Cara Mengatasi Pencemaran Tanah
Tanah tercemar sudah menjadi bagian dari masalah lingkungan nan terjadi saat ini. Permasalahannya harus segera diatasi sebelum bertambah parah. Karena bisa membahayakan lingkungan hayati dan para penghuninya.
Ketika tanah tercemar, maka imbasnya tentu pada makhluk hayati nan berada di sekitarnya. Terutama sebab tanah merupakan loka hayati banyak sekali organisme di dalam, di permukaan, atau bahkan menjadi bagian dari tanah itu sendiri.
Ciri-Ciri Tanah Tercemar
Untuk mengatasi masalah pencemaran pada tanah ini, maka kita perlu mengetahui ciri-cirinya terlebih dahulu. Dengan mengetahui cirinya, kita akan tahu penyebabnya dan mencari cara bagaimana mengatasinya.
Tentunya dengan cara nan efektif buat menanggulangi masalah pencemaran tanah nan terjadi pada suatu lingkungan atau ekosistem . Ada beberapa ciri-ciri nan patut Anda waspadai, ketika terjadi beberapa hal berikut pada tanah di sekitar Anda.
- Kesuburan tanah nan hilang.
- Pada tanah dengan kondisi asam Ph-nya kurang dari 6, sedangkan pada tanah basa Ph-nya lebih besar dari 8.
- Baunya tak sedap cenderung berbau busuk.
- Tekstur tanah menjadi kering.
- Adanya kandungan logam berat dalam tanah.
- Terdapatnya kandungan sampah anorganik di dalam tanah.
Jika kondisi tanah menunjukkan 1, 2, bahkan semua nan disebutkan di atas, maka Anda harus waspada. Dapat jadi tanah tersebut sudah tercemar.
Sayangnya, tanah dengan kondisi seperti ini sudah banyak di Indonesia. Padahal, masa lalu Indonesia begitu termasyur dan terkenal dengan kesuburan tanahnya.
Menanam apa pun dapat tumbuh dengan fertile di tanah kita ini. Hal itulah salah satunya, nan membuat para penjajah tergiur buat menguasai wilayah Indonesia nan luas.
Masalah tanah tercemar ini tentu disebabkan oleh banyak faktor. Sungguh memprihatinkan ketka faktor-faktor nan menyebabkan pencemaran tanah ini hampir semuanya ialah ulah manusia.
Padahal tak dapat dipungkiri, bahwa hingga kini masih banyak rakyat nan hayati dari hasil bertani dan berkebun. Masih banyak rakyat nan sangat tergantung pada kesuburan tanah Indonesia buat bisa mempertahankan hidupnya.
Terutama bagi mereka nan hayati di daerah-daerah. Untuk masyarakat perkotaan, tanah dibutuhkan buat membuat taman-taman kota atau paru-paru kota. Menjadi salah satu wahana serap air agar terhindar dari banjir.
Akibat pencemaran ini, berbagai aspek dari kehidupan masyarakat akan berpengaruh. Mulai dari para petani nan lahannya menjadi tak produktif lagi sebab tanahnya sudah tercemar. Sampai bala banjir nan terjadi di perkotaan.
Selain itu, kenyamanan juga terganggu dampak bau busuk nan keluar dari lahan-lahan nan sudah tercemar. Akibatnya, lahirlah berbagai penyakit nan diderita oleh masyarakat.
Penyebab Pencemaran Tanah
Oleh sebab itu, kita harus mengetahui penyebab-penyebab nan membuat tercemarnya tanah di sekitar kita. Penyebab pencemaran tanah ini di antaranya ialah sebagai berikut.
- Kebiasaan masyarakat nan masih saja membuang sampah anorganik di sembarang tempat.
- Penggunaan pupuk atau pestisida nan hiperbola pada pertanian.
- Banyaknya produk-produk nan merupakan produk anorganik nan tidak bisa diurai mikrorganisme.
- Pengolahan limbah industri nan berupa logam berat nan tak benar. Mereka cenderung langsung membuang, tanpa dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu.
Semua itu merupakan ulah-ulah manusia. Mereka secara sadar atau tak sadar menjadi agen penyumbang terjadinya pencemaran tanah. Padahal ketika tanah sudah tercemar, akibatnya bukah hanya mereka nan merasakan sendiri. Melainkan diwariskan pada anak cucu mereka.
Generasi berikutnya turut menjadi korban atas perbuatan mereka nan tak peduli pada lingkungan. Bahkan dikemudian hari, dampak nan muncul dapat jadi lebih jelek daripada nan terjadi saat ini.
