Ancaman Keamanan Jaringan

Ancaman Keamanan Jaringan

Hal nan paling diperhatikan dalam keamanan jaringan pada sebuah perusahaan atau organisasi ialah pengendalian acces terhadap resources jaringan. Si penanggung jawab keamanan jaringan bukan sekadar melakukan kontrol terhadap siapa saja nan berhak mengakses jaringan, melainkan melakukan pengontrolan juga terhadap aktivitas subjek dengan nan lainnya, dalam hal ini tentu saja hubungan dengan file, program, user, dan lainnya.



Prinsip Dasar Keamanan Jaringan

Si penanggung jawab keamanan jaringan harus mampu mamastikan bahwa prinsip-prinsip dasar keamanan jaringan tak terlanggar oleh aktivitas si subjek. Apa saja prinsip-prinsip dasar keamanan jaringan tersebut? Berikut ialah penjelasannya.

  1. Kerahasiaan: setiap objek nan terdapat dalam perusahaan tak dapat diumbar seluruhnya ke semua orang atau subjek nan sama sekali tak memiliki weweang atau objek tersebut.

  2. Intergritas: yakni memastikan bahwa setiap objek nan diterima harus terjaga keaslian dan keorisinilannya. Artinya selama proses pengiriman objek dari sumber ke tujuan, objek tersebut tak mengalami modifikasi.

  3. Ketersediaan: setiap user atau subjek nan memiliki wewenang buat mengakses objek eksklusif harus disediakan kemudahan buat mengaksesnya hingga tak terkendala oleh sesuatu apapun.

Prinsip dasar keamanan jaringan ini dikenal dngan sebutan segitiga CIA, yakni Confidentiality, Integrity, Availability.



Ancaman Keamanan Jaringan

Keamanan jaringan nan tak benar-benar dikelola dengan baik telah banyak dilakukan oleh pihak-pihak nan tak bertanggung jawab. Banyak tindakan-tindakan nan bisa mengancam keamanan jaringan nan kita miliki. Beberapa ancaman nan sering dipakai oleh pembobol keamanan jaringan, di antaranya sebagai berikut.



1. Brute Force and Dictionary

Ancaman keamanan jaringan ini ialah ancaman nan berasal dari pihak nan memaksa masuk ke dalam jaringan dengan cara membobol database password dengan kamus password dan menyerang prompt login nan sedang aktif



2. Denial of Services (DoS)

Ancaman keamanan jaringan ini menyebabkan suatu layanan jaringan tak bekerja secara maksimal sebab pembobol telah memasukan data nan sangat besar ke dalam server jaringan. Dengan demikian server tak dapat memproses data nan sangat besar tersebut sehingga jaringan menjadi mampet.



3. Spoofing

Ancaman ini dikenal sebagai sebuah seni penjelmaan. Karena ancaman ini dilakukan dengan cara menjelma menjadi sesuatu nan lain. Misal, mengganti IP address nan orisinil dengan IP address jelmaan buat maksud dan tujuan negatif.



4. Man-in-the-middle

Ancaman nan lebih dikenal dengan sebutan agresi pembajakan ini dilakukan dengan cara memposisikan user perusak di antara dua titik link komunikasi.



5. Spamming

Ancaman ini mungkin paling sering kita alami. Spamming umumnya menyerang jaringan dengan cara mengirimkan email nan tidak diundang kepada pemilik account email. Email spam nan dikirimkan biasanya berupa iklan suatu vendor atau bahkan virus kuda Trojan.



6. Sniffer

Ancaman ini merupakan suatu kegiatan user perusak nan ingin mendapatkan informasi tentang jaringan nan dimasukinya. Agresi sniffer ini biasanya difokuskan buat menyerang tahapan awal koneksi antara server dengan klient. Tujuannya tentu saja buat mendapatkan password atau nan lainnya.



7. Hacker

Ancaman ini merupakan aktivitas user perusak nan merasa bangga dengan kemampuan membobol keamanan jaringan nan dimilikinya. User perusak nan dinamakan hacker. Beberapa tindakan nan biasa dilakukan oleh hacker ini, di antaranya merusak sistem komputer, mencuri data, dan lain sebagainya.