Menjaga Bahari Indonesia Tetap biru

Menjaga Bahari Indonesia Tetap biru

Warna biru diidentikkan dengan langit nan cerah, biru terang dan tanpa hujan. Tapi dalam lirik lagu maupun kata-kata nan menyiratkan kesedihan dan keputusasaan seringkali menggunakan rona biru, seperti “Rainy Blue”. Hal ini jelas saling antagonis dan saling mengartikan rona biru dalam posisi nan berbeda.

Biru tentu saja sama dengan warna-warna lain seperti hijau, kuning, merah dan lainnya di alam ini. Setiap orang berhak menyukai dan memilih rona nan diinginkannya. Begitu pula dengan rona biru, seperti bagaimana jika langit berwarna merah? Niscaya tidaklah enak dipandang dan membuat suasana akan menjadi berbeda. Rona biru juga memiliki arti nan krusial dan dapa dinikmati oleh semua orang.



Warna Biru dengan Kepribadian Seseorang

Seseorang nan menyukai rona biru dipandang sebagai orang nan memiliki ketenangan dan kelembutan. Pada umumnya rona biru ini digemari tak hanya oleh kaum wanita saja tapi juga sebagian besar kaum pria. Rona biru nan netral dan bisa dipakai oleh siapa saja. Dari berbagai tingkatan, rona biru ini bisa terbagi menjadi beberapa spektrum rona dari muda hingga biru tua.

Pakaian biru nan dikenakan seseorang memperlihatkan kesan kasual, tenang dan berkharismatik. Biasanya pada wanita, rona biru ini lebih membuat penampilan mereka menjadi lebih cerah dan menarik perhatian. Rona biru ini sebenarnya lebih memperlihatkan sebuah kepribadian nan tenang juga terkesan dingin.

Tetapi rona biru juga bisa memperlihatkan sisi perasaan kita nan bisa terlihat oleh orang lain. Sulit memang mengartikan sebuah rona dengan perasaan nan dimiliki. Terkadang rona biru digunakan buat mewakili perasaan sayang kita terhadap orang lain, namun juga dapat menyampaikan rasa sedih.



Warna Biru pada Ruangan

Pemakaian rona biru pada ruangan baik di rumah maupun kantor, menimbulkan kesan dingin dan luas. Biasanya rona biru ini memperlihakan kesan nan mendalam seperti melihat bahari nan berwarna biru di siang hari. Hanya saja, jika Anda menggunakan rona biru ini sebagai cat ruangan sebaiknya menggunakan perabotan nan warnanya lebih natural agar tak bentrok dengan rona biru pada dinding ruangan.



Menjaga Bahari Indonesia Tetap biru

Warna biru diyakini ramah dengan mata manusia. Biru diyakini meneduhkan penglihatan dan menenangkan pikiran. Apa pun nan berwarna biru bermakna kebebasan, lega, dan menyejukan.

Karena rona biru juga, tidak heran bahari dan pantai dijadikan sebagai loka wisata favorit nan bisa meredakan stres. Hanya duduk-duduk di pinggir pantai sambil mendengarkan deburan ombak dan memandang horizon sudah lebih dari cukup buat melemaskan saraf-saraf otak dampak kepenatan hidup.

Luas bahari Indonesia mencapai 7,9 juta meter persegi dengan garis pantainya mencapai 95.181 kilometer. Angka ini turut menegaskan bahwa Indonesia merupakan negeri maritim. Membentang dari Pulau We sampai Merauke, Indonesia diapit Samudra Hindia dan Pasifik. Posisi bahari Indonesia sangat strategis bagi lalu lintas pelayaran niaga.

Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara nan memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Karunia Allah kepada bangsa Indonesia berupa lautan luas, sampai kapan pun harus dijaga kelestariannya agar tetap biru, bersih, dan menghasilkan kegunaan positif bagi Indonesia.



Laut Biru Menjadi Idaman Para Turis

Indonesia nan beriklim tropis dengan pantai-pantainya nan menawan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun turis asing. Dua di antara sekian banyak destinasi wisata Indonesia ialah Pantai Kuta dan Dreamland Beach di Bali. Pada masa liburan musim panas, dua pantai tersebut dipenuhi turis asing.

