Potensi Alam Gorontalo

Potensi Alam Gorontalo

Provinsi Gorontalo terbilang provinsi muda di Indonesia, tepatnya provinsi ke-32 di Indonesia. Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi nan memiliki pesona alam luar biasa indahnya. Gorontalo memiliki potensi sumber daya kelautan sebagai sumber pemasukan primer daerah. Sebelum menyimak lebih jauh tentang Gorontalo, ada baiknya mari kita ulas sebentar tentang sejarah Gorontalo.



Gorontalo - Sejarah Singkat Gorontalo

Menurut lembaran sejarah, Gorontalo itu ada sejak 400 tahun nan lalu. Dahulu, Gorontalo antik itu awalnya berupa sebuah kota kerajaan, nan masa itu berdampingan dengan Kerajaan Makassar, Pare-pare, dan Bugis. Kerajaan Gorontalo nan berdekatan dengan laut, dipandang cukup strategis buat lalu lintas perdagangan laut.

Gorontalo nan berhadapan langsung dengan Teluk Tomini dan Bahari Sulawesi ini, merupakan alur pelayaran nan ramai dilalui oleh kapal layar niaga dari berbagai negara. Selain itu, Gorontalo dari zaman dahulu merupakan pusat penyebaran agama Islam buat Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku. Tepatnya pada tahun 1525, agama Islam masuk ke Gorontalo berkat jasa dari Raja Amay.

Sejarah mencacat bahwa di Gorontalo pernah terjadi peristiwa besar, yakni pemindahan ibu kota kerajaan dari Desa Huluwa ke Desa Dungingi, tercatat peristiwa pemindahan ibu kota terjadi pada tahun 1024 Hijriah. Namun, selang berapa tahun kemudian entah mengapa saat masa kekuasaan Sultan Botutihe, terjadi lagi perpindahan ibu kota, nan semula di Dungingi pindah ke Biawao.

Kekuasaan Gorontalo membawahi beberapa klan atau kerabat nan disebut Pohala'a nan tunduk terhadap raja. Raja Gorontalo membawahi lima pohala’a yakni: Atinggola, Boalemo, Suwawa, Limboto, dan Gorontalo. Di loka ibu kota nan baru ini, Gorontalo berkembang pesat hingga menjadi Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo nan dikepalai oleh Kepala Daerah menyerupai residen. Afdeling Gorontalo meliputi beberapa daerah kekuasaan seperti, Bolaang Mongondow, Buol ToliToli, dan Donggala.

Gorontalo ketika era kolonialisme Belanda masuk ke Nusantara sebagai aggressor , Gorontalo pun tidak lepas sebagai daerah sasaran invansi kompeni. Lantaran kompeni memandang Gorontalo sebagai daerah strategis. Di bawah pengaruh kolonialisme, pada tahun 1889 sistem pemerintah Kerajaan Gorontalo pun dirombak total dari monarki menjadi Rechtatreeks Besturl , istilahnya sebagai daerah kekuasaan kompeni.

Barang tentu kekuasan diganti oleh pejabat Belanda sebab selang beberapa tahun tepatnya 1911 struktur pemerintahan Rechtatreeks Besturl , diubah menjadi pemerintahan Afdeling . Semula daerah kekuasaan di bawah raja berjumlah lima Pohala'a , dirampingkan menjadi tiga saja. Tiga pohala’a ini berubah menjadi Onder Afdeling saja. Daerah Afdeling itu ialah Kwandang, Gorontalo, dan Boalemo.

Sembilan belas tahun setelah terjadi reformasi strukturisasi Rechtatreeks Besturl di Gorontalo, tepatnya pada tahun 1920 ternyata Onder Afdeling mengalami perubahan lagi dan diganti menjadi distrik. Dan jumlah distrik di Gorontalo bertambah menjadi lima. Perubahan ini didasari buat menambah area kekuasaan Belanda di Gorontalo. Lima distrik itu ialah distrik Boalemo, Gorontalo , Bone, Limboto, dan Kwandang.



Gorontalo Memasuki Era Kemerdekaan

Tanah Gorontalo menyimpan catatan sejarah unik tentang kemerdekaan Republik Indonesia. Ternyata tanah Gorontalo sudah merdeka dua tahun lebih awal ketimbang RI. Bayangkan, Gorontalo merdeka dari penjajah Belanda pada tahun 1942, sedangkan RI baru dideklarasi kemerdekaannya pada 1945. Kemerdakan Gorontalo tidak lepas dari jasa besar H. Nani Wartabone, putra orisinil Gorontalo nan ikut berperan aktif mewujudkan kemerdekaan Gorontalo.

Antara tahun 1942-1944 dibentuklah susunan pemerintahan independen. Setelah RI resmi terbentuk maka dengan sukarela rakyat Gorontalo bergabung dengan RI sebagai negara berdaulat. Setelah itu, H. Nani Wartabone ditetapkan sebagai pahlawan nasional nan berjasa ikut memerdekakan tanah gorontalo.

Indonesia memasuki era reformasi, nan menuntut agar daerah melakukan kebijaksanaan swatantra penuh. Tuntutan akselerasi pembangunan Indonesia Timur akhirnya mau tidak mau mengharuskan pemekaran daerah agar kemajuan lebih merata dan tertata secara adil.

Oleh sebab itu, berdasarkan UU No. 38 Tahun 2000, lahirlah Provinsi Gorontalo sebagai provinsi ke-32 di Indonesia. Provinsi muda ini membawahi lima kabupaten dan satu kotamadya Gorontalo sebagai ibu kota provinsi, yakni Kab. Pohuwato, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Gorontalo, Kab. Bone Bolango, dan Kab. Boalemo.

Setelah resmi menjadi provinisi maka diputuskanlah buat memilih dan mengangkat pejabat gubernur sebagai kepala pemerintahan taraf satu. Sebab waktu itu belum ada pejabat nan ditunjuk sebagai Gubernur Gorontalo. Saat itu, Tursandi Alwi dilantik sebagai pejabat gubernur sementara buat memimpin Provinsi Gorontalo.

Pemilihan gubernur digelar pertama kali di Gorontalo nan dimenangkan oleh Fadel Muhamad, seorang pengusaha nasional orisinil Gorontalo. Beliau bahkan menjabat gubernur sampai dua periode dan pada akhir 2009, kemudian Fadel Muhamad ditunjuk sebagai Menteri Kelautan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono.



Potensi Alam Gorontalo

Bumi Gorontalo merupakan perpaduan pegunungan dan hamparan bahari nan luas. Inilah karunia Allah Swt. nan tidak ternilai. Gorontalo menyumbang devisa dari sumber laut, hasil pertanian, dan perikanan darat. Berikut potensi alam nan dimiliki Gorontalo.

  • Kelautan Letak Provinsi Gorontalo. Berhadapan langsung dengan selat dan Bahari Sulawesi, menjadikan Gorontalo sebagai lumbung di Pulau Sulawesi. Untuk tahun 2009 saja total produksi tangkapan ikan bahari mencapai 66.717 ton. Ikan tuna dan cakalang menjadi produk unggulan hasil laut. Bayangkan setiap tahunnya nelayan Gorontalo mampu mendapat ikan tuna sampai 5.010 ton/ tahunnya.
  • Potensi pertanian Gorontalo. Sektor pertanian turut andil menyejahterakan masyarakat Gorontalo. Produk pertanian dari Bumi Gorontalo antara lain padi, kakao, palawija, dan sebagainya. Menurut catatan Badan Statistik Nasional, produksi Jagung di Gorontalo pada tahun 2009 dari mencapai 569.110 ton. Potensi kakao di Provinsi Gorontalo buat tahun 2010 mencapai 3.799 ton.


  • Potensi Pariwisata Gorontalo

    Gorontalo memiliki potensi alam nan luar biasa cantik. Ini merupakan peluang cerah bagi sektor pariwisata. Ada beberapa loka pariwisata menarik nan ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan asing, seperti Pantai Bumbulan indah, Danau Delo, dan lain sebagainya. Sayangnya sektor pariwisata masih belum tergarap optimal.



    Objek wisata di Gorontalo

    Ada beberapa loka menarik nan patut dikunjungi saat Anda melancong ke Gorontalo. Seperti wisata bahari, wisata budaya, dan wisata danau. Selengkapnya dapat Anda lihat sebagai berikut.

    • Pantai Bolihutuo. Pantai Bolihatou berada di Kabupaten Boalemo nan jaraknya sekitar 120 km dari Kota Gorontalo. Pantai Bolihatou terbilang objek andalah masyarakat Boalemo. Pantai ini cocok buat refreshing melepaskan kejenuhan. Akomodasi di pantai ini terbilang cukup komplet sebab di dekat pantai tersedia hotel nan representatif.
    • Danau Limboto. Satu lagi objek wisata alam nan patut anda kunjungi, yakni Danau Limboto nan berada di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Danau ini sangat cocok buat wisatawan nan getol memancing. Danau Limboto nan berair tenang dengan udara nan sejuk, membuat wisatawan betah berlama-lama di sini.
    • Pekampungan Suku Bajo. Suku Bajo merupakan bagian dari kekayaan budaya Gorontalo. Suku Bajo merupakan masyarakat pelaut nan tangguh. Mereka tidak gentar berlayar mengarungi ombak besar. Keunikan perkampungan Suku Bajo ialah rumah-rumah nan ada di kampung ini sebagian besar dibangun di atas laut.
    • Ada pepatah mengatakan, ”Tak Kenal Maka Tak Sayang", jadi kenalilah negeri mu, agar kamu menyayanginya. Gorontalo memanggil Anda nan tertarik menyelami adat dan budayanya.