Pengaruh Paham Liberalisme dalam Berbagai Bidang
Saat ini, praktik Liberalisme sudah terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia nan memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan. Liberalisme sendiri berasal dari bahasa Latin, libre dan isme. Kata libre berarti bebas atau merdeka, sedangkan isme berarti paham. Berdasarkan asal katanya tersebut, Liberalisme bisa diartikan sebagai suatu paham nan menomor satukan kebebasan.
Berdasarkan masanya Liberalisme bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Liberalisme Modern dan Liberalisme klasik
Liberalisme Klasik
Paham ini mengutamakan keberadaaan dan kebebasan setiap individu. Namun, kebebasan ini tak bersifat absolut sebab kebebasan di sini bukan berarti kebebasan nan seenaknya sendiri, tetapi kebebasan nan masih bisa dipertanggungjawabkan serta memenuhi peraturan eksklusif nan diberlakukan.
Liberalisme Modern
Paham ini hampir sama dengan Liberalisme klasik, tetapi diberi beberapa tambahan baru sebagai penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Setiap istilah, ideologi atau paham pastilah memiliki suatu proses dan sejarah panjang dalam kemunculannya, begitu pula dengan Liberalisme. Berikut ini disajikan awal mula kemunculan paham Liberalisme beserta tokoh-tokoh krusial nan terkait di dalamnya.
Awal Munculnya Liberalisme
Awal munculnya liberalisme terjadi pada masa, antara lain sebagai berikut.
1. Masa Renaissance
Sebenarnya aroma Liberalisme telah muncul di Eropa secara tak langsung sejak masa renaissance dan reformasi agama. Kata “renaissance” berasal dari bahasa Italia rinascita nan berarti kelahiran kembali. Istilah ini diperkenalkan oleh Giorgio Vasari pada abad ke 16.
Pengertian kelahiran kembali di sini ialah buat menggambarkan kelahiran kembali kebudayaan Yunani dan Romawi antik serta bangkitnya masyarakat akan kesadarannya sebagai individu nan otonom dan menghendaki kebebasan nan bertanggungjawab, tetapi Liberalisme nan sebenarnya.
2. Revolusi Prancis
Paham Liberalisme nan sebenar-benarnya muncul di Prancis pada abad ke-18, dipelopori oleh Kaum Borjuis sebagai protes keras terhadap ketidakadilan pemerintah nan sudah lama terjadi di Prancis. Ketidakadilan tersebut terjadi pada sistem penggolongan masyarakat nan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
- Kelompok 1 dan 2 merupakan kelompok raja/bangsawan dan tokoh agama nan diberikan hak tanpa kewajiban.
- Kelompok 3 merupakan kelompok masyarakat nan diberikan kewajiban tanpa hak. Jelas hal ini sungguh sewenang-wenang dan tak adil.
Pergerakan Liberalisme ini dilakukan monoton dan selanjutnya meningkat menjadi konvoi politik nan puncak keberhasilan ditandai dengan adanya “Revolusi Prancis” antara tahun 1789 dan 1799. Menjelang terjadinya Revolusi Prancis berbagai ide dan paham baru mulai bermunculan. Berbagai Ide dan paham tersebut memiliki inti nan sama, yaitu perjuangan buat mendapatkan kebebasan dan HAM (Hak Asasi Manusia).
Ada beberapa ide dan paham nan berhubungan dengan revolusi Prancis, antara lain sebagai berikut.
- Dalam sebuah buku nan berjudul “Du Contrat Social” karya Jean Jasques Rousseau atau dikenal dengan sebutan Bapak Demokrasi Modern nan menyatakan bahwa menurut kodratnya semua manusia dilahirkan sama dan merdeka. Selain itu, di dalam buku ini juga termuat tiga slogan Revolusi Prancis, yaitu kebebasan (liberte ), persamaan ( egalite ), dan persaudaraan ( fraternite ).
- Ajaran “Trias politika” karya Montesquieu nan membagi kekuasaan menjadi legislatif, eksekutif dan yudikatif.
- Ajaran kebebasan dari Voltaire.
- Ajaran buat berpikir masuk akal (rasional) atau dikenal dengan paham Rationalisme dan Aufklarung.
Setelah terjadinya Revolusi Prancis, Paham Liberalisme selanjutnya menyebar ke negara-negara Eropa dan seluruh dunia. Melalui kekuasaan Kaisar Napoleon Bonaparte dengan slogan terkenalnya liberte, egalite, dan fraternite selalu menekankan tentang pentingnya suatu pemerintahan nan liberal-demokratis meskipun di negaranya sendiri menjalankan pemerintahan secara diktator.
Tokoh-tokoh Liberalisme
Ada beberapa tokoh nan berperan besar dalam paham liberalisme, antara lain sebagai berikut.