Cara Mengatasi Pencemaran Tanah
Ada beberapa cara nan bisa kita lakukan dalam mengatasi pencemaran nan sudah terlanjur terjadi yaitu:
Remediasi
Salah satu cara buat mengatasi pencemaran nan terjadi pada tanah, yaitu dengan remediasi. Remediasi ini ialah suatu kegiatan nan dilakukan buat melakukan pembersihan secara total pada permukaan tanah.
Anda dapat lakukan dengan sistem on-site atau in–situ atau off-site nan disebut juga ex-situ. Pembersihan dengan sistem in-situ , yaitu dengan cara pembersihan langsung di lokasi tanah nan sudah tercemar.
Pembersihan dengan cara ini lebih mudah dan murah dibandingkan dengan cara ex- situ. Langkahnya hanya beberapa, yaitu pembersihan dan suntik nan diakhiri degan proses bioremediasi.
Untuk cara ex- situ memiliki proses nan lebih rumit. Namun, hasilnya lebih terjamin sebab tanah nan tercemar benar-benar dibersikan dari berbagai zat nan mencemarinya.
Prosesnya, yaitu dengan melakukan ekskavasi tanah nan dideteksi tercemar. Lalu, di bawa ke luar area nan kondusif dari berbagai zat pencemar. Setelah itu, tanah disimpan dalam sebuah bak atau tangki nan rapat udara.
Selanjutnya, dimasukan zat pembersih ke dalam tangki dengan cara dipompa.
Akhir dari proses ini, yaitu dengan mengeluarkan zat pencemar keluar dari tangki rapat udara.
Zat pencemar ini diolah dengan instalasi alat pengolah air limbah sampai hilang zat-zat pencemarnya. Tanah nan sudah diproses dapat dipastikan sudah dibersihkan dari zat pencemar. Prosesnya cukup rumit dengan penggunaan alat nan banyak dan canggih.
Hal itulah nan membuat proses ini terbilang mahal. Proses ini juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak sebab dana nan cukup besar. Selain itu, diperlukan pula sumber daya manusia nan pakar dalam pengolahan limbah buat memastikan bahwa prosesnya berhasil.
Bioremediasi
Bioremediasi ialah proses lanjutan nan dilakukan dari proses remediasi in-situ. Atau justru proses tunggal dalam mengatasi masalah pencemaran tanah ini. Caranya, yaitu dengan menggunakan mikroorganisme baik berupa jamur atau bakteri nan bisa memecah zat-zat pencemar menjadi partikel-partikel kecil bahkan habis sama sekali.
Penemuan terbaru saat ini ialah dengan ditemukan bakteri nan bisa menghancurkan limbah tambang dengan waktu kurang dari 30 menit. Penggunaan bakteri ini dapat membuat penghancuran limbah menjadi lebih cepat dan murah. Perbandingannya dapat 1:400 dibandingkan dengan teknologi konvensional nan biasa digunakan.
Ketika tanah tercemar, maka banyak nan harus dilakukan buat mengembalikan tanah pada keadaan semula. Penelitian buat memperoleh bakteri pengurai limbah ini membutuhkan dana nan tak sedikit. Begitupun buat mendapatkan alat-alat pengolah limbah .
Itulah sebabnya, alangkah baiknya jika kita melakukan tindakan pencegahan sebelum tertadi pencemaran pada tanah. Karena walau bagaimanapun mencegah selalu lebih baik, lebih murah, dan lebih berguna.
Cegah Pencemaran Tanah
Ada beberapa tips nan bisa dilakukan buat mencegah terjadinya pencemaran pada tanah, yaitu sebagai berikut.
1. Biasakan buat memisahkan sampah-sampah organik dan anorganik di rumah Anda. Sampah orgaik nan bisa terurai oleh mikroorganisme. Sampah ini bisa dikubur dalam tanah buat dibuat pupuk kompos.
Untuk sampah anorganik atau bahkan organik nan tak dapat terurai oleh mikroorganisme dibakar di loka spesifik nan jauh dari pemukiman penduduk. Sampah nan tak bisa dibakar, bisa digiling atau dihancurkan hingga menjadi partikel kecil, lalu dikubur.
2. Untuk pegolahan limbah industri nan di dalamnya terkandung logam berat, sebaiknya dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke loka pembuangan.
3. Menggunakan pupuk atau pestisida dengan dosis nan sesuai. Karena jika hiperbola akan mencemari tanah nan digunakan tersebut.
4. Gunakan ditergen nan ramah lingkungan sehingga ia bisa terurai oleh mikroorganisme. Dengan begitu tak menimbulkan zat-zat nan membuat tanah tercemar.