Puisi Romantik

Puisi Romantik



Refleksi Kehidupan

Puisi itu bukan kata-kata hentakan atau bentakan nan tertuju secara langsung pada sesuatu nan sedang tidak disenangi. Puisi juga bukan mengatakan sesuatu secara blak-blakan kepada objeknya. Puisi itu dapat saja dipengaruhi oleh seseorang atau sesuatu tetapi pengungkapannya menggunakan kata-kata penuh makna dan tak dipahami secara langsung. Bahkan bagi nan sangat pandai megukir kata, puisi ini akan menjadi sesuatu nan multi tafsir dan orang akan mencoba mengira kepada siapa sebenarnya puisi itu ditujukan.

Satu kalimat dapat saja menjadi begitu puitis, tetapi nan puitis ini mungkin bukan puisi. Ada beberapa syarat sebuah karya dikatakan sebuah puisi. Misalnya, penggunaan metafora, personafikasi, panjang kalimat, dan lain-lain. Ada juga nan mengatakan bahwa puisi itu ada juga nan tak puitis sehingga menjadi tak terlalu latif buat dibahas. Puisi nan latif dan bagus itu memang mengandung kekuatan dahsyat bisa mempengaruhi orang lain.

Para pendekar pembuat puisi ini terkadang awalnya tak tahu kalau puisinya bagus. Ia hanya menyalurkan apa nan ia rasakan terhadap sesuatu. Tetapi banyak juga nan mempelajari secara teori tentang puisi dan mencoba membuat puisi nan sinkron dengan teori itu. Katakanlah bahwa mungkin semua orang dapat membuat puisi sependek atau sesederhana apapun itu. Seorang Taufik Ismail pun tak sporadis puisinya tak terdengar menyentuh ketika bahasannya tak dimengerti pendengarnya.

Namun, tetap saja orang mengatakan bahwa Taufik Ismail ialah salah satu penyair nan patut dibangggakan. Ia telah mampu membuat banyak puisi nan menggugah. Ia nan membuat banyak orang berpikir tentang kata-katanya nan begitu sederhana namun dalam sekali maknanya. Pengalaman hidupnya mengajarkan bahwa begitu banyak hal nan dapat dijadikan sebagai catatan perjalanan nan menggugah hati. Bila ada nan mengatakan bahwa hidupnya begitu menyedihkan, niscaya ada sesuatu nan membuatnya belum paham makna bersyukur dan bersabar.

Pengetahuan akan membuat orang membuat sesuatu nan berbeda. Niscaya tak sama orang nan berilmu dengan orang nan tak berilmu. Kedalaman makna suatu kata nan dipakai oleh seorang penulis ialah catatan ilmu nan telah ia serap dalam perjalanan waktunya. Tanpa disadari ketika manusia terus mencoba menggali apa nan telah ia lewati, sebenarnya hal-hal nan terpapar dalam batin waktu itulah nan dapat digali sebagai wahana pengungkapan makna kepuitisan kalimat-kalimat nan terungkap.

Perbedaan pengalaman dan disparitas kehidupan inilah nan melahirkan majemuk macam puisi. Para penukmat puisi ini biasanya akan melakukan analisis terhadap setiap kata nan digunakan sehingga ada penafsiran nan mungkin akan mendekati kebenaran. Pada dasarnya arti dan kebenarannya hanya si pembuat puisi dan Tuhanlah nan tahu. Dapat saja banyak penyangkalan sebab memang tak banyak orang nan mau begitu terbuka terhadap apa nan dihadapinya. Bila keterbukaan itu terlalu dipaksakan, maka nan terjadi ialah pengurangan nilai privasi.



Ragam Puisi

Dari banyak ragam tema-tema puisi ini, masing-masing memiliki nilai keistimewaan bagi sang penyair nan menulisnya. Tak jarang, tema puisi nan sering ditulis seseorang menjadi citra representasi kehidupan seseorang tersebut. Misalnya seorang aktivis konvoi pemuda dan mahasiswa, ia akan lebih kental diwarnai dengan tema-tema heroik perjuangan, kritik sosial politik dalam syair-syair nan ditulisnya. Seorang guru, akan banyak menulis tentang global pendidikan dan bagaimana mendidik anak.

Sebab tentu saja puisi bagi dirinya merupakan cara buat menyampaikan keterdesakan perasaan batin akan sesuatu hal nan kemudian ia ekspresikan dengan simbol-simbol estetika sebuah puisi. Jenis puisi ini bagi dirinya semata-mata tidak hanya berfungsi dan bernilai sebagai karya sastra, namun lebih dari itu ia juga telah menggunakan sastra puisi sebagai salah satu cara buat mencapai salah satu tujuan perjuangannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tulisan itu dapat menjadi sesuatu nan bermakna pengusiran jiwa jenuh atau teknik melepaskan diri dari stres nan emlanda sehingga tak perlu terlalu memikirkan apa nan telah terjadi. Pengendapan pikiran akan bagus bila memang dimaksudkan buat digali lagi ketika akan mengungkapkan sesuatu. Bagaikan menyerap kata-kata dalam keheningan tanpa berkata apa-apa . Setelah itu kata-kata nan terserap itu akan menjadi penopang data pemaknaan ketika dibuat menjadi sebuah puisi.

