Perkembangan Kota Metro

Perkembangan Kota Metro

Kota Metro Lampung merupakan salah satu wilayah nan terdapat di provinsi Lampung. Kota ini berjarak kurang lebih 45 kilometer dari ibukota provinsi, Bandar Lampung. Kota ini sedang didandani buat menjadi salah satu kota krusial di provinsi Lampung meski bukan merupakan ibukota provinsi.



Sejarah Kota Metro

Kota nan juga dikenal dengan nama Kota Metro ini saat zaman pendudukan Belanda merupakan wilayah Onder Distrik Sukadana nan dikepalai oleh seorang Asisten Demang. Di masa itu, wilayah daerah ini merupakan hutan belantara nan mulai dibuka pada tahun 1936.

Setelah Indonesia sukses meraih kemerdekaan, daerah ini ditetapkan sebagai bagian dari Kabupaten Lampung Tengah. Seiring dengan itu, dibentuk pula pemerintahan negeri nan terdiri dari seorang Kepala Negeri dan Dewan Negeri. Hingga kemudian Gubernur Lampung secara bertahap menghapus Pemerintahan Negeri dan mengalihkan hak dan kewajibannya kepada kecamatan setempat.

Nama “Metro” sendiri berasal dari kata “Mitro” nan diambil dari bahasa Jawa dan memiliki arti sahabat atau teman. Jika diterjemahkan lebih luas, diartikan juga sebagai loka berkumpulnya orang-orang buat menjalin persahabatan. Sementara versi bahasa Belanda sendiri ialah “Meterm” nan mempunyai arti pusat.

Kota Metro di Lampung ini sendiri memiliki enam buah kelurahan yaitu : kelurahan Metro, Mulyojati, Tejosari, Hadimulyo, Yosodadi, dan Ganjar Agung. Selain itu, daerah ini juga terdiri dari sebelas buah desa. Adapun desa nan dimaksud ialah desa Banjar Sari, Margototo, Margorejo, Karangrejo, Rejomulyo, Purbosembodo, Purwosari, Sumber Agung, Margajaya, Kibang, dan Sumbersari.

Pada tahun 1987 pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri membentuk Kota Administratif Metro secara resmi. Kota ini dianggap memiliki potensi nan besar buat berkembang sedemikian rupa.

Dalam perjalanannya kemudian, Kota Metro pun mulai dilengkapi oleh majemuk wahana dan prasarana nan dianggap memadai buat mempercantiknya. Kota ini pun akhirnya berganti status menjadi kotamadya dan menjadi salah satu pusat pendidikan, perdagangan, kebudayaan, hingga pusat pemerintahan di wilayah provinsi Lampung .

Penduduk Kota Metro memiliki mata pencaharian nan beragam. Ada nan bergerak di bidang jasa, pertanian, perdagangan, hingga konstruksi. Keragaman itu menunjukkan betapa beranekanya masyarakat nan tinggal di kota ini.

Dewasa ini, pemerintah setempat sedang fokus buat membangun Kota Metro menjadi sebuah kota masa depan nan menjanjikan. Tak ingin mengulangi kesalahan kota besar lain nan telanjur menempatkan pembangunan fisik di atas segalanya dan mengabaikan ruang hijau nan diperlukan. Sangat krusial bagi sebuah kota buat membuat perencanaan kota dengan detail.

Bukan misteri jika pada umumnya kota besar nan ada saat ini (terutama di Indonesia) kelimpungan soal penyediaan huma hijau atau menjamin ketersediaan air bersih. Itu sebab perencanaan kota nan tak matang dan pergantian kepala daerah diikuti dengan pergantian kebijakan pula.

Jakarta, misalnya. Meski berhasil menjadi kota metropolitan, problema nan dihadapi pun luar biasa besar. Mulai dari stagnasi nan makin merajalela, juga datangnya banjir di musim hujan nan seakan menjadi sebuah rutinitas tahunan. Hal ini tentu menjadi hambatan nan sangat merugikan masyarakatnya.

Namun tak mudah buat mengatasi masalah itu dalam sekejap. Dibutuhkan langkah nyata nan gemilang buat menyelesaikan problema tersebut. Kota Metro berusaha menyiapkan diri sebagai kota masa depan tanpa mengenyampingkan hal-hal penting nan akan mempengaruhi kehidupan masyarakatnya kelak.

