Kegunaan Batu Granit bagi Manusia

Kegunaan Batu Granit bagi Manusia

Batu granit ialah batu penanda benua. Bahkan, lebih dari itu, granit merupakan batu penanda dari planet Bumi itu sendiri. Planet berbatu lainnya (Merkurius, Venus, dan Mars) permukaannya ditutupi dengan basal sama dengan lantai samudra Bumi. Akan tetapi, hanya Bumi nan memiliki jenis batuan latif dan menarik ini.

Nama "granit" berasal dari bahasa Latin, "granum" nan berarti butir padi. Granit merupakan jenis batuan nan berasal dari dalam perut bumi (terbentuk melalui muntahan magma). Batuan ini banyak sekali ditemukan di hampir semua belahan bumi. Bentuknya nan hampir bundar dan jernih merupakan karakteristik khas batu ini. batu ini terdiri dari elemen kwarsa, mika, dan feldspar. Umumnya, batu ini berwarna abu-abu. Akan tetapi tak menutup kemungkinan ada rona lain seperti merah muda, rona batuan granit tergantung kepada proses kimiawi dan mineralogi nan menimpanya.

Batuan ini terkadang ditemukan di dataran rendah nan dinaungi bukit-bukit. Biasanya batu ini terbentuk di area lempeng tektonik. Granit biasanya ditemukan dalam bentuk batuan besar, keras, dan kokoh. Itulah mengapa granit banyak digunakan dalam konstruksi bangunan. Kepadatan sebuah batuan granit biasanya berkisar antara 2,65 - 2,75 g/cm3. Batu ini dapat dilelehkan, tetapi dibutuhkan suhu nan sangat tinggi, yakni sekitar 1.215 - 1.260 derajat celcius.



Fakta Dasar Batu Granit

Setidaknya, terdapat tiga hal nan membedakan granit dengan batuan lainnya. Pertama, granit terbetuk dari butiran-butiran mineral besar nan manunggal erat. Kedua, granit selalu terdiri atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan atau tanpa jenis mineral lain di dalamnya. Kuarsa dan Feldspar umumnya memberikan granit cahaya terang, mulai dari merah muda sampai putih. Tetapi, rona latar tersebut diselingi oleh mineral-mineral pengaya lainnya nan warnanya lebih tua. Mineral pelengkap nan paling generik ialah mika biotit hitam dan hornblenda amfibol hitam. Permukaan benua nisbi panas sebab mengandung sebagian besar uranium dan potasium nan memanaskan daerah sekelilingnya melalui peluruhan radioaktif.

Proses lempeng tektonik terutama subduksi bisa menyebabkan magma basaltik naik di bawah benua. Selain panas, karbon dioksida ini melepaskan magma dan air nan membantu semua jenis batuan meleleh pada suhu lebih rendah. Diperkirakan bahwa sejumlah besar magma basaltik bisa menempel ke bagian bawah sebuah benua dalam proses nan disebut underplating . Dengan divestasi panas dan cairan nan lambat, sejumlah besar kerak benua dapat berubah menjadi granit pada waktu bersamaan.

Ketiga, hampir semua jenis granit berbentuk beku dan plutonik. Pengaturan rambang butiran pada batu granit merupakan bukti otentik asal plutoniknya. Batuan dengan komposisi nan sama seperti granit dapat terbentuk melalui proses metamorfisme batuan sedimen nan lama. Akan tetapi, jenis batuan ini memiliki corak nan kuat dan biasanya disebut dengan granit gneiss.



Identifikasi Batu Granit

Hanya dengan sedikit latihan, Anda bisa dengan mudah mengatakan jenis batuan ini di lapangan. Batuan berwarna terang, bertekstur kasar dengan susunan mineral rambang itulah nan kita maksud dengan granit. Pakar geologi merupakan orang profesional di bidang batuan. Ketika Anda menyebut granit, mereka menyebutnya dengan granitoid. Granit nan orisinil hanya salah satu jenis granitoid. Sebuah granitoid mengandung 20-60 persen kwarsa dan kandungan feldspar.

Toko batuan memiliki tiga kriteria buat mengidentifikasi granit. Granit ialah batuan nan kuat sebab memiliki butiran mineral nan telah berkembang erat selama periode pendinginan nan sangat lambat. Penambahan kwarsa dan feldspar menunjukkan kekuatan granit lebih kuat dibandingkan baja. Karena kekuatannya inilah, granit banyak dipakai buat bangunan dan benda hiasan seperti batu nisan. Granit memiliki kilau nan bagus dan tahan cuaca serta hujan asam. Akan tetapi, toko-toko batuan menggunakan istilah granit buat menunjukkan pada setiap batuan dengan butir besar dan bermineral keras.

