Nasihat BIjak - Cara Penyampaiannya

Nasihat BIjak - Cara Penyampaiannya

Banyak cara dalam memberikan dan mengungkapkan afeksi dan perhatian dari orang tua kepada anak-anaknya ataupun guru kepada muridnya. Salah satunya melalui perkataan nasihat bijak. Sejak kecil pun kita sudah sering mendapat nasihat dari orang tua atau guru kita.

Nasihat bijak diberikan sebagai arahan kepada kita dalam mengarungi samudera kehidupan nan panjang ini. Nasihat itu tidak hanya diberikan kepada anak-anak saja, sebab baik orang nan sudah tua pun masih butuh dengan nan namanya nasihat. Seperti kata-kata pepatah bahwa, "sepintar-pintarnya orang di global ini dia tetap butuh pembimbing dalam hidupnya". Maksud pembimbing dalam pepatah tersebut maksudnya adalah orang nan selalu memberikan kita nasihat sebagai motivasi dan arahan bagi kehidupan kita.

Hidup ini setiap waktunya perlu tuntunan nan jelas dalam perjalanannya. Hal itu sebab tanpa adanya tuntunan dan arahan, hayati ini menjadi tidak tentu arah dan menjadi hampa, maka nasihat bijak menjadi tuntunan hayati nan harus selalu kita pegang. Suka atau tak suka, nasihat inilah nan membuat orang menjadi lebih dewasa, bijak, dan bersahaja dalam hayati ini.



Nasihat Bijak - Kumpulan Nasihat Luar Biasa

Ada beberapa kumpulan nasehat bijak nan sangat luar biasa dari orang atau tokoh nan terkenal dan mungkin kita pun sudah pernah dan sering mendengarnya, diantaranya yaitu:

  1. Apa nan nampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebenarnya tiada lain daripada ambisi nan terselubung, nan mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil buat mengejar kepentingan- kepentingan nan lebih besar. (La Roucefoucauld)

  2. Semua nan dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. (Benjamin Franklin)

  3. Hati nan penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan nan terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan nan lain. (Cicero)

  4. Orang nan sukses akan mengambil kegunaan dari kesalahan-kesalahan nan ia lakukan, dan akan mencoba kembali buat melakukan dalam suatu cara nan berbeda. (Dale Carnegie)

  5. Istilah tak ada waktu, sporadis sekali merupakan alasan nan jujur, sebab pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam nan sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan adalah membagi waktu dengan lebih cermat. (George Downing)

  6. Ancaman konkret sebenarnya bukan pada saat komputer mulai dapat berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer. (Sydney Harris)

  7. Cara buat menjadi di depan ialah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal nan sekarang tak diketahui, dan Anda tidak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. (William Feather)

  8. Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah nan terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah nan paling baik. (Robert Hall)

  9. Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tidak bisa hayati cukup lama buat melakukan semua kesalahan itu sendiri. (Martin Vanbee)

  10. Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja sebab mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi sebab mereka lebih suka bekerja. Mereka tak menyia-nyiakan waktu buat menunggu inspirasi. (Ernest Newman)

  11. Orang-orang nan berhasil telah belajar membuat diri mereka melakukan hal nan harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley)

  12. Kebanyakan dari kita tak mensyukuri apa nan sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa nan belum kita capai. (Schopenhauer)

  13. Musuh nan paling berbahaya di atas global ini ialah penakut dan bimbang. Teman nan paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan nan teguh. (Andrew Jackson)

  14. Sesuatu nan belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru konfiden kalau kita telah sukses melakukannya dengan baik. (Evelyn Underhill)

  15. Perbuatan-perbuatan salah ialah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pretensi itulah sebenarnya nan menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan. (Johan Wolfgang Goethe)

  16. Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. (Sir Francis Bacon)

  17. Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya; tak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya. (Jalinus At Thabib)

  18. Bersikaplah kukuh seperti batu karang nan tak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu. (Marcus Aurelius)

  19. Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain. (Thomas Hardy)

  20. Tugas kita bukanlah melihat nan samar-samar dikejauhan, tetapi mengerjakan nan sudah ada didepan mata. (Thomas Carlyle)

  21. Daripada mengutuk kegelapan lebih baik ambil sebatang lilin buat dinyalakan. daripada menyalahkan keadaan lebih baik melakukan sesuatu buat memperbaiki keadaan.

