2. Perumusan Hipotesis

2. Perumusan Hipotesis

Metode ilmiah suatu cara nan ditempuh oleh ilmuwan buat memecahkan masalah nan dihadapi. Dalam melakukan penelitian (baik penelitian ilmu sosial, ekonomi, IPA dsb) perlu dilakukan langkah-langkah metode ilmiah . Langkah-langkah metode ilmiah perlu dilakukan sebab penelitian tersebut bersifat ilmiah, dan harus dapat tersusun secara sistematis, objektif, dan terfokus pada bahasan penelitian.



Apa Itu Metode Ilmiah

Metode ilmiah ialah cara memperoleh pengetahuan melalui percobaan. Hal ini dirancang buat membatalkan bias manusia nan baku dalam penalaran dengan mendorong reproduktifitas, dan cross-checking. Para ilmuwan membentuk hipotesis, atau dugaan, tentang aspek dunia, kemudian mengujinya melaui langkah-langkah metode ilmiah salah satunya dalam bentuk percobaan. Percobaan ini harus mudah direproduksi, sehingga para ilmuwan lain bisa men cross-check data. Setelah pengujian menyeluruh, hipotesis bisa didukung atau bertentangan dengan data.

Ketika tubuh hipotesis pelengkap terbukti benar, metode bisa diintegrasikan ke dalam semacam "meta-hipotesis" disebut teori. Teori-teori tak pernah bisa dibuktikan absolut benar, dan menurut para ilmuwan, tak bisa. Di sinilah para ilmuwan bertentangan dengan teis dan spiritualis, nan percaya bahwa melalui doa atau meditasi orang bisa mengakses kebenaran mutlak. Menurut metode ilmiah, teori tak ada nan suci, dan bahkan jika ribuan eksperimen mendukungnya, kita masih dapat membuktikannya salah.

Jika teori ini sangat baik dan bisa dikonfirmasikan selama periode waktu nan panjang dan diambil buat diberikan di antara sebagian besar masyarakat ilmiah, ia memperoleh status hukum alam atau hukum fisik. Hukum-hukum fisika, seperti "gravitasi membuat semuanya jatuh" ialah tentang sebagian cara berdekat dengan kepastian nan absolut bahwa kita bisa memperoleh tinjauan tentang alam semesta. Sebagai teori, teori-teori realitas terutama padat, membuat prediksi kuantitatif rinci tentang kenyataan di mana langkah-langkah metode ilmiah berusaha buat menjelaskannya. Sehingga, dapat cukup mudah buat membantah suatu langkah-langkah metode ilmiah jika metode tersebut tak memiliki daya prediktif.

Metode ilmiah berusia lebih dari seribu tahun, dbermula kembali ke karya Ibn al-Haytham (965-1039). Al-Haytham ialah seorang pelopor langkah-langkah metode ilmiah sejati, sehingga beliau terkadang disebut sebagai "ilmuwan pertama," nan menemukan metode ilmiah dan memberikan kontribusi signifikan terhadap lebih dari selusin bidang ilmiah, terutama optik.

Metode ilmiah tak tepat didefinisikan, tetapi hampir semua ilmuwan setuju bahwa langkah-langkah metode ilmiah melibatkan perulangan dari empat langkah berikut: Karakterisasi (observasi dan definisi), hipotesis, prediksi, dan eksperimen buat menguji semua bagian sebelumnya dari urutan. Metode ilmiah bukan resep ketat, tetapi teknik cair atau fluid buat mengungkap kebenaran.

Menerapkan Metode Ilmiah

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa metode ilmiah ialah cara memperoleh pengetahuan melalui percobaan. Hal ini dirancang buat membatalkan bias manusia baku dalam penalaran dengan mendorong reproduktifitas dan cross-checking. Pemecahan masalah ialah alasan buat penyelidikan ilmiah, dan membentuk inti dari itu. Sebuah percobaan nan khas dimana seorang ilmuwan menggunakan keterampilannya, proses dan langkah langkah metode ilmiah akan membuka kemungkinan jawaban nan runut dapat dipertanggungjawabkan. Nah, jawaban itu berasal dari pertanyaan-pertanyaan eksklusif nan mengikuti standara dari proses berikut ini :



1. Perumusan Masalah

Perumusan masalah ialah langkah-langkah metode ilmiah nan menuntut klarifikasi mengenai apa nan akan kita teliti? Mengapa masalah itu perlu diteliti? Bagaimana masalah itu diteliti? Singkatnya: Apa? Mengapa? Bagaimana?

Berikut contoh beberapa permasalahan nan dapat diambil menjadi salah satu penelitian.

  1. Apa penyebab terjadinya hama pada tanaman?
  2. Mengapa tanaman akan wafat jika tak diberi pupuk, namun jika diberi pupuk akan tumbuh subur?
  3. Bagaimana tanaman melakukan proses fotosintesis?

Setelah selesai melakukan perumusan masalah, buatlah tujuan dari penelitian, tujuan penelitian ialah hasil nan diinginkan dari penelitian.



