Penyiapan Bahan Tanaman (Bibit)
Tujuan primer dari budidaya tanaman tebu tentunya ialah buat mendapatkan hasil nan maksimal, bukan? Jadi, jangan sekali-kali memutuskan buat melakukan budidaya apapunn, termsuk tebu, jika pengetahuan pembaca mengenai teknik budidaya pembaca masih minim. Perlu pengetahuan nan mumpuni menganai segala hal nan berkaitan dengan budidaya agar apa-apa nan kita lakukan akan menghasilkan, bukan malah mendapatkan rugi.
Nah, pada kesempatan ini, penulis akan membagikan sedikit pengetahuan tentang tata cara atau teknik budidaya tanaman tebu nan biak. Pemahaman mengenai bahasan ini sekiranya cukup buat dijadikan kapital melakukan budidaya. Anda penasaran, bukan? Berikut ini ialah pembahasan lengkapnya. Simak.
Syarat Tumbuh Tanaman Tebu
Pertumbuhan dan produksi tebu nan baik salah satunya sangat dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh serta bibit nan unggul. Tanaman tebu membutuhkan beberapa syarat agar dapat ttumbung dengan baik. Adapun syarat tumbuh tanaman tebu ini sangat berkaitan erat dengan keadaan iklim dan keadaan tanah. Bagaimana keterkaitan antara tanaman tebu dengan keadaan iklim dan tanah ini? Berikut ialah gambarannya.
1. Keadaan Iklim
Daya adaptasi tanaman tebu terhadap iklim cukup luas. Tanaman tebu bisa tumbuh dengan baik di daerah nan beriklim panas (tropis) dan iklim sedang (subtropis) nan terletak di antara 39-40 derajat lintang utara (LU) dan antara 35-38 derajat lintang selatan (Ls). Pada umumnya pertumbuhan dan produksi tebu nan tinggi bisa dicapai di daerah nan beriklim tropis.
2. Keadaan Tanah
Hampir semua jenis tanah pertanian cocok buat tanaman tebu. Namun, indikator di beberapa daerah sentrum asal tanaman tebu, jenis tanah nan paling baik ialah tanah alivial, mediteran, podsolik, dan tanah regosol.
Tanah aluvial ditandai dengan rona kelabu samapi kecoklatan. Teksturnya liat atau liat berpasir, stukturnya pejal, produktivitas tanah rendah sampai tinggi. Tanah mediteran mempunyai solum agak tebal, rona tanah coklat sampai merah, teksturnya lempung sampai liat, struktur gumpal hingga gumpal bersudut, reaksi tanah agak asam sampai netral (pH 6 -7,7), dan produktivitasnya sedang hingga tinggi.
Tanah pedsolik mempunyai solum agak tebal, warnanya merah hingga kuning, teksturnya lempung berpasir, strukturnya gumpal, reaksi tanah masam sampai masam (pH 3,5 - 5), dan produktivitsnya rendah hingga tinggi. Tanah regosol mempunyai ciri berwarna kelabu atau coklat kekuningan sampai putih, teksturnya pasir sampai lempung berdebu, strukturnya lepas, reaksi kimia agak masam, mudah merembeskan air, dan produktivitasnya rendah.
Berdasarkan kriteria jenis tanah di atas, jelaslah bahwauntuk budidaya tanaman tebu diperlukan tanah nan tak terlalu kering, tetapi juga tak terlalu basah, sehingga diperlukan drainase dan pengairan. Jenis tanah nan paling baik buat tanaman tebu adalaha tanah lempung kapur nan dalam, lempung berpasir, dan pasir berlempung. Hal krusial lainnya ialah tanahnya subur, gembur, banyak mengandung senyawa organik, pH-nya netral, serta aerasi dan drainasenya baik.
Penyiapan Huma (Pengolahan Tanah)
Penyiapan huma buat tanaman tebu dibedakan ke dalam dua pola, yakni pola bajak dan pola reynoso. Pengolahan tanah pada pola bajak diawali dengan pengolahan tanah secara keseluruhan, yakni seluruh huma dibajak, kemudian dibuat semacam saluran-saluran. Lapisan olah tanahnya nisbi dangkal, yakni sekitar 20 cm. pengolahan tanah dengan pola bajak biasanya dilakukan pada tanah kering dan ringan. Semua areal tanah dibajak agar menjadi gembur.
Sementara pengolahan tanah dengan menggunakan pola reynoso diawali dengan membuat got-got atau saluran-saluran, kemudian mengolah tanah hanya dilakukan pada loka nan akan ditanami bibit tebu, yakni berbentuk cemplongan. Lapisan olah tanah dalam pola ini cukup dalam, yakni sekitar 40 cm. Pengolahan tanah dengan pola reynoso biasanya dilakukan pada tanah nan mengandung kadar air banyak, misalnya pada huma bekas menanam padi sawah.
Penyiapan Bahan Tanaman (Bibit)
Pada prinsipnya tanaman tebu bisa diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif dengan biji hanya dilakukan dalam skala penelitian, yakni melalui pemuliaan tanaman, seleksi, dan persilangan atau hibridasi buat menghasilkan varietas baru.
Perbanyakan tanaman nan banyak dipraktikkan di lapangan ialah secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.
Secara umum, mekanisme pembibitan tanaman tebu meliputi 4 macam kebun bibit (KB), yakni sebagai berikut.
- Kebun Bibit Pokok (KBP); merupakan bibit pemulia nan berasal dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).
- Kebun Bibit Nenek (KBN); merupakan bibit pemulia nan berasal dari keturunan KBP.
- Kebun Bibit Induk (KBI); merupakan bibit turunan dari KBN.
- Kebun Bibit Dataran (KBD); merupakan bibit tebu turunan dari KBI buat disebarluaskan ke kebun Tebu Giling (KTG).
Penanaman Tebu
Waktu penanaman tebu di huma sawah nan paling baik ialah di awal musim kemarau, sedangkan penanaman di huma kering pada awal musim hujan. Hal terpenting nan harus diperhatikan dalam penentuan waktu tanam ialah ketersediaan air nan mencukupi pada fase awal pertumbuhan bibit tebu, baik persediaan air hujan maupun dari irigasi.
Pada waktu pengolahan tanah sebaiknya telah disiapkan loka menanam dalam bentuk cemplongan atau larikan. Selanjutnya, bibit tebu ditanam dalam larikan atau cemplongan dengan jeda tanam antara 35 - 50cm. Cara penanaman tebu saat musim kemarau dan musim hujan jelas berbeda. Pada musim kemarau, bibit sebaiknya ditanam sedalam 1-3 cm di bawah permukaan tanah agar bibit tak kering atau wafat dampak terkena sinar matahari.
Sementara pada musim hujan, bibit tebu ditanam di atas tanah atau setengah bagian bibit ditutup tanah. Apabila bibit seluruhnya ditanam di dalam tanah atau tanah guludan nan masih basah menutup bibit tebu dampak hujan, maka bibit tebu akan mudah busuk.
Pada tanah nan selalu basah, penanaman harus diatur dengan cara mengisi tanah sebanyak mungkin pada lubang tanam. Atau tanah kasuran dibuat setinggi tanah asal. Jika keadaan masih tetap basah, maka penanaman harus ditunggu sampai tanah menjadi kering.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dalam budidaya tanaman tebu pada prinsipnya ialah buat mengusahakan agar tanaman bisa tumbuh dengan subur, banyak anakan, dan mendapat rendemen gula nan tinggi. Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi menyiram, menyulam, menyiang, membumbun, memupuk, dan kletekan
1. Penyiraman
Penyiraman biasanya dilakukan menurut kebutuhan tanaman dan bergantung pada keadaan air tanah. Prinsipnya pengairan perlu dilakukan tiap usai pemupukan atau paling lama 3 hari setelah pemupukan.
2. Penyulaman
Penyulaman bertujuan buat mengganti tanaman nan rusak atau wafat dan menjaga agar huma tak terlalu banyak nan kosong. Penyulaman sebaiknya disesuaikan dengan umur tanaman nan sama.
3. Penyiangan
Menyiang pada prinsipnya ialah membuang rumput-rumput liar atau tumbuhan pengganggu lainnya di sekitar lahan. Cara penyiangan nan paling generik dilakukan ialah dengan cara mengored atau mencangkul tanaman liar atau gulma tadi.
4. Pembumbunan
Membumbun ialah proses menimbunkan tanah pada jolangan atau turun tanah pada lubang tanam tebu. Pembumbunan dilakukan cukup 2 kali, yakni pada saat tanaman berumur 1,2 – 2 bulan dan pada waktu tanaman berumur 5 -6 bulan.
5. Memupuk
Pemupukan nan tepat pada tanaman tebu didasarkan atas hasil analisis tanah dan analisis tanah di laboratorium. Apabila tak tersedia data analisis, pemupukan bisa berpedoman pada anjuran atau rekomendasi dari P3GI.
6. Kletekan
Kletekan ialah pekerjaan membuang daun-daun kering dan daun-daun tua nan sudah menguning dan sobek-sobek pelepah daunnya. Kletekan biasanya dilakukan 3 kali, yakni pada waktu akan dibumbun terakhir, dan 2 kali setelah pembumbunan terakhir.
Nah, itulah beberapa teknik budidaya tanaman tebu nan baik. Jika semnua teknik tadi sudah dijalankan, maka hasil nan akan didapat dari budidaya tebu Anda akan maksimal. Semoga.