Jangan remehkan orang-orang nan diam tetapi otaknya aktif mencerna apapun nan masuk ke dalam benaknya. Ia menyaring dan mencoba mencari surat keterangan pemaknaan. Apalagi bagi seorang penulis. Penyerapan makna nan ada dalam kehidupannya akan menjadi untaian kalimat latif nan membuat para pembaca membenarkan betapa apa nan dikatakannya memang sepantasnya seperti itu agar tak terlalu terjebak dalam kebrutalan hayati nan sempit.

Jadi, puisi apapun bentuknya ketika memang mampu memberikan pemaknaan terhadap apa nan terjadi, seharusnya dihargai. Puisi itu ungkap dan refleksi jiwa nan terpendam. Tidak sedikit orang nan akhirnya mampu bangkit dalam keterpurukan setelah menulis ribuan baik puisi dengan sebuah batang pensil nan diperolehnya dari seseorang. Kisah nan hiperbola mungkin. Tetapi tak dapat disangkal bahwa kecintaan pada sesuatu itu memang mampu menggerakan seseoarng melakukan nan tak mungkin menjadi sangat mungkin terwujud.



Puisi Romantik

Di antara aneka ragam jenis tema puisi di atas, nan paling mendapat minat di kalangan para pencinta puisi tentu saja puisi dengan tema cinta. Sebuah tema universal nan berpuluh-puluh tahun tidak pernah basi di hati pembaca. Semua membutuhkan cinta. Cinta nan membuat bumi ini tetap bergerak pada porosnya. Bila cinta hilang, kehidupan pun hilang.

Cinta ialah sesuatu nan absolut akan hadir dalam kehidupan seseorang, setiap orang niscaya akan merasakan nan namanya cinta, oleh karena itu tema ini senantiasa menjadi sesuatu nan selalu aktual, pada masa ini dan tidak pernah lucut dari pergilasan zaman. Rasanya sama tetapi mungkin wujudnya berbeda.

Jenis puisi dengan tema cinta juga amat sinkron dengan fungsi puisi sebagai sebuah karya sastra nan menghadirkan nilai-nilai estetika dan estetika. Orang nan sedang dimabuk cinta merupakan orang nan akan merasakan segala sesuatu itu indah, menyenangkan, romantis dan seterusnya. Perasaan-perasaan ini akan mencapai titik puncak apabila dikatalis dengan sebuah sajak-sajak cinta nan menambah estetika suasana perasaan orang bersangkutan.

Puisi dengan jenis tema cinta sering disebut juga dengan istilah puisi romantik. Sebab kehadiran puisi ini salah satu tujuannya menciptakan perbedaan makna romantisme estetika baik secara fisik maupun batin bagi seseorang. Apakah puisi tersebut ia tulis sendiri atau pun ia ambil dari karya orang lain. Namun demikian jenis puisi romantik nan bertemakan cinta tidak selalunya dimaknai sebagai interaksi cinta terhadap sesama manusia.

Puisi sufi sebagai puisi nan memuat nilai-nilai ketuhanan juga mengisyaratkan nilai-nilai cintanya kepada Tuhan. Para penyair sufi berupaya membangun suasana romantik percintaan nan mereka tujukan bagi Tuhan Sang Pencipta.

Di samping merupakan tema nan tidak pernah basi, puisi jenis ini juga ternyata lebih mudah buat dibuat. Taraf khayalan seseorang nan sedang dimabuk cinta ternyata jauh lebih tinggi dibanding orang nan sedang tidak mengalami perasaan cinta itu.

Kekuatan khayalan nan lahir akan merangsang kemampuan seseorang memilih dan meramu diksi-diksi kata nan ia sajikan dalam bentuk simbol-simbol perumpamaan. Sebagai bukti, seseorang nan mengaku tidak pandai berpuisi, tiba-tiba saat ia sedang mengalami jatuh cinta, ia telah siap dengan satu sajak cinta buat merayu sang kekasih.

Berikut ini sebuah contoh puisi dengan tema cinta.

Kekasih
Kekasih oh kekasih
Aku bingung kau panggil kekasih
Kekasih nan tidak pernah berkasih
Berkasih nan tidak macam kekasih

Kekasih oh kekasih
Benarkah kita ini kekasih
Atau benar-benar bukan kekasih
Atau kekasih nan pretensi berkasih

Kekasih oh kekasih
Kau membuat saya tidak lagi punya kekasih
Karena kau memang bukan kekasih