Mendengarkan Pidato dengan Baik
Pidato merupakan satu di antara berbagai cara buat berkomunikasi searah dengan menggunakan teknik eksklusif demi mendapatkan kesepakatan pemahaman nan sama antara penutur dengan audiens. Teknik nan digunakan dalam berpidato memang hampir sama dengan teknik pada publik speaking lainnya.
Namun, ada beberapa hal nan berbeda dari pidato jika dibandingkan dengan teknik publik speaking lainnya, seperti halnya ceramah, diskusi, dan lain-lain. Dalam pidato, seorang pembicara tak akan memberikan kesempatan kepada pihak audiens buat bertanya mengenai hal-hal nan sudah dijelaskan sebelumnya.
Jenis-jenis Pidato
Berbagai jenis pidato pun memiliki disparitas masing-masing, baik dalam hal tema maupun pembawaan naskahnya. Untuk naskah pidato sendiri, terdapat beberapa jenis nan meliputi pidato dengan menggunakan naskah, pidato dengan hanya menggunakan kerangka naskah, pidato tanpa naskah atau teks, serta berpidato tanpa persiapan sama sekali.
Seorang petinggi pemerintahan biasanya menggunakan teknik berpidato dengan menggunakan naskah spesifik nan telah dibuat dan dipersiapkan buat menyambut suatu acara politik. Hal ini biasanya dilakukan agar tujuan pidato bisa tercapai sehingga amanat nan hendak disampaikan bisa diterima oleh pendengar dengan baik.
Jenis pidato nan kedua ialah pidato dengan menggunakan kerangka naskah nan sebelumnya telah dipersiapkan sebelum berbicara di depan khalayak. Dalam menggunakan teknik ini, seorang pembicara pidato harus emmiliki kemampuan buat bisa mengembangkan kerangka naskah.
Kerangka naskah biasanya hanya memuat tema atau amanat nan ingin disampaikan dalam pidato tersebut, serta tujuan dilakukannya pidato. Dengan begitu, dibutuhkan ketepatan buat dapat menyesuaikan pembicaraan dengan naskah nan sebelumnya dibuat. Jenis pidato seperti ini biasanya dilakukan oleh pembina upacara nan memberikan amanat kepada para peserta upacara dalam berbagai macam kegiatan upacara.
Jenis pidato nan ketiga ialah pidato tanpa menggunakan teks nan biasa dilakukan oleh para pembicara spesifik nan dipersilakan pada saat acara akan dimulai. Pidato seperti ini juga membutuhkan kemampuan nan lebih tinggi lagi sebab menuntut buat mencairkan ide menjadi sebuah pembicaraan nan layak didengar dan diambil amanat serta tujuannya.
Hal ini dapat juga dilakukan oleh para petinggi pemerintahan nan hendak menghindari fokus pada teks sehingga arah pembicaraan menjadi kaku dan pendengar pun menjadi bosan dampak kejenuhan nan ditimbulkan oleh si pembicara saat membacakan teks.
Jenis pidato nan terakhir ialah pidato tanpa persiapan sama sekali sehingga pembiacara biasanya mendapatkan kesempatan berbicara nan sedikit saat acara telah dimulai.pidato semacam ini biasanya sangat sulit dilakukan, terutama oleh mereka nan tak memiliki kemampuan berbicara di depan generik dengan baik dan spontan.
Teknik pidato nan dapat digunakan buat pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah ialah pidato dengan menggunakan teks atau kerangka teks sehingga poin-poin nan memang sengaja diarahkan kepada para siswa dan akademisi sekolah dapat tersampaikan dengan baik.
Teknik Penulisan Naskah Pidato
Dalam membuat naskah pidato, dibutuhkan beberapa teknik supaya tujuan pidato dapat tercapai. Berikut ialah beberapa hal nan perlu dipertimbangkan saat hendak membuat naskah pidato.
1. Maksud dan Tujuan
Dalam membuat naskah pidato, hal pertama nan harus dipertimbangkan ialah tujuan dari pidato tersebut. misalnya saja, dalam membuat pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah, tujuan nan dikehendaki ialah buat memberikan motivasi kepada para praktisi sekolah, baik guru, murid, maupun karyawan sekolah lainnya agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Maksud dan tujuan pidato pun bermacam-macam, seperti memberikan informasi, menghibur, membujuk, dan menasihati atau memotivasi. Dalam pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah, kita dapat melakukan pidato dengan tujuan memberikan informasi mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, memberikan ajakan kepada para akademisi buat lebih memperhatikan kebersihan lingkungan, serta menasihati para siswa nan belum memiliki pencerahan akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Misalnya saja, pidato berjudul “ Go to School Go Green ” dapat menjadi satu alternatif judul nan membuat para pendengar pidato ingin mendengarkan pidato secara keseluruhan, terutama bagi mereka nan belum memahami makna go green tersebut.