2. Perumusan Hipotesis

Rumusan masalah diperoleh melalui pengamatan, maka langkah selanjutnya ialah melakukan hipotesis. Hipotesis ialah jawaban sementara atau dugaan terhadap masalah nan akan diteliti. Walaupun bersifat dugaan, hipotesis harus rasional. Hipotesis dapat didapatkan dengan melakukan uji coba.



3. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ialah rancangan nan berisi tentang planning atau hal-hal nan harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah penelitian. Jenis penelitian dapat berupa:

  1. Deskriptif, yaitu penelitian nan memberikan citra nan sistematis, faktual dan seksama mengenai fakta dan sifat nan objektif mengenai masalah nan diangkat dalam penelitian.
  1. Eksperimental, yaitu penelitian nan menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding disebut juga kelompok control, kelompok control ini nan nantinya akan menjadi pembanding kelompok percobaan.

Dalam rancangan penelitian terdapat beberapa faktor nan harus diperhatikan peneliti, yaitu:



a. Variabel penelitian

Variabel dalah faktor nan mempengaruhi hasil penelitian. Variabel memiliki beberapa jenis, di antaranya:

  1. Variabrel Bebas, ialah variable nan tak terikat, nan sengaja menerima perlakuan atau sengaja dirubah dan bisa mengalami perubahan dengan pola teratur.
  1. Variabel Terikat, ialah variable nan mengalami perubahan dengan pola nan teratur. Variabel terikat dipengaruhi oleh variable bebas.
  1. Variabel Kontrol, ialah variabel nan digunakan sebagai pembanding dan tak mengalami perlakuan atau tak diubah selama penelitian


b. Populasi

Populasi ialah kumpulan objek penelitian. Objek penelitian bisa berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain.



4. Aplikasi Penelitian

Memasuki termin aplikasi penelitian perlu melakukan persiapan nan bisa diwujudkan dengan membuat rancangan penelitian. nan harus dipersiapkan dalam tahapan ini, diantaranya alat, bahan, tempat, waktu, dan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data di antaranya adalah:



a. Pencatatan

Dalam aplikasi pengambilan data, hasil penelitian dicatat sebagai data. Data dapat diperoleh dengan dua cara; Data kualitatif; ialah data nan diperoleh dari pengamatan data Kuantitatif, ialah data nan diperoleh dari pengukuran sehingga bisa diperoleh angka-angka.



b. Pengolahan data

Data nan sudah tercatat, dapat diolah dalam bentuk tabel, bagan, grafik. Pengolahan data menjadi tabel, bagan dan grafik bisa memudahkan peneliti dan orang lain dalam membaca dan memahami penelitian.



c. Menarik kesimpulan

Setelah pengolahan data selesai maka kita bisa mengetahui hipotesis nan dibuat, apakah sinkron atau tidak. Baru kemudian menarik kesimpulan, dan bisa diketahui apakah konklusi nan sudah dihasilkan tersebut bisa mendukung hipotesis atau bertolak belakang dengan hipotesis.



5. Laporan Penelitian

Setelah langkah dalam metode penelitian sudah selesai maka hasil penelitian harus disusun dalam bentuk laporan penelitian dengan baik dan sistematis. Sistematika laporan penelitian disusun seperti berikut.:

  1. Pendahuluan atau latar belakang masalah
  2. Kajian pustaka
  3. Metode penelitian
  4. Hasil dan restriksi penelitian
  5. Kesimpulan dan saran, dan ini merupakan epilog dari langkah langkah metode ilmiah.


Tidak Semata Metode Ilmiah

Ada dua jenis teknik penelitian: melalui langkah langkah metode ilmiah, dan nan kedua melalui studi sejarah. Tujuan dari kedua teknik ini menggunakan pendekatan logis buat mendapatkan informasi tentang topik tertentu. Teknik penelitian bisa diterapkan buat berbagai masalah atau bidang penelitian. Teknik penelitian dasar didasarkan pada proses formal. Urutan nan tepat dari langkah tergantung pada subjek dan alasan buat penelitian. Setidaknya terdapat, delapan langkah nan sama buat penelitian baik dasar dan terapan.

Empat langkah pertama adalah: pembentukan, hipotesis definisi topik, konseptual dan definisi operasional. Pembentukan suatu topik biasanya diungkapkan sebagai pertanyaan. Pertanyaannya ialah umumnya dalam bidang keahlian peneliti. Hipotesis ialah teori nan diusulkan oleh peneliti, nan sering diungkapkan sebagai pertanyaan. Definisi konseptual dan operasional menyediakan cakupan dan fokus buat penelitian.

Empat langkah selanjutnya adalah: pengumpulan data, analisis, pengujian dan kesimpulan. Pengumpulan data, analisis dan langkah-langkah metode ilmiah melalui pengujian ialah jantung dari semua penelitian. Hal ini sangat krusial buat menggunakan sumber terpercaya, melakukan eksperimen, dan menguji hipotesis secara menyeluruh. Jika hasil pengujian tak mendukung hipotesis, penelitian ini tak gagal. Sebaliknya, hasil ini memberikan kesempatan buat meninjau kembali hipotesis dan pengetahuan baru diperoleh.