Persen
Soal psikotes Aritmatika bukannya satu-satunya tipe soal nan akan dihadapi dalam sebuah psikotes. Latihan tetap harus dilakukan terutama buat menghadap soal-soal nan berupa deret angka. Namun, tak perlu menjadi terlalu stres dan pusing kepala karenanya. Masih banyak soal lain nan harus dipikirkan. Santai saja namun tetap fokus. Tersenyum dan melatih diri mengalihkan pikiran ketika kepala sudah terasa begitu berat. Psikotes itu menguji calon pekerja secara holistik dan bukan hanya tentang matematika apalagi hanya aritmatika semata.
Rumus Deret Angka
Mengapa deret angka ini harus dipelajari lebih dalam? Banyak sekali soal psikotes matematika atau dalam hal ini lebih khusus lagi, soal aritmatika mengenai deret angka. Misalnya, ada deret angka 1, 9, 18, ..., ...., 144. Dua angka nan harus diisi itu cukup mudah, yaitu 18+18= 36 dan 36+36 = 72. Tetapi bagaimana kalau soal itu seperti ini, ‘Tentukan angka pada deret ke-10 dari deret angka berikut 2,4,6,8, ...’.
Menjawab soal itu memang dapat saja dengan membuat deretnya hingga ke-10. Tetapi niscaya akan memakan waktu nan lama. Bagaimana kalau nan diminta angka nan ke-50. Niscaya akan semakin pusing hanya memikirkan satu soal saja. Padahal masih banyak soal lain nan harus dijawab. Inilah perlu belajar dan mengingat rumus deret angka.
Kuncinya ialah angka pertama 2. Cari bedanya. Beda ini didapat dari mengurangkan angka kedua dengan angka pertama (4-2 =2). Angka nan dicari anggap saja n. Dalam hal ini n ke-10. Rumusnya ialah angka pertama ditambah (n-1) dikalikan dengan beda. Hasilnya ialah 2+ (10-1)x2 = 2+18 = 20. Teknik mendapatkan hasilnya jangan seperti ini 2+9x2. Kalau seperti itu, hasilnya menjadi 22. Tentu saja salah. Coba buktikan. 2,4,6,8,10,12,14,16,18,20. Terbukti! Lakukan latihan dengan deret angka nan lain. Niscaya akan ketagihan mengerjakannya.
Inilah asyiknya bermain dengan matematika . Semakin tahu hal nan sederhana, akan semakin ingin tahu hal nan lebih sulit. Kalau sudah tahu rumusnya, mau soalnya seperti apa, tentu tahu cara mencarinya. Mari berlatih lagi. ‘Carilah angka ke-30 dari deret berikut ini 8,16,32 ...’. Dengan rumus nan telah diketahui tadi, maka langkah pengerjaannya adalah:
Diket: angka pertama 8
Cari angka pembeda. Angka 2- angka 1 (16-8 = 8).
Rumusnya ialah angka pertama + (n-1)xb
8+(30-1)x8 = 8+ 232 = 240.
Begitulah cara mencari deret angka nan soalnya biasa ditemukan di psikotes aritmatika. Sudah terpecahkan satu jenis soal. Selanjutnya dapat belajar tentang cara memecahkan soal nan lainnya. Perlu diingat bahwa soal-soal nan berkenaan dengan aritmatika ini membutuhkan analisis soal dan pemahaman tentang apa nan ditanyakan. Lalu pengetahuan tentang mencari rumus nan mudah buat memecahkannya.
Jangan heran kalau soal nan berkaitan dengan matematika ini biasanya ada pada psikotes buat pekerjaan nan memang banyak menggunakan pemahaman nan menggunakan logika, misalnya, bidang permesinan, konstruksi, teknik nuklir, dan lain-lain. Pekerjaan nan seperti ini mau tak mau banyak menggunakan rumus-rumus matematika.
Tetapi kalau bidang pekerjaan seperti guru bahasa Inggris, ketrampilan memasak, dan lain-lain, biasanya soal matematika hanya buat mengukur sampai dimana taraf memahami suatu masalah dengan baik. Matematika memang suatu bidang nan cukup rumit tetapi ada pemecahannya.
Soal Cerita
Soal cerita ini biasanya menggunakan pilihan bergAnda. Model pilihan bergAnda inilah nan terkadang membuat peserta ujian nan tak mau pusing langsung memutuskan buat memilih satu huruf saja. Misalnya kalau A, ia akan memilih semua A. Tidak ada nan salah dengan pilihan itu. Daripada ia pusing, mengapa tak memilih satu huruf saja. Kemungkinan mendapatkan nilai sahih tetap saja ada. Kalau ia memilih huruf nan berbeda, buat mendapatkan pilihan nan benar, tentu saja berkurang.
