Ragam Merek Sepeda Polygon
Tahukah Anda sepeda Polygon ? Kenyataan meng'gowes' sepeda kini sedang jadi tren. Setiap akhir pekan atau hari libur, jalanan nan jadi sarana Car Free Day dipenuhi oleh orang-orang nan mengayuh sepeda dengan penuh semangat. Tua-muda, lelaki-perempuan, tumpah ruah. Apabila jeli mengamati, ternyata banyak dari sepeda itu bermerek Polygon.
Bila Anda mencoba bertanya kepada para pemilik sepeda tersebut, mengapa memilih sepeda bermerek Polygon, maka jawabannya niscaya serupa. Polygon ialah agunan mutu dari sepeda berkualitas. Tak hanya body sepeda nan menarik, kualitas sepeda bertaraf internasional pun jadi alasan mereka memilih Polygon. Hanya saja, tidak banyak nan mengetahui bahwa sepeda berkualitas global itu orisinil protesis dalam negeri.
Polygon - Merek Orisinil Indonesia
Ya. Polygon memang merek dari sepeda protesis negeri sendiri, yaitu di sebuah desa kecil bernama Wadungasih, tidak jauh dari Kota Sidoarjo, Jawa Timur. Tepatnya pada 1989, PT Insera Sena sebagai perusahaan nan menaungi merek sepeda baru tesebut, mulai memancang impiannya.
Tak tanggung-tanggung, PT Insera Sena menargetkan pasar internasional sebagai target produk mereka. Dengan kapital 430 sumber daya manusia terampil dan terlatih, perusahaan seluas 30.000 meter persegi itu menargetkan mampu menjual 360.000 unit sepeda per tahunnya. Sekali lagi, pasarnya bukan hanya di Indonesia tapi dunia.
Nama Polygon pun dipilih buat mewujudkan mimpi besar tersebut. Arti secara harfiahnya ialah bersegi banyak. Ini menyiratkan bagaimana merek ini jika ingin menembus dan mengusai pasar sepeda dunia, harus punya banyak kekuatan dalam berbagai segi atau aspek. Tak hanya bertumpu pada satu atau dua saja.
Ibarat manusia modern nan harus punya banyak kemampuan ( multiablity ), begitu pula Polygon sebagai merek. Ia harus mampu mengoptimalkan majemuk potensi nan dimilikinya hingga titik maksimal.
Dari segi produk, bila dikatakan bahwa sepeda berkualitas bagus itu ialah sepeda nan ringan namun awet, lentur tapi kuat, dan menarik secara desain, maka Polygon harus dapat seperti itu. Begitu pula jika dilihat dari segi pemasaran, Polygon pun harus mampu menaklukkan pasar global nan terjal dan sarat tantangan.
Karenanya, Polygon secara maknawi bisa disebut sebagai simbol dari usaha luar biasa manusia dalam memanfaatkan berbagai segi potensi nan dimiliknya. Dari pengoptimalan majemuk segi potensi ini, nantinya niscaya menghasilkan sesuatu nan sempurna. Sangat luar biasa bukan filosofi nan terkandung dalam merek Polygon?
Polygon pun mampu menjadi seperti nan diidealkannya. Bertopang pada empat pilar utama, yaitu technology, quality, craftmanship , dan support , merek Polygon mendunia. Tercatat dari tahun 1991 hingga 1994, Polygon merebut hati masyarakat pemakai sepeda di lima benua. Polygon jadi top brand buat merek sepeda paling laris di pasaran luar negeri. Termasuk sebagai original equipment manufacturer (OEM), yakni produsen sepeda merek internasional.
Kini, merek lokal orisinil Indonesia itu sudah jadi kompetitor sepeda kelas dunia. Polygon bersaing dengan kompetitor kelas wahid lainnya seperti Kuwahara, Mustang, Avanti, Kona, dan Scott. Suatu persaingan buat membuktikan siapa raja produsen sepeda kelas dunia. Dan Indonesia pantas berbangga.
Polygon Semakin Kepakkan Sayap
Dengan raihan prestasi mengagumkan itu, apakah Polygon merasa puas? Ternyata jawabannya tidak. Setiap tahun, jumlah sepeda nan diproduksi dan dipasarkan terus meningkat. Lihat saja data pada September 2010, merek kualitas internasional itu telah mencatat pertumbuhan sebesar 30 persen dibanding dengan periode nan sama di tahun sebelumnya (2009).
Kurang lebih 60 persen produk diekspor ke 60 negara. Wilayah terbanyak ke negara-negara Eropa dan Asia Tenggara. Perancis, Jerman, Inggris, Italia, dan Spanyol ialah negara-negara Eropa nan menjadi bidikan primer merek Polygon. Sedangkan di Asia Tenggara dan sekitarnya, negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Korea Selatan dan Australia, merupakan pangsa pasar terbesar dalam menyerap merek Polygon.
Karakteristik pasar nan dituju pun semakin meluas. Tidak hanya penjualan secara ritel, namun sektor korporasi (perusahaan), kampus, komunitas, serta organisasi sosial turut disasar. Ini merupakan taktik pemasaran buat menaikkan penjualan Polygon. Bahkan, produksi nan sudah sebanyak 1.800 unit per hari atau 600 ribu unit per tahun, pada tahun 2011 akan didobelkan menjadi 3.600 unit per hari atau 1,2 juta unit per tahun.
Tidak hanya sebatas melakukan perluasan pasar, Polygon pun mampu menaikkan gambaran dan kelas dari sepeda. Jika sebelumnya, sepeda hanya dipersepsikan sebagai alat transportasi, tetapi oleh Polygon diubah menjadi bersepeda sebagai life style .
Maraknya kegiatan bertema fun bike , jadi taktik jitu Polygon dalam mengangkat cira bersepeda sebagai life style . Dan ini terbukti efektif dalam mengubah persepsi masyarakat bahwa bersepeda itu tidak hanya sehat, tapi juga menyenangkan ( fun ). Kini, fun bike sudah jadi kenyataan tersendiri di kota-kota besar. Masyarakat berbondong-berbondong mengikuti dan Polygon pun kebagian untung dari meningkatnya penjualan produk mereka.
Seiring dengan kenyataan fun bike sebagai life style , Polygon tidak lelah mencari berbagai peluang bisnis. Peluang itu berupa penataan toko sepeda nan menjual Polygon. Kesan bahwa toko sepeda identik dengan kotor, belepotan oli, sumpek dan tak menarik, diubah dan digantikan dengan toko nan berkonsep nyaman, menggunakan pendingin ruangan (AC), dan rapi tertata.
Lihat saja bagaimana asyiknya mengunjungi toko-toko nan spesifik menjual Polygon (RodaLink) di beberapa kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Singapura, dan Bali. Kini, sudah ada 37 jaringan RodaLink di Indonesia, lima di Singapura, dan lima di Malaysia.
Hanya itu saja taktik marketing dari Polygon? Tidak, masih ada satu lagi. RodaLink nan ada tak hanya menjual sepeda, tapi juga menjual perlengkapan tambahan seperti kacamata, jaket, dan helm khas Polygon.
Ragam Merek Sepeda Polygon
Sebagai produsen tunggal Polygon, PT Insera Sena memproduksi berbagai jenis sepeda. Seperti sepeda kota, sepeda balap ( trekking ), mountain bike (MTB), penuh suspensi, keras ekor, menurun, BMX, road , city , urban, kids dan masih banyak lagi. Di antara jenis varian tersebut, MTB ialah primadonanya.
Ada empat tipe dari MTB nan diproduksi oleh Polygon, yaitu Downhill (DH), Freeride (FR), Cross Country (XC), serta All Mountain (AM). Ada pun jenisnya ialah Hardtail dan Full Supension .
Tertarik ingin mengetahui apa saja tipe-tipe terbaru MTB keluaran dari Polygon? Berikut ini beberapa contoh MTB terbaru dengan jenis, tipe, dan harganya.
- Jenis: Downhill (DH)Type: Collosus DHX. Harga: Rp41.000.000.
- Jenis: Downhill (DH)Type: Collosus DH 2.0. Harga: Rp31.000.000.
- Jenis: Freeride (FR)Type: Collosus FRX. Harga: Rp36.000.000.
- Jenis: Freeride (FR)Type: Collosus FR 2.0. Harga: Rp.27.500.000.
- Jenis: All Mountain (AM)Type: Collosus AXX. Harga: Rp33.000.000.
- Jenis: All Mountain (AM)Type: Collosus AX 3.0. Harga: Rp26.500.000.
- Jenis: All Mountain (AM)Type: Collosus AX 2.0. Harga: Rp16.000.000.
- Jenis: All Mountain (AM)Type: Collosus AM 2.0. Harga: Rp11.000.000.
- Jenis: All Mountain (AM)Type: Collosus AM 1.0. Harga: Rp8.500.000.
- Jenis: Cross Country (XC)Type: COLLOSUS SX 3.0. Harga: Rp24.300.000.
- Jenis: Cross Country (XC)Type: COLLOSUS SX 2.0. Harga: Rp15.300.000.
- Jenis: Cross Country (XC)Type: COLLOSUS XC 2.0. Harga: Rp9.900.000.
- Jenis: Cross Country (XC)Type: COLLOSUS XC 1.0. Harga: Rp7.900.000.
Nah, dari contoh-contoh tersebut, Anda bisa leluasa memilih jenis MTB apa saja nan disukai. Tapi ingat, kompromikan dengan kantong Anda sebab Polygon ialah sepeda merek kelas dunia. Tentu saja harga nan ditawarkan pun tidak sembarangan. Polygon bukan merek murahan. Rasa smooth dan handling -nya sangat berbeda dengan sepeda biasa. Untuk itu, bijak dalam memilih jadi kuncinya.