Awal Dikenalnya Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial ialah jenis infeksi nan terjadi di tempat-tempat kesehatan, seperti rumah sakit, klinik kesehatan, dan loka wahana kesehatan lainnya. Tapi di rumah sakitlah biasa terjadi infeklsi nosokominal, bahkan di negara maju sekalipun seperti di Amerika Serikat.
Di negara ini sekitar 20.000 kematian setiap tahunnya gara-gara terinfeksi penyakit di dalam rumah sakit, niat ingin menyembuhkan diri dari penyakit malah justru ketambahan penyakit di rumah sakit pula.
Nama nosokomial ialah dari bahasa Yunani, dari kata "nosos" nan artinya ialah penyakit dan "komeo" nan artinya ialah merawat. Jadi nosokomion berarti loka buat merawat pasien atau rumah sakit.
Lalu pengertian Infeksi ialah proses dimana seseorang nan dalam keadaan rentan (susceptible) terkena pencaplokan agen patogen atau infeksius nan tumbuh, berkembang biak dan menyebabkan sakit. Jadi infeksi ini bisa diartikan sebagai infeksi nan terjadi di rumah sakit.
Beberapa dasa warsa ini telah dilakukan banyak penelitian buat mengetahui karena primer meningkatnya angka infeksi ini seperti nan terjadi di beberapa negara belehan global seperti Eropa dan Amerika kondisinya justru sangat memperihatinkan. Dan di negara-negara berkembang telah dilakukan berbagai upaya buat mencegah terjadinya jenis infeksi ini dengan melakukan peningkatan kualitas dan pelayanan pasien di rumah sakit.
Di Indonesia sendiri peraturan mengenai pelayanan rumah sakit telah tertuang dalam Kepmenkes no. 129 tahun 2008 tentang baku minimal pelayanan rumah sakit, termasuk semua bentuk laporan mengenai kasus nosokominal buat melihat sejauh mana rumah sakit melakukan penanganan terhadap jenis infeksi berbahaya ini.
Pasien nan sedang dalam proses perawatan di rumah sakit, baik dengan jenis sakit nan biasa atau luar biasa ialah seseorang nan tubuhnya dalam kedaan lemah. Dan bisa dipastikan akan terjadinya infeksi silang sebab kuman-kuman nan bertebaran di setiap sudut rumah sakit, dan juga virus nan menyebar dapat saja memasuki tubuh pasien nan sedang berobat atao sedang dirawat. Infeksi nan terjadi pada pasien nan sedang dirawat ini disebut dengan infeksi nosokomial.
Rantai Penularan Infeksi Nosokomial
Ketika seorang pasien nan tubuhnya dalam keaadan lemah dan sangat rentan, di sinilah awal terjadinya infeksi ini dikarenakan oleh sumber-sumber eksklusif seperti kuman-kuman, bakteri, dan virus. Sumber infeksi ini akan tertular pada pasien nan rentan dan akhirnya pasien akan mendapatkan sakit tambahan.
Diketahui bahwa siklus penularan infeksi ini berbentuk lingkaran atau terjadi secara berantai dari mulai penyebab infeksi, sumber infeksi, loka keluar, cara penularan, loka masuk, pejamu rentan, berlanjut pada loka keluar dan terus berputar.
Dari gambar rantai penularan infeksi ini didapatkan pola atau cara penularan nan mengakibatkan terjadinya infeksi. Pola-pola penularan nan diketahui ialah sebagai berikut:
1. Penularan secara kontak
Pola penularan ini terjadi sebab adanya kontak langsung, kontak tak langsung dan droplet. Kontak langsung dapat terjadi jika sumber infeksi berhubungan langsung dengan pasien, misalnya person to person. Kontak tak langsung ialah pola penularan nan membutuhkan mediator (benda tertentu).
Benda eksklusif ini nan telah terkontaminasi oleh infeksi seperti alat-alat medis. Hal ini terjadi sebab benda wafat tersebut telah terkontaminasi oleh infeksi mikroorganisme, misalnya kontaminasi peralatan medis dan peralatan nan lain, dari peristiwa itu dapat terjadi infeksi nosokomial.