Contoh soal: Bila harga sebuah laptop naik 10% setiap bulannya, berapa harga laptop pada bulan ke-5 jika sekarang harganya 3 juta?
Cara menjawab soal seperti itu cukup mudah. Pertama. Cari dulu 10% dari 3 juta. Hasilnya 300 ribu. Kedua, kalikan hasilnya dengan 5, yaitu 1,5 juta. Ketiga, tambahkan harga sekarang dengan 1,5 juta, hasilnya 4,5 juta rupiah. Mudah, bukan? Soal seperti ini sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh : Andi mempunyai rumah tipe 36. Ia ingin memperluas rumahnya hingga menjadi tipe 52,5. Seorang kontraktor mengatakan bahwa pembangunan per meter persegi itu sekira 2,3 juta. Berapa biaya nan harus dikeluarkan oleh Andi buat membuat rumahnya menjadi tipe nan diinginkan?
Cara menjawabnya ialah ketahui dahulu berapa tambahan ruang nan akan dibangun (52,5 – 36 = 16,5). Lalu kalikan hasil ini dengan harga nan ditetapkan oleh kontraktor (16,5 x 2,3 = 37,95). Artinya buat memperluas rumahnya, Andi membutuhkan uang hampir 38 juta rupiah. Tepatnya 37,95 juta rupiah. Bagaimana, mudah, bukan? Soal seperti ini memang harus menggunakan logika. Soal nan menyangkit kehidupan sehari-hari ini seharusnya dapat dijawab dengan mudah juga.
Persen
Soal berikutnya nan juga sering kali dijumpai ialah soal nan menyangkut persen. Cara mencari dan cara mengetahui berapa persen suatu barang berkurang setelah beberapa lama. Soalnya tak panjang, tetapi kalau tak tahu cara mengetahuinya, tetap saja membuat pusing. Jadi, pengetahuan tentang matematika dasar ini sangat penting. Jangan diabaikan rumus dasar seperti rumus mencari kecepatan, jarak, waktu. Rumus mengetahui luas bidang seperti segitiga, persegi panjang, bujur sangkar, dan lain-lain.
Rumus-rumus tentang apa nan ditemui sehari-hari itu sering masuk. Hal ini memang disengaja oleh pembuat soal buat mengetahui sampai dimana taraf pemahaman logika seseorang. Tanpa adanya latihan mengasah logika, terkadang orang dapat salah mengerti tentang apa nan sedang terjadi. Pemecahan masalah menjadi terhambat sebab logika oarng-orang nan memecahkan masalah itu tak berjalan dengan baik.
Contoh : berapa persen orang nan tak bahagia mandi kalau dalam satu kampung ada 70 orang dan nan tak mau mandi itu ada 14 orang?
Cara mencari persen, ialah dengan membagi angka orang nan tak mau mandi dengan jumlah penduduk (14:70 = -20). Dari angka itu lalu dikalikan 100% (100/100). Hasilnya ialah 20%. Bagaimana, tak sulit, bukan? Cobalah berlatih lagi dengan soal-soal berikut.
1. Berapa persen kertas A4 nan tak terpakai kalau dari satu rim nan terpakai hanya 200 lembar?
2. Berapa persen laba seorang pedagang mangga kalau kapital nan ia keluarkan buat satu karung itu 250 ribu? Satu karung berisi 25 kilogram dan ia menjual mangganya dengan harga 30 ribu per kilo.
Berapa menit waktu nan dibutuhkan buat menjawab kedua jenis soal tersebut? Kecepatan dalam menjawab soal sangat dibutuhkan sebab memang dalam psikotes itu ada limit waktu nan harus dicapai. Kalau hanya diberi waktu 30 menit dengan jumlah soal 40 buah. Artinya kurang dari satu menit harus sudah menyelesaikan satu soal.
Tepatnya ialah 0,75 menit buat satu soalnya. Cepat sekali. Kalau tak latihan, rasanya akan sangat sulit memecahkan soal aritmatika nan membutuhkan banyak pemahaman dan perhitungan. Kalau rajin latihan, biasanya soal-soal itu dapat terjawab dengan mudah.
Tips mengerjakan Psikotes Aritmatika
- Jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu jangan terpaku pada 3 -4 angka terdepan dalam deret namun adakalanya Anda melihat deret secara holistik sebab pola dapat berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun pengelompokan loncat.
- Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada sebuah soal nan penasaran ingin Anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya sebab terkadang soal di bawahnya lebih mudah dipecahkan dibandingkan soal sebelumnya.