Pemerintah setempat menyediakan ruang publik dan huma nan berfungsi sebagai paru-paru kota. Penghijauan pun dilakukan di area jalan protokol dan jalan primer meskipun pelebaran jalan dilakukan. Karena pemerintah setempat sangat tahu arti krusial wahana jalan raya demi kelancaran lalu lintas.
Apalagi kini Kota Metro sudah berkembang menjadi salah satu kota paling krusial di provinsi Lampung. Sehingga wahana dan prasarana harus memadai demi kelancaran pembangunan tanpa melupakan lingkungan.



Perkembangan Kota Metro

Seperti umumnya kota-kota besar, Kota Metro telah membangun berbagai pusat perdagangan nan dibutuhkan. Ada berbagai pusat perdagangan nan tersebar di beberapa titik di wilayah itu. Ada kompleks pertokoan nan merupakan loka buat berburu onderdil otomotif dan aksesorisnya. Semua tersedia legnkap sehingga mampu memenuhi keinginan para penggemar otomotif.

Sementara buat penggemar tekstil atau barang elektronik pun tidak perlu lagi berbelanja ke luar kota sebab pemerintah sudah membangun sentra perdagangan nan lengkap. Sementara buat memenuhi kebutuhan masyarat akan komoditas pertanian, pemerintah Kota Metro tak lalai menyediakan pusat niaga modern nan menyediakan majemuk kebutuhan. Berbagai pasar, supermarket, dan swalayan pun tersebar di seluruh penjuru sehingga memudahkan masyarakat buat berbelanja segala kebutuhan.

Kota Metro juga tampil sebagai Kota Pendidikan nan menyediakan majemuk wahana pendidikan buat masyarakatnya. Di wilayah ini sudah dibangun beberapa universitas nan diharapkan mampu menampung para mahasiswa baik dari Kota Metro itu sendiri ataupun kota lain. Pemerintah setempat sangat menyadari akan arti pentingnya pendidikan jika ingin menjadi kota maju sekaligus berbudaya.

Pada akhir tahun 2012, secara resmi Kota Metro sudah dicanangkan sebagai Kota Pendidikan Inklusi. Rencananya, pemerintah setempat akan memberi ruang seluas mungkin kepada anak-anak nan memiliki kebutuhan khusus. Sehingga mereka mendapat kesempatan nan sama buat mendapatkan pendidikan terbaik. Bukan misteri lagi kalau sangat sulit mendapatkan pendidikan memadai bagi anak-anak istimewa ini.

Adapun anak berkebutuhan spesifik nan dimaksud ialah anak nan menderita autis, down syndrome, atau penyandang tuna grahita. Harapannya, di masa depan anak-anak ini akan mendapat kesempatan buat menimba ilmu di sekolah formal, tak hanya di sekolah spesifik seperti SLB. Intinya, memberi kesempatan kepada mereka buat tumbuh dan berkembang seperti anak-anak normal lainnya.

Pemerintah setempat juga berusaha keras menyediakan wahana buat mencari ilmu nan memungkinkan masyarakat luas dapat menikmatinya dengan mudah itu. Kira-kira apakah itu? Pembangunan sebuah gedung perpustakaan nan cukup besar dengan buku-buku dan sumber pustaka nan tergolong lengkap sudah disediakan oleh pemerintah Kota Metro.

Perpustakaan tersebut sudah beroperasi setelah menghabiskan waktu dan biaya nan tak sedikit dalam proses pembangunannya. Dibiayai dari APBD, perpustakaan merupakan wahana nan sangat krusial sekaligus bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Semoga saja hal itu akan diikuti dengan meningkatnya minat baca anggota masyarakat, sehingga perpustakaan tak cuma sekadar bangunan penghias saja.

Selama ini ada satu fakta nan cukup memprihatinkan, di mana wilayah di luar Pulau Jawa kurang mendapat perhatian publik. Seperti provinsi lain di wilayah Sumatera atau kalimantan, Provinsi Lampung bukanlah provinsi nan populer. Banyak masyarakat Indonesia nan tak mengetahui adanya provinsi, apalagi letaknya.

Namun kini sudah saatnya masyarakat membuka mata bahwa Indonesia ini begitu luas. Bahwa ada banyak daerah di tanah air nan siap menjadi kota nan maju tanpa meninggalkan budaya dan karakteristik khasnya.

Semua upaya itu pemerintah wajib menyediakan wahana nan dibutuhkan oleh masyarakat. Itulah nan saat ini diupayakan oleh pemerintah Kota Metro Lampung. Menjadi kota nan maju tak berarti harus melupakan ekuilibrium alam dan pendidikan moral serta agama.

Jalan panjang memang masih harus ditempuh, namun dengan perencanaan nan matang semuanya dapat diraih dengan hasil nan gemilang. Semoga Kota Metro Lampung bisa menjadi kota metropolis nan sebenarnya.