Sebenarnya masih banyak pantai di Indonesia nan tidak kalah cantiknya dengan pantai-pantai di Bali. Ada banyak pantai nan memiliki panorama nan indah, namun belum terekspos investor maupun media massa. Sepertinya, itu ialah nan terbaik. Biarlah pantai-pantai itu apa adanya agar tetap menjadi surga tersembunyi.

Kalau pemerintah tanggap dengan potensi wisata laut dan fokus pada pembangunan sektor pariwisata, sebenarnya banyak investor nan tertarik menanamkan kapital pada sektor wisata ini. Asal tahu saja, potensi devisa nan dihasilkan sektor wisata hampir menyamai devisa ekspor migas.

Negara nan mengandalkan pemasukan devisa dari sektor wisata dapat menyejahterakan masyarakatnya dan pembangunannya pun lebih cepat. Contohlah Thailand nan membangun industri wisata dengan berbagai varian, baik nan natural maupun wisata artifisal. Ditambah dengan sektor pertanian nan disentuh oleh teknologi sehingga menghasilkan produk unggulan.

Tingkat kunjungan turis ke Thailand mencapai 15 juta orang, sedangkan Indonesia hanya dapat menjaring delapan juta turis saja. Itulah kehebatan Thailand nan mampu memadukan wisata dan pertanian menjadi sumber devisa primer bagi negara. Padahal kalau dicermati, objek wisata di Thailand seperti pantai Pattaya, masih kalah jauh indahnya dengan Pantai Senggigi di Lombok.

Sudah saatnya pemerintah menggarap potensi pantai di daerah, seperti di Indonesia Timur agar pendapatan dari sektor wisata, pun jadi merata. Tujuan turis Eropa datang ke perairan Indonesia Timur, seperti bahari Banda, Ternate, dan Raja Empat ialah buat diving menikmati taman bahari nan masih 'perawan'. Dan tentu saja kondisi perairan di daerah tersebut masih biru, bening, dan bebas polusi.



Laut Biru vs Polusi

Sekarang ini pantai-pantai di Indonesia sedang terancam polusi nan luar biasa dahsyatnya. Pantai nan tadinya indah, dengan deburan ombak ringan, sekarang menjadi monster nan menggerus bibir pantai dan mengakibatkan abrasi. Air bahari tidak lagi biru, tapi keruh sebab polusi nan dihasilkan sektor industri

Laut rusak disebabkan banyak faktor nan menyumbang polutan. Tak hanya limbah industri nan turut merusakkan ekosistem perairan laut, konduite penduduk nan hayati di bantaran sungai pun ikut serta memperparah kondisi bahari Indonesia. Misalnya, pemakaian deterjen nan kelewat banyak dan masif mengakibatkan kematian massal biota air sampai ke hulu. Salah satunya ialah matinya terumbu karang di perairan bahari Jakarta dan Kepulauan Seribu.

Rusaknya terumbu karang nan disebabkan polusi akan berimbas domino. Terumbu karang nan rusak mengakibatkan pengikisan pantai; taraf tangkapan nelayan kian menurun, sebab spesies ikan bernilai hemat hilang dari perairan; rona air bahari di pantai tidak biru lagi, tapi menjadi keruh sebab sudah begitu polutan. Mimpi jelek akan menjadi fenomena kalau dari sekarang tidak ada aksi menghentikan tindakan pencemaran laut.



Dampak Polusi terhadap Ekosistem Laut

Tahukah Anda kalau setiap musim hujan terjadi migrasi sampah-sampah nan dibuang oleh masyarakat melalui sungai nan akhirnya sampai ke laut? Fatalnya, sampah-sampah dari Bahari Jawa terdampar di Pantai Kuta sehingga mengotori bantaran Pantai Kuta hingga Jimbaran. Tak pelak turis asing pun banyak nan mengeluhkannya.

Dengan kondisi bahari nan demikian rusaknya, terkuaklah sudah konduite jelek sebagian masyarakat nan membuang sampah di sungai dan laut. Situasi Pantai Kuta nan dipenuhi sampah menjadi konsumsi media massa Eropa. Tentu saja masalah ini menjadi kontraproduktif dengan misi promosi pemerintah nan berslogan Visit Indonesia .

Fenomena seperti ini juga terjadi di Bahari Bunaken. Dahulu Bunaken menjadi favorit para diver sebab taman bawah lautnya nan menawan, airnya biru jernih. Banyak turis berdatangan buat menikmati wisata bahari di Bunaken. Kenyataan ini ibarat ada gula ada semut, ada turis asing berarti peluang bisnis. Akhirnya, perairan Bunaken menjadi ramai

Mungkin sebab kebersihan lingkungan kurang terjaga, dibuktikan dengan banyaknya sampah nan menyangkut di terumbu karang, kemudian tumpahan oli mesin kapal mengotori laut, akhirnya tidak sedikit terumbu karang nan wafat di Bunaken. Nah, kalau begini terus siapa nan rugi? Kia juga pastinya.



Tips Menjaga Kelestarian Laut

Laut merupakan karunia Allah bagi bangsa Indonesia. Jangan sampai perairan Indonesia rusak sebab ulah bangsanya sendiri. Jangan sampai daya tarik wisata pantai menjadi surut sehingga ditinggal pergi pengunjung, lantaran pantainya kotor, airnya tidak biru lagi. Mulai sekarang, mari kita patuhi larangan-larangan anggaran berikut ini demi menjaga estetika bahari dan kelestarian ekosistem di dalamnya.



1. Dilarang Membuang Sampah

Laut bukanlah loka sampah raksasa. Jadi, jangan sekali-kali membuang sampah ke laut. Tahukah Anda, ternyata banyak hiu, lumba-lumba, dan penyu wafat mendadak, lantaran memakan plastik nan dibuang ke laut. Hiu dan lumba-lumba tidak dapat membedakan antara hewan buruan dan plastik. Plastik nan masuk dalam perut hiu tidak bisa dicerna sehingga menimbulkan toksik dan peradangan nan mengakibatkan kematian. Mulai sekarang, buang sampah pada tempatnya.



2. Dilarang Mengambil Biota Laut

Ketika Anda bermain di laut, janganlah mengambil biota laut. Bayangkan saja jika ada seribu orang saja nan mengambil kelomang dari pantai, berarti mempercepat kepunahan kelomang. Karena hewan itu tidak dapat beradaptasi di luar habitatnya, apalagi bereproduksi. Selain itu, jangan membeli biota bahari nan dijual di pasaran kecuali ikan bahari buat dikonsumsi. Misalnya, kalau Anda membeli ikan hias tangkapan dari alam atau kelomang, berarti Anda turut merusakkan ekosistem laut.



3. Dilarang Mengganggu Kehidupan Biota Laut

Wisata di pantai merupakan kegiatan nan menyenangkan. Anda bisa bermain-main sepuasnya di pantai. Walaupun demikian ternyata mengunjungi pantai ada etikanya. Di pantai Anda hanya boleh berfoto saja, selebihnya seperti mengambil pasir, cangkang kerang sama sekali dilarang.

Janganlah Anda mengganggu kehidupan biota laut. Misalnya, memegang penyu nan sedang bertelur, menunggangi punggung penyu nan tengah naik ke darat. Juga Anda dilarang mengambil tukik atau anak penyu nan turun ke laut. Biarkan mereka menjalani kehidupan mereka.

Anda seharusnya menghargai hak hayati mahluk lain. Yang boleh Anda lakukan ialah hanya sebatas merekam gambar serta kenyataan tersebut. Janganlah Anda meninggalkan sampah di sana. Yang boleh Anda tinggalkan hanyalah jejak kaki Anda saja.



4. Dilarang Merusakkan Hutan Bakau

Manfaat hutan bakau sangat banyak, di antaranya dapat mencegah abrasi, menangkal gelombang besar, dan juga diyakini mampu mereduksi tsunami. Hutan bakau juga menjadi loka ideal ikan dan kepiting, nan menjadi sumber tangkapan nelayan. Jadi, mari kita lestarikan bahari Indonesia agar tetap bersih, biru, dan menawan.