1. Marthen Luther
Abad ke -15 merupakan abad kegelapan di Eropa sebab setiap individu terkekang dan terbatasi oleh Gereja Katolik, namun kemudian muncul Marthen Luther seorang tokoh nan menyuarakan kebebasan sehingga tiap-tiap individu bisa berkembang dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Puncak kesuksesan perjuangan Marthen Luther ini ditandai dengan terjadinya “reformasi gereja” pada tahun 1517.
2. John Locke dan Hobbes
Konsep dasar pemikiran nan dimiliki oleh kedua tokoh ini sebenarnya sama yaitu konsep negara alamiah atau lebih dikenal dengan sebutan “State Of Nature”. Namun, seiring dengan pengembangan konsep ini titik tolak pemikiran keduanya saling kontras.
John Locke berpendapat bahwa setiap individu pada hakikatnya ialah baik, tetapi dampak adanya kesenjangan harta dan kekayaan terjadilah kekhawatiran jika hak satu individu diambil oleh individu lain maka diperlukan pihak penengah (pemerintah).
Sementara itu, Hobbes berpendapat bahwa setiap individu pada hakikatnya ialah jelek dan mementingkan dirinya sendiri, tetapi sebab menginginkan kehidupan nan damai mereka membentuk suatu masyarakat baru dengan kesepakatan bersama nan melibatkan pihak ketiga (pemerintah) buat melindungi hak-haknya dari individu lainnya.
3. Adam Smith
Dalam hasil karya pertamanya nan berjudul, “The Theory Of Moral Sentiments” pada tahun 1759 dia mengemukakan tentang individualisme dan kebebasan. Dalam karya tersebut dia menuliskan bahwa setiap manusia sangat menyukai hayati bermasyarakat dan tak menyukai hayati sendiri-sendiri (individualistik) serta mementingkan diri sendiri.
Dia berpikiran bahwa sejatinya setiap individu saling menghargai (rasional) dan menghormati satu sama lain sehingga secara tak langsung mereka telah menganggap bahwa setiap individu merupakan makhluk nan bebas dan dengan sendirinya memahami nilai-nilai dalam hayati bermasyarakat. Padahal dalam kenyataannya asumsi Adam Smith tak sahih sebab tak semua individu menghargai individu lain pemikiran ini dianggap cukup berbahaya.
Kemudian, dalam buku keduanya nan berjudul, "An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations" atau lebih dikenal dengan The Wealth Of Nations (1776), dia mengemukakan bahwa pasar bebas secara otomatis akan bergerak memproduksi berbagai macam barang nan paling diminati konsumen serta jika jumlah persediaan barang nan ditawarkan semakin banyak sedangkan permintaan konsumen sedikit maka harga barang akan turun.
Sebaliknya, jika jumlah persediaan barang nan ditawarkan sedikit sementara permintaan konsumen banyak maka harga barang akan naik. Karena kehebatan teori perekonomiannya ini dia dijuluki sebagai bapak ilmu ekonomi.
Pengaruh Paham Liberalisme dalam Berbagai Bidang
Kedahsyatan pengaruh paham Liberalisme menyebar hampir ke seluruh global dan tentunya juga memberikan pengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Wujud dari pengaruh paham Liberalisme tersebut, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang Politik
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang politik ditandai dengan munculnya paham demokrasi dan nasionalisme nan menyebar di berbagai negara. Akibat dari kemunculan demokrasi dan nasionalisme ini, antara lain memberikan suntikan semangat buat meraih kemerdekaan bagi bangsa nan masih terjajah, mulai diberlakukan PEMILU (Pemilihan Umum) buat memilih anggota parlemen dimana pemilihnya ialah dari seluruh anggota masyarakat.
2. Bidang Ekonomi
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang ekonomi ditandai dengan munculnya sistem perekonomian liberal nan menghendaki perdagangan bebas serta menolak campur tangan pemerintah.
3. Bidang Agama
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang agama ditandai dengan adanya kebebasan beragama bagi tiap individu tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun buat memeluk suatu agama tertentu.
4. Bidang Pers
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang pers ditandai dengan adanya kebebasan berekspresi dan berkarya bagi artis serta kebebasan bagi wartawan buat menulis dan memuat warta apapun nan benar-benar diketahuinya.
5. Bidang Sosial
Pengaruh paham Liberalisme dalam bidang sosial ditandai dengan adanya emansipasi wanita serta penyetaraan gender nan menempatkan wanita sejajar dengan pria serta mendapatkan kesempatan nan sama dalam berbagai hal, seperti pendidikan dan karir.
Meskipun saat ini Liberalisme sudah diterapkan di berbagai bidang kehidupan tetapi tetap saja kebebasan nan kebablasan tentunya berdampak tak baik. Mari menggunakan kebebasan secara bertanggungjawab serta mengikuti anggaran nan berlaku sehingga kebebasan nan telah diperoleh membawa akibat positif bagi diri sendiri, orang lain, masyarakat, serta bangsa dan negara.