2. Penularan melalui udara dan inhalasi
Jika ada mokroorganisme nan berukuran sangat kecil lalu mengenai pasien nan sedang dirawat dalam jeda nan cukup jauh melalui saluran pernafasan. Dan jika mikroorganisme itu ialah sel-sel kulit dari penderita TBC, maka juga akan terjadi infeksi nosokomial.
3. Penularan dengan mediator vektor
Pola penularan secara eksternal maupun internal pada pasien sehingga bisa menyebabkan infeksi. Penularan eksternal ialah pemindahan mekanis dari mikroorganisme nan menempel pada vektor, misal mikroorganisme nan dibawa oleh lalat.
Penularan internal ialah pola penularan melalui vektor dengan cara masuk kedalam tubuh vektor dan dapat menyebabkan perubahan biologis. Contohnya parasit malaria pada nyamuk, jika menggigit pasien maka dapat juga terjadi infeksi ini.
Awal Dikenalnya Infeksi Nosokomial
Melansir informasi dari TEMPO interaktif nan mengulas mengenai infeksi ini, dikatakan oleh menteri kesehatan pada hari senin, tanggal, bulan november, tahun 2011 bahwa salah satu penyebab kematian dan kesakitan di rumah sakit dan juga fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, penyebabnya ialah infeksi.
Dikatakan oleh menteri kesehatan bahwa risiko terinfeksi di rumah sakit merupakan masalah krusial dan telah menjadi perhatian dunia. Dan sebab infeksi ini terus meningkat hingga 40% di Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Walaupun begitu menteri kesehatan juga mengakui bahwa Indonesia belum melakukan usaha maksimal perihal pendataan ataupun survey tertentu.
Di global paramedik, pengetahuan mengenai infeksi ini telah dilakukan sejak tahun 1847 oleh seorang dokter nan bernama Ignaz Semmelweis nan bekerja di rumah sakit bagian kebidanan di Vienna, Austria. Singkat cerita telah terjadi peningkatan angka kematian pada paien nan dirawat di rumah sakit tersebut.
Lalu sang dokter memerintahkan para dokter nan lain dan juga para mahasiswa nan sedang melakukan pratek kedokteran buat mencuci tangan dengan larutan klorin terlebih dahulu sebelum melakukan pembedahan atau setelah melakukan pembedahan, alhasil angka kematian semakin berkurang.
Hal itu disebabkan sebab ternyata para mahasiswa nan sedang melakukan praktek setelah melakukan pembedahan pada mayat langsung menuju ruang pasien nan sedang dirawat di bangsal kebidanan. Sehingga menyebabkan terjadinya penularan bakteri dari mayat nan dibedah dan dibawa oleh para mahasiswa dan terjadilah infeksi.
Sebab lain ialah sebab tak melakukan sterilisasi terlebih dahulu sebelum melakukan praktek perawatan pada pasien. Setelah diketahui bahwa ada kenyataan infeksi di rumah sakit nan senyatanya telah menyebabkan bala tersendiri bagi global kesehatan. Menjadi tantangan paramedik buat segera melakukan pola penanggulangan pada infeksi ini agar tak terjadi lagi.
Pada tahun 1877, didirikanlah sebuah rumah sakit spesifik buat penyakit menular, dan ditemukannya sarung tangan lateks buat mencegah terjadinya penularan pada pasien di rumah sakit.
Pada tahun 1970, Departemen kesehatan Amerika perkumpulan mengeluarkan kebijakan tentang isolasi pasien nan mengidap penyakit menular, tapi hasilnya belum maksimal dikarenakan terlalu banyak menimbulka masalah baru.
Kemunculan HIV pada tahun 1985 ialah awal dari slogan kewaspadaan universal terhadap infeksi nosokomial ini dan mulai disosialisasikan kepada masyarakat global mengenai bahaya infeksi ini.
Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Nosokomial
Ada beberapa cara buat melakukan pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial ini. yaitu dengan menggunakan sarung tangan spesifik ketika melakukan pembedahan eksklusif pada pasien nan mengidap jenis penyakit menular, lalu dengan membersihkan tangan dengan larutan klorin setelah melakukan pembedahan, dan tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit.
Berikutnya pola pencegahan dengan melakukan isolasi kepada pasien nan mengidap penyakit menular. Pada awalnya pola pencegahan dengan isolasi mengalami mekanisme eksklusif nan diberlakukan kepada pasien, seperti harus melakukan tes khusus, jika pasien memenuhi syarat sinkron kategori nan telah ditentukan, maka harus dilakukan isolasi terhadap paien tersebut. Namun muncul hambatan ketika dilakukan tes penyaringan pasien nan akan dilakukan isolasi diantara kendalanya adalah:
- jumlah infeksi dan jenisnya terjadi peningkatan, jadi tes nan harus dilakukanpun semakin betambah, artinya semakin banyak pasien nan harus di isolasi.
- Terjadi kelambatan pada pemberitahuan hasil.
- Menghabiskan biaya nan besar jika semua pasien harus melalui tes saring isolasi.
- Adanya ketidakwaspadaan pada petugas nan melakukan pengetesan, sehingga kadang hasil tesnya negatif padahal pasien positif memiliki penyakit menular. Dan sebaliknya yaitu hasil positif palsu atau hasilnya negatif tapi dinyatakan positif
- Harus ada konseling spesifik mengenai apakah pasien bersedia atau tak buat di isolasi terutama buat HIV.
- Kendala nan lain adlah sulitnya menjaga kerahasiaan.
Waspada Universal Terhadap Infeksi Nosokomial
Dengan adanya jenis penyakit menular dan mematikan seperti HIV/AIDS, lahirlah kebijakan baru nan bernama kewaspadaan universal. Adalah kewaspadaan terhadap setiap cairan atau darah nan bisa menyebabkan terjadinya infeksi ini.
Kebijakan ini juga menitik beratkan kepada sumber-sumber dimana banyak terdapat kemungkinan terjadinya penularan infeksi, seperti loka layanan kesehatan, loka bersalin, rumah sakit, klinik, puskesmas, dan lainnya.
Berbagai bentuk benda dan loka nan harus di tandai dan diwaspadai dari mulai kegiatan nan paling beresiko nan biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan seperti menyuntik, melakukan pembedahan, kegiatan kedokteran gigi, persalinan.
Agar kewaspadaan universal terhadap infeksi ini berjalan dengan baik, di anjurkan kepada para petugas kesehatan buat tetap disiplin dalam kerja-kerjanya. Kedisiplinan nan harus diterapkan diantaranya adalah:
- Menyiapkan alat-alat medis nan beresiko penularan infeksi dengan baik seperti jarum suntik, pisau bedah dan lainnya.
- Membersihkan tangan setelah melakukan tindakan medis seperti pembedahan, perawatan luka, dan lainnya.
- Menggunakan alat pelindung atau masker nan sesuai.
- Pengelolaan sampah bekas peralatan medis seperti jarum injeksi buat disiapkan loka spesifik sebagai pembuangannya.
- Selalu rutin melakukan dekontaminasi, sterilisasi, dan juga disinfeksi.
- Terakhir ialah pengelolaan limbah dengan baik.
Kewaspadaan universal buat infeksi ini bukan saja di rumah sakit atau tempat-tempat pelayanan kesehatan, tapi juga berlaku di rumah-rumah hunian sebab penularan infeksi ini tak mengenal belas kasihan.
Siapa saja nan sedang mengalami kelemahan pada daya tahan tubuh, dan jika kebetulan ada sumber penularan dari virus, bakteri, atau kuman-kuman berbahaya dapat langsung menularkannya pada orang tersebut.
Maka sebagai manusia kita memang diharuskan buat tetap menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan kita agar tubuh dan jiwa kita tetap terjaga dari gangguan penyakit. Karena jika kita sudah terkena penyakit eksklusif terlebih jenis penyakit menular, dapat terjadi infeksi nosokomial terhadap orang-orang nan kita sayangi.