Untuk pidato nan baik, si pembicara dapat memulai dengan menerangkan istilah go green itu sendiri. Misalnya saja dengan kalimat sebagai berikut.
Pada kesempatan kali ini, aku akan berbicara mengenai masalah kebersihan lingkungan sekolah dengan menjalankan istilah nan kita kenal dengan sebutan go green. Go green sendiri merupakan konduite di mana masyarakat mementingkan lingkungan hayati dan menjaga kelestariannya agar kehidupan manusia tak mengalami kesulitan di masa mendatang.
Jika kita lihat, dewasa ini sering timbul masalah nan diakibatkan oleh kurangnya pencerahan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Misalnya, konduite membuang sampah sembarangan, mencabuti tanaman dan menebang pohon sembarangan, serta tindakan destruktif lainnya.
Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat juga, khususnya praktisi akademik di sekolah seyogyanya dapat menerapkan pencerahan berlingkungan bersih, minimalnya di lingkungan sekolah.
Para murid nan biasanya membuang sampah sembarangan dapat melakukan aksi go green dengan membuang sampah pada tempatnya, dan memisahkan sampah organik, anorganik, dan sampah logam.
Hal ini dapat dilakukan dengan sistem hukuman sehingga mereka nan tak membuang sampah pada tempatnya akan dikenakan hukuman berupa pembersihan bagian lingkungan sekolah, dan lain-lain nan berhubungan dengan kebersihan lingkungan.
2. Pendengar Pidato
Seorang pembicara nan baik akan mempertimbangkan masalah ini dengan tujuan agar apa nan disampaikan bisa diterima dengan baik, dan dapat diaplikasikan di kemudian hari.
Untuk pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah, kita dapat menggunakan kata-kata dan istilah nan dapat dimengerti oleh para praktisi akademik di sekolah. Lain halnya jika kita berbicara di depan masyarakat awam nan tak memahami istilah-istilah seperti “ go green ”, “efek rumah kaca”, dan istilah intelektual lainnya.
3. Tema Pidato
Tema pidato menjadi topik primer nan selalu harus dipertimbangkan buat mendapatkan tujuan nan terlaksana. Tema “ go green ” dalam lingkungan sekolah sepertinya sinkron buat diangkat dalam pembicaraan pidato. Hal ini disebabkan oleh para akademisi mengerti istilah tersebut.
Pada akhir pembicaraan, kita dapat menegaskan kembali apa nan sebelumnya telah disampaikan oleh pembicara. Misalnya saja, apa saja laba nan didapatkan oleh masyarakat jika menjaga lingkungan hayati dengan baik. Berikut ialah contoh epilog pidato nan baik, nan sinkron dengan tema “ go green ” di atas.
Sesuai dengan apa nan aku jelaskan sebelumnya, kita sebagai warga sekolah nan baik tentu mengharapkan nan terbaik buat kenyamanan lingkungan di sekolah kita. Oleh karena itu, berbagai tindakan dalam mewujudkan sekolah nan hijau dapat dimulai sejak dini, dari kita, oleh kita, dan buat kita.
Berbagai tindakan ini tentu dapat membantu kita buat lebih nyaman dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga tak perlu merasa pusing dampak bau sampah nan menggunung di samping ruangan kelas, atau tak nafsu makan saat mendadak tercium bau pesing di samping kantin sekolah.
Dengan demikian, marilah kita wujudkan kenyamanan di lingkungan sekolah kita ini dengan senantiasa menjaga lingkungan sekolah agar tetap higienis dan terhindar dari berbagai ketidaknyamanan di dalamnya.
Sekian pidato dari saya, semoga apa nan aku sampaikan pada kesempatan kali ini dapat berguna bagi kita semua. Salam.
Mendengarkan Pidato dengan Baik
Selain berbicara dengan baik, tentu kita juga harus belajar buat mendengarkan pembicara dengan baik pula. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. Mendengarkan Pidato dengan Saksama
untuk dapat memahami apa nan disampaikan dalam pidato, maka seorang pendengar nan baik harus mendengarkan pidato dengan saksama sehingga mengetahui dengan tepat apa tujuan, serta tindakan nan dilakukan buat dapat mencapai tujuan tersebut. Begitu juga dengan berbagai kegunaan nan dapat diperoleh jika kita mengaplikasikan apa nan disarankan oleh si pembicara.
2. Memberikan Evaluasi secara Objektif
Penilaian merupakan hal nan biasanya muncul secara impulsif pada saat kita melihat seseorang berbicara di depan umum. Akan tetapi, evaluasi nan dilakukan tentu saja harus bersifat objektif agar nilai-nilai positif dari pidato tersebut tetap dapat diaplikasikan oleh pendengar.
Demikianlah hal-hal nan dapat disampaikan mengenai pidato tentang kebersihan lingkungan sekolah nan bertujuan buat meningkatkan pencerahan para praktisi akademik di sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungannya.