Profil Lion Air
Lion Airlines merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Indonesia nan dinilai memiliki peran krusial dalam perkembangan bisnis transportasi udara. Hal ini terutama jika mengingat taktik nan dilakukan perusahaan nan didirikan tahun 1999 ini mampu mengubah taktik bisnis nan diterapkan oleh maskapai lain nan sudah ada terlebih dahulu.
Salah satu taktik krusial nan dilakukan oleh maskapai Lion Airlines ialah menciptakan konsep low cost dalam tarif nan mereka tawarkan kepada konsumen. Taktik ini merupakan salah satu dari tiga konsep krusial nan diajarkan oleh ahli taktik dunia, Michael Porter.
Di dalam setiap kesempatan, Porter menjelaskan tiga kunci pokok buat dapat memenangkan persaingan usaha. Ketiga taktik tersebut ialah Fokus usaha, Unik atau differentiation , dan nan ketiga ialah cost leadership atau kerap diterjemahkan sebagai konsep low cost fare .
Selain masalah taktik harga, Lion Airlines juga dikenal di kalangan Asia. Hal ini sebab keberaniannya dalam menciptakan dua kelas penerbangan yaitu bisnis dan ekonomi dalam satu pesawat. Di kalangan pelaku usaha transportasi udara Asia, apa nan dilakukan oleh manajemen maskapai nasional ini merupakan sebuah konsep nan berani. Terutama jika mengingat sejarah perusahaan ini nan belum lama terjun di global penerbangan serta harga jual tiket pesawat nan sangat murah.
Layanan pengiriman konsisten, keselamatan dan keamanan ialah blok dasar dari segala sesuatu di Lion Air.
Sejak lepas landas pada tahun 2000, maskapai ini telah mengambil langkah signifikan dan dapat di bilang langkah maju dalam membawa konsep low fare fying buat lebih banyak penumpang di Asia. Perjalanan milestone atau tonggak mereka antara lain :.
- Lion Air ialah Ketua perdana dari Regional Asia Pasifik Aviation (ARA) semacam Konferensi Internasional diadakan di Singapura pada tanggal 19 November 2003. Menunjukkan keberhasilan perusahaan penerbangan itu dalam konsep low cost fare nya, Lion Air menjadi contoh bagi kesamaan operator murah dalam industri penerbangan internasional. Maskapai penerbangan ini juga dianggap sebagai pembawa kenyataan terbang murah di Indonesia.
- Lion Air mengumpulkan 'Best Brand Award 2004' dari SWA, sebuah majalah pemasaran terbit nan di Indonesia. Hasilnya ditabulasikan dari Spesialis Marketing Research (MARS) berdasarkan survei terhadap 6.000 orang di 5 kota besar di Indonesia. Lion Air memperoleh indeks 33,6% dengan potensi nama merek buat meningkatkan jumlah penumpang di masa depan.
- Lion Air dinobatkan sebagai maskapai resmi buat 'Miss Universe' dan 'Puteri Indonesia 2004'.
- Lion Air melepaskan pesawatnya, mengirim awaknya, serta para teknisi ke Myanmar buat membantu pendirian Myanmar Airlines.
- Lion Air ditugaskan sebagai maskapai penerbangan resmi buat "Miss ASEAN 2005 '.
- Lion Air ialah pelanggan peluncuran Boeing 737-900ER dan operator terbesar Boeing 737-900ER, anggota terbaru dari keluarga Next-Generation pesawat Boeing 737.
Sejarah Lion Airlines
Sebelum menjelma menjadi sebuah perusahaan penerbangan, pemilik Lion Airlines yaitu dua orang bersaudara Rusdi dan Kusnan Kirana sudah menjalankan bisnis biro perjalanan selama 13 tahun. Pengalaman di bidang wisata inilah nan kemudian menjadi inspirasi keduanya buat masuk ke jalur bisnis baru nan dianggap cukup menjanjikan, yaitu sektor transportasi udara tersebut.
Akhirnya pada pertengahan Oktober 1999 nama Lion Air sudah muncul secara badan hukum di Indonesia. Meski demikian, penerbangan perdana maskapai ini baru dilakukan pada tanggal 30 Juni 2000. Pesawat yan digunakan pada saat itu ialah sebuah Boeing 737-200. Sebagai pendiri sekaligus pemilik, Rusdi Kirana menduduki posisi sebagai direktur sekaligus presiden maskapai nan berdiri dengan kapital awal 10 juta dollar Amerika.
Selama lima tahun pertama melayani jasa penerbangan, maskapai nasional ini memiliki keistimewaan dibandingkan maskapai lokal lainnya. Hal ini terkait dengan posisinya nan berada di terminal 2F nan memudahkan penumpangnya buat melanjutkan perjalanan dengan tujuan ke luar negeri. Padahal, pada saat nan bersamaan, maskapai lokal lain hanya dapat mendarat di terminal 1A. Hal ini cukup memberikan gengsi tersendiri baik bagi Lion Airlines maupun penumpangnya.
Namun, dengan alasan keadilan akhirnya sejak tahun 2005 terminal embarkasi Lion Airline diubah di terminal 1A. Dan spesifik buat penerbangan menuju Sumatera, Batam, Palangkaraya serta Pangkalpinang menggunakan terminal 1B nan dimulai sejak 11 Oktober 2010. Sementara buat penerbangan internasionalnya, Lion Airlines diberi loka di terminal 2E.
Prestasi lain nan dimiliki oleh maskapai nasional ini ialah ketika terpilih menjadi maskapai pertama di global nan menggunakan pesawat terbaru Boeing berseri 737-900 ER. Secara keseluruhan, Lion sudah memesan sebanyak 178 unit. Namun kemudian sebanyak 12 unit di antaranya dialihkan menjadi Boeing 737-800. Selain kedua jenis pesawat tersebut. Maskapai nasional ini juga memiliki beberapa armada pesawat lain seperti Boeing 737-400, Boeing 747-400 serta armada dari pabrikan McDonnel Douglas, yaitu pesawat MD-90.
Sementara buat melayani jalur domestik khususnya di kawasan pula-pulau kecil, perusahaan ini memiliki 12 pesawat jenis ATR 72 -500 nan dikelola oleh anak perusahaan mereka, yaitu Wings Air. Untuk memperkuat jalur domestik mereka, Lion sudah merencanakan buat memesan 18 pesawat ATR pula.
Sepanjang berdirinya, maskapai ini sudah melakukan beberapa kali grounded pesawat atau menghentikan penerbangan pesawat. Jenis pesawat nan dihentikan penerbangannya paling banyak berjenis MD-82 dari perusahaan McDonnel Douglass. Selain itu, Lion juga sudah melakukan grounded buat 1 pesawat Boeing 737-200 serta 1 Airbus A310-300. Spesifik buat seri MD-82, pesawat ini digrounded mengingat banyak insiden kecelakaan nan dialami oleh pesawat ini. Akhirnya buat memberikan kenyamanan dan ketenangan penumpang, manajemen memutuskan menghentikan operasional pesawat tersebut.
Insiden Kecelakaan Lion Airlines
Meski belum lama berdiri, namun maskapai ini memiliki tragedi nan cukup panjang. Tercatat, sudah 18 kali insiden nan melibatkan pesawat Lion Airlines terjadi. Baik itu nan memakan korban jiwa maupun tidak. Hal ini menjadikan salah satu pertimbangan sebagian konsumen buat memilih maskapai ini sebagai alat transportasi mereka.
Catatan kecelakaan nan dialami oleh maskapai ini ialah :
- 14 Januari 2002, Boeing 737-00 dengan register PK LID 386 gagal terbang dan terjerembab di Bandara Sultan Syarif Kasim II. 7 orang patah tulang dan terluka.
- 31 Oktober 2003, MD-82 penerbangan 787, keluar jalur saat landing di Bandara Hasanuddin, Makasar.
- 3 Juli 2004 pesawat MD-82 tak paripurna saat mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang.
- 30 November 2004, Pesawat MD 82, tergelincir dan patah di Bandara Adi Soemarmo Solo. 26 orang dinyatakan tewas.
- 10 Januari 2005, pesawat MD 82 gagal lepas landas di Bandara Wolter Monginsidi sebab ban kempes.
- 3 Februari 2005 pesawat MD82 tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin.
- 12 Februari 2005, pesawat MD 82 tergelincir di bandara Selaparang, Mataram saat akan lepas landas.
- 6 Mei 2005 dan 24 Desember 2005 serta 18 Januari 2006, pesawat MD 82 mengalami pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin.
- 4 Maret 2006 pesawat MD 8 tergelincir di bandara Juanda, Surabaya.
- 7 April 2006, Pesawat MD 82 gagal terbang di Bandara Sultan Syarif Kasim sebab kerusakan roda belakang.
- 24 Desember 2006, pesawat Boeing 737-400 tergelincir di bandara Hasanuddin
- 19 Maret 2007, pesawat MD 82 gagal terbang di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
- 23 Februari 2009 pesawat MD 90 mendarat darurat di Bandara Hang Nadim, Batam.
- 9 Mei 2009, pesawat MD 90 tergelincir di bandara Soekarno Hatta
- 3 November 2010, Boeing 737-400 tergelincir di bandara Supadio, Pontianak
- 14 Februari 2011, Boeing 737-900 ER tergelincir di bandara Sultan Syarif Kasim II.
- 15 Februari 2011 Boeing 737-900 ER tergelincir di Pekanbaru
- 17 Februari 2011 Boeing 737-900ER menabrak pesawat Lion lain saat sedang didorong menju parkir.
Profil Lion Air
Lion Air merupakan perusahaan penerbangan pertama di Indonesia nan mengusung konsep penerbangan murah. Berawal dari bisnis biro perjalanan dengan nama Lion Tour, sang pemilik yakni Kusnan dan Rusdi Kirana berekspansi merambah bisnis penerbangan. Dan pada tahun 2000, Lion Air secara resmi terbang perdana dengan rute domestik.
Kehadiran Lion Air di kancah bisnis penerbangan Indonesia, sempat menggemparkan masyarakat. Mengingat, tarif nan diusung nisbi murah jika dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya. Hal ini sinkron dengan slogan nan diusung oleh perusahaan tersebut yakni, make people fly.
Strategi Lion Air dalam mencapai harga murah di antaranya dengan memangkas biaya-biaya nan tak terlalu perlu. Seperti ongkos cetak tiket pesawat nan diganti selembar kertas biasa dan juga meniadakan jatah snack kepada penumpang.
Sebab, manajemen berpikir buat jeda pendek, penumpang tak terlalu memerlukan snack sebab waktu tempuh nan singkat.
Kecelakaan Pesawat Lion Air
Di balik murahnya harga tiket nan ditawarkan, Lion Air juga memiliki serangkaian kisah buruk. Di antaranya berbagai peristiwa kecelakaan nan menimpa pesawat Lion Air. Terhitung sejak beroperasi hingga tahun 2010 tercatat 16 kasus nan melibatkan pesawat Lion Air. Baik kecelakaan nan menelan korban jiwa atau tidak.
Peristiwa kecelakaan terbesar menimpa Lion Air pada tanggal 30 November 2004. dalam peristiwa tersebut, pesawat MD 82 Douglas dengan nomor penerbangan 538 PK-LMN milik Lion Air, tergelincir hingga keluar dari bandara saat hendak mendarat di tengah cuaca hujan dan angin nan kencang di bandara Adi Sumarmo Solo.
Dalam peristiwa tersebut, korban jiwa tercatat 26 orang. Terbesar dalam sejarah kecelakaan nan menimpa Lion Air. Salah satu tudingan penyebab kecelakaan ialah pesawat nan sudah terlalu tua.
Pesawat Lion Air
Untuk menciptakan image positif di mata masyarakat, Lion Air akhirnya membuat keputusan buat membeli beberapa pesawat baru. Pesawat nan dipilih bukan lagi milik pabrikan dari Mc Donald Douglass seperti nan sering mengalami kecelakaan.
Pesawat nan dipilih ialah protesis Boeing nan sudah sangat akrab dengan konsumen pesawat Indonesia. Dari 54 jenis pesawat nan dimiliki, 49 di antaranya ialah produksi Boeing dari berbagai type.
Bahkan, Lion Air termasuk salah satu pengguna pertama di global buat type pesawat Boeing 737-900ER. Saat ini Lion sudah memiliki 37 pesawat type tersebut dari total pemesanan 178 pesawat.
Strategi Lion Air
Keputusan manajemen menggunakan taktik harga murah, sangat berdampak pada bisnis penerbangan. Persepsi bahwa transportasi udara ialah mahal, dipecahkan oleh Lion Air.
Akibatnya, perang tarif sempat terjadi dan bukan hanya menimpa pada global penerbangan. Alat transportasi darat pun turut terkena efek dari rendahnya harga tiket pesawat nan diawali oleh Lion Air.
Strategi nan dipilih oleh Lion ialah Cost Leadership . Yakni taktik nan bertujuan menciptakan efisiensi system, demi menghasilkan ongkos produksi nan murah. Komponen-komponen nan tak begitu vital, dipangkas atau digantikan dengan komponen subtitusi nan lebih murah namun memiliki fungsi sama.
Seperti pada tiket. Di mana pada maskapai penerbangan lain, model tiket dikesankan secara mewah melalui system pencetakan nan penuh warna. Sementara Lion justru menggunakan tiket nan hanya terdiri dari selembar kertas dan tak dicetak berwarna.
Dengan menggunakan system seperti ini, Lion mampu memberikan harga produksi nan lebih rendah dari maskapai lain. Sebab, ongkos cetak tiket pesawat menjadi jauh lebih murah, dan berimbas pada harga tiket pesawat nan dapat ditekan.