Kasus Pandemi
Tahun 2003 dan 2004 menjadi catatan krusial di negara-negara di global dengan terjadinya endemi flu burung nan berlangsung serentak di banyak negara. Jutaan unggas dan bintang ternak mati, tidak sedikit pula manusia nan akhirnya meninggal dampak penyakit virus flu burung. Latar belakang flu burung nan terjadi di banyak negara dan berlangsung secara pandemik menarik buat dipelajari.
Menurut catatan Organisasi Kesehatan Global (WHO) sekitar 23 orang meninggal dari 29 kasus nan terjadi pada manusia di Vietnam dampak penyakit ini. Begitu juga di Thailand, kasus meninggal mencapai 12 orang dari 17 kasus nan terjadi. Sedangkan di beberapa negara lain, seperti China ditemukan 3 orang tewas dari 7 kasus nan ada, Kamboja 4 orang meninggal, Turki 2 orang tewas. Di Hongkong, kasus ini malah muncul sebelumnya, yaitu pada tahun 1997, dengan jumlah meninggal 6 orang dari 18 kasus nan terjadi.
Penyebaran
Di Indonesia, latar belakang flu burung terjadi sekitar pertengahan tahun 2003 dan menjadi negara kelima di Asia nan terjangkit penyakit berbahaya ini setelah Hongkong, Vietnam, Thailand, dan Kamboja. Hingga tahun 2006, tidak kurang dari 139 kota pada 22 provinsi di Indonesia terjadi kasus flu burung. Sedangkan jumlah unggas atau ayam nan wafat mencapai hampir 15 juta ekor dan menimbulkan kerugian milyaran rupiah. Sedangkan kasus manusia nan meninggal tercatat 11 orang dari 16 kasus nan terjadi.
Flu burung atau avianze influenza ialah penyakit nan terjadi pada unggas nan disebabkan oleh virus tipe A dari strain atau jenis H5N1. Untuk virus influenza nan menyerang manusia sendiri ialah virus dari tipe B dan C. Di Indonesia, selama ini dikenal sejumlah penyakit unggas nan disebabkan oleh virus tidak kurang dari 12 jenis, bakteri 3 jenis, dan 1 jenis dampak parasit. Virus influenza tipe A dari family orthomyxomiridae ini umumnya menimbulkan gangguan pada pernafasan unggas.
Wabah pandemik flu burung nan terjadi di sejumlah negara, khususnya di Asia, diperkirakan dampak perpindahan atau migrasi jutaan burung dampak pergantian musim. Burung-burung nan terutama berasal dari Eropa dan Australia, dalam menempuh perjalanan ribuan kilometer, diperkirakan singgah di sejumlah kawasan.
Kasus Pandemi
Di Indonesia, wilayah nan ditengarai sebagai persinggahan migrasi burung itu ialah jalur pantai utara (Pantura), terutama di Kepulauan Rakit, Indramayu. Saat transit di kawasan inilah, burung-burung itu tinggal sekitar 2 bulan buat beristirahat, kawin, dan bertelur. Virus flu burung nan terbawa lewat kotoran burung-burung itulah nan diperkirakan menjadi latar belakang flu burung. Virus itupun menular secara berkaitan dengan mulut maupun melalui pernafasan, serta menyebar ke peternakan unggas terdekat. Apalagi Indramayu merupakan salah satu daerah di Indonesia nan paling rawan terjangkit penyakit mematikan tersebut.
Kasus pandemik penyakit flu burung nan menakutkan, tampaknya pernah pula terjadi pada tahun 1918. Saat itu penyakit flu Spanyol berjangkit secara serantak di berbagai belahan dunia, dan menjadi kasus endemi pandemik nan menakutkan. Hanya dalam waktu 6 bulan, penyakit itu merenggut tidak kurang dari 40 juta orang meninggal. Begitu juga dengan kasus pandemik flu nan serupa juga pernah terjadi pada tahun 1957 dan 1968 menyerang banyak negara. Pada kasus tahun 1957 itu sekitar 4 juta orang tewas, sedangkan pada tahun 1968 tercatat sebanyak 2 juta orang meninggal dunia.