(Pepatah Bijak Cina) Itu semua merupakan kumpulan-kumpulan nasihat bijak dari orang-orang nan sangat luar biasa. Nasihat bijak nan mereka tulis dan ungkapkan sangat menyentuh bagi siapa saja nan mendengar dan membacanya, sebab memang mereka merangkai nasehat bijak itu dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.

Walaupun oleh sebagian orang kata-kata tersebut agak sulit buat dideskripsikan, namun bila kita mencermati secara mendalam, kita akan menemukan makna nan sangat luar biasa dari kata-kata tersebut.



Nasihat BIjak - Cara Penyampaiannya

kemudian dalam penyampaian nasihat bijak ini pun target memang harus kita perhatikan, sebab krusial bagi kita dalam memerhatikan kepada siapa kita memberikan nasihat. Jika kepada orang nan lebih tua, tentu nasehat bijak ini tak diberikan tanpa adanya etika dan pola bahasa nan baik. Hal itu sebab pemberian nasehat bijak kepada orang tua akan menjadi tak sopan bila diberikan secara spontan, sebab orang tua tentunya berbeda dengan teman sejawat.

Nasihat bijak itu harus diberikan pada saat nan tepat, tepat secara target maupun esensinya. Apabila nasihat bijal nan diberikan tak tepat pada waktunya, target maupun esensinya tak akan tercapai. Begitupun nasihat bijak nan diberikan oleh orang tua kepada anaknya atau guru kepada muridnya, itu pun harus disampaikan sinkron dengan loka dan waktunya pula. Bila disampaikan tak pada loka dan waktunya, maka esensi dari nasehat bijak itu tak akan tercapai.

Hal tersebut sejalan dengan apa nan telah diungkapkan oleh Imam Syafei, bahwasanya "Sebaik-baiknya nasehat ialah nasehat nan tak diungkapkan secara terang-terangan". Hal tersebut memang sahih adanya, sebab apabila orang tua atau guru memberikan nasihat secara terang-terangan (di depan umum) kepada murid atau anaknya, maka secara psikologis dia akan merasa malu.

Hal itu bisa menyebabkan mereka menjadi orang nan tak percaya diri, pemalu dan selalu takut ketika sudah dewasa nanti. Walaupun tujuan memberikan nasehat itu baik, tapi bila diberikan secara terang-terangan secara langsung di depan generik seperti itu, maka akan membuat trauma kepada diri sang anak.

Oleh sebab itu, krusial bagi kita sebagai orang tua atau guru dalam menyampaikan suatu nasihat bijak kepada anak atau muridnya pada waktu dan loka nan tepat. Nasehat nan diberikan juga sebaiknya tak panjang lebar seperti isi teks pidato, sebab kemampuan anak dalam menangkap informasi masih belum begitu kuat dibandingkan ketika dia sudah dewasa.

Dalam menyampaikan nasihat bijak ini pun tentunya jangan disampaikan dengan rasa amarah dan emosi nan tinggi. Jika nasihat disampaikan dengan amarah, maka berarti bukan berniat memberikan nasehat bijak, namun lebih kepada menunjukkan amarah dan emosi pribadi kepada anak atau muridnya. Hal tersebut tentu bukanlah hal nan diinginkan oleh setiap anak. Orang tua atau guru hendaknya memberikan nasihat dengan bijak agar si anak mengerti dan melakukan apa nan dinasihatkan.