Peperangan dan Perkembangan Islam

Peperangan dan Perkembangan Islam

Sejarah Islam di Arab tak pernah dapat dilepaskan dengan sosok istimewa nan kemudian kita kenal sebagai nabi akhir zaman, nabi besar Muhammad saw. Berbicara tentang sejarah Islam, khususnya di Arab, pastilah kita akan membicarakan Muhammad saw.

Sejarah Islam di Arab bermula ketika lahirnya seorang bayi laki-laki dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Siti Aminah pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 20 April 571 Masehi. Hari itu ialah hari kelahiran Muhammad saw nan kelak akan memulai tonggak sejarah Islam di Arab dan seluruh dunia.

Bangsa Arab dikenal sebagai bangsa nan jahiliyah sebelum kedatangan agama Islam. Oleh karena itu para ahli sejarah menyebut masa sebulum kedatangan Nabi Muhammad ialah masa jahiliyah. Maksudnya pada kurun masa ini bangsa Arab masih melakukan berbagai prilaku nan bertentangan dengan fitrah manusia. Seperti penyembahan kepada berhala, berbuat zina, membunuh bayi perempuan nan baru dilahirkan dan lain-lain.

Kejahiliyahan bangsa arab sebelum kehadiran Islam disebabkan mereka telah jauh dari agama tauhid. Agama nan diwarisi dari nabi Ibrahim dan Ismail nan membangun Ka’bah di Kota Makkah. Namun seiring dengan perjalanan waktu orang-orang di Arab mulai mempraktekkan ritual penyembahan melalui perantaraan berhala seperti hubal, latta dan uzza.

Kehadiran seorang nabi akhir zaman akan merubah total keadaan nan serba gelap tersebut menjadi jalan hayati nan terang, bagi orang-orang arab dan manusia seluruhnya. Karena dengan terbangunnya peradaban Islam nantinya akan membawa banyak keberkahan kepada bangsa-bangsa lain sampai ke benua Eropa ataupun ke Nusantara nan kita cintai.



Saat Kelahiran Nabi Muhammad

Muhammad saw dilahirkan di kota Mekah nan kala itu masih berada di zaman jahiliyyah atau zaman kegelapan. Beliau tak pernah melihat sosok ayahnya sebab Abdullah bin Abdul Muthalib telah mati ketika beliau masih berada dalam kandungan. Selain itu, beliau tidak pernah sekali pun menyusu dari ibunya sebab ketiadaan ASI dari Aminah. Adalah Halimah nan kemudian menjadi ibu susu bagi Muhammad.

Sejak kecil Muhammad dalam asuhan Halimah dan keluarganya. Dengan asuhan Halimah dan lingkungannya, Muhammad mendapatkan banyak kegunaan dan hikmah. Misalnya pengalaman beliau dalam mengenal global beternak, atau merawat dan menggembala kambing. Di masa pengasuhan Halimah, Muhammad kecil telah menunjukkan beberapa keutamaannya sebagai calon Nabi. Misalnya kisah tentang pembelahan dada Muhammad dan susu gembalaan nan tak pernah kering.



Muhammad Menjadi Rasul

Muhammad tumbuh menjadi seorang pemuda nan dikenal luas oleh masyarakat kota Mekah. Ini dikarenakan keutamaan beliau nan mampu menarik setiap hati buat menyaksikannya. Kejujuran ucapan Muhammad nan tak bisa disangkal oleh penduduk Mekah, sampai Muhammad mendapatkan gelar Al Amin sebelum diutus sebagai Nabi oleh Allah Swt. Selain kejujuran nan inheren erat pada diri Muhammad, sikap amanah Muhammad juga memukau buat dipandang.

Riwayat nan menunjukkan kepribadian nan amanah dari Muhammad bisa kita lacak dari kisah Siti Khadijah nan memberikan posisi sebagai pengelola usahanya di luar kota Mekah. Muhammad menjalankan amanah nan diberikan oleh Siti Khadijah tersebut dengan sangat baik, tanpa sedikitpun ditemui kesalahan. Maka tak wajar nantinya Siti Khadijah tertarik buat menawarkan diri sebagai istri kepada Muhammad.

Saat umur beliau genap 40, datanglah Malaikat Jibril nan diutus Allah swt buat menyampaikan amanat mengenai pengangkatan beliau menjadi rasul Allah. Rasul Allah nan kemudian kita kenal sebagai Rasulullah. Melalui wahyu pertama nan diterima dari Allah swt, berupa lima ayat dari surat Iqra, beliau ditugaskan buat menyampaikan kebenaran kepada seluruh penduduk Mekah nan tengah berada dalam kesesatan.

Penduduk Mekah pada waktu itu benar-benar berada dalam zaman jahiliyyah atau zaman kebodohan. Seluruh penduduk menyembah berhala, berperang dengan sesamanya, menguburkan hidup-hidup setiap bayi perempuan nan dilahirkan, bermain judi, dan meminum khamar nan memabukkