah kecintaan Anda pada lingkungan. Semoga.