Granit ialah jenis batuan beku nan terbentuk dari magma. Magma nan berpotensi menghasilkan granit harus terlebih dahulu menabrak batuan lain buat membentuk batuan granit. Kebanyakan tabrakan magma tersebut dengan batuan lain terjadi di dalam kulit bumi, sekitar 1,5 - 50 km dari permukaan bumi. Awal mula terbentuknya batuan ini menimbulkan berbagai disparitas pendapat sehingga mengarah pada skema klasifikasi nan beragam. Skema klasifikasi dibuat berdasarkan area, seperti Prancis, Amerika, dan Inggris. Batuan nan berpotensi menjadi granit banyak terdapat di kerak bumi. Batuan tersebut telah mengkristal, tergabung dengan magma nan memiliki komposisi mendekati poin eutektik.

Granit ditemukan dalam pluton-pluton besar pada benua, di sebuah wilayah di mana kerak bumi telah mengalami abrasi nan besar. Sangat masuk akal, bukan? Karena, granit harus mengalami pendinginan sangat lambat di tempat-tempat nan terkubur buat membentuk butiran-butiran mineral besar. Pluton nan ukurannya kurang dari 100 kilometer persegi disebut dengan galang dan nan lebih besar disebut batolit.

Lava keluar dari dalam perut bumi memenuhi daratan Bumi, tetapi lava dengan komposisi sama dengan granit hanya ke luar di atas benua. Ini berarti, granit harus terbentuk melalui pelelehan batuan benua nan bisa terjadi sebab dua alasan, yaitu penambahan panas dan penambahan volatil (air atau karbon dioksida atau keduanya).



Kegunaan Batu Granit bagi Manusia

Batu granit sejak dahulu sudah digunakan buat berbagai keperluan, terutama dalam mendirikan bangunan-bangunan kuno. Di zaman Mesir Kuno, terdapat piramida nan dibuat dari granit. Piramida tersebut ialah Piramida Merah nan kira-kira dibangun pada abad ke-26 SM. Selain menggunakan granit, piramida tersebut juga dibangun dari batu gamping. Itu bukan satu-satunya piramida nan memiliki unsur granit.

Piramida besar Giza nan syahdan dibangun tahun 2580 SM itu memiliki sebuah sarkofagus besar terbuat dari granit. Ada juga Piramida Hitam nan diperkirakan dibangun pada masa kekuasaan Amenemhat III; piramida tersebut menggunakan granit buat membangun puncaknya. Di kebudayaan Mesir Kuno, batuan ini juga akrab sebagai bahan pembuat tiang, ambang pintu, dan lapisan tembok serta lantai. Hingga kini, cara bangsa Mesir Antik mengolah batu granit besar menjadi bahan bangunan masih menjadi perdebatan di kalangan ahli.

Selain di Mesir, batu ini juga terlihat di bangunan-bangunan masa India Kuno. Banyak kuil-kuil Hindu nan dibuat di abad ke-11 (masa kekuasaan Rajaraja Chola I) terbuat dari granit. Holistik elemen bangunan terbuat dari granit, atau setidaknya sebagian besarnya terbuat dari batuan tersebut.

Tidak hanya di masa lalu, di masa kini pun manusia memanfaatkan granit buat membuat beberapa hal. Di beberapa belahan bumi, granit digunakan buat membuat batu nisan dan tugu peringatan. Bagi para pemahat, granit ialah sebuah tantangan sebab bentuknya keras dan dibutuhkan keahlian spesifik buat memahatnya.

Manusia modern juga memanfaatkan granit sebagai bahan pembuat bangunan. Batu ini sering kali dimanfaatkan dengan dipotong-potong berbentuk balok besar dan sebagai ubin di bangunan-bangunan komersil serta monumen. Ada sebuah kota di Skotlandia nan disebut kota granit. Kota tersebut ialah Aberdeen. Di Aberdeen, sebagian besar bangunannya memanfaatkan granit sebagai fondasi bangunan. Granit juga kerap kali dipakai di bidang teknik. Surface plate buat mengokohkan posisi pesawat terbang dibuat dari batu granit, sebab batu ini rapat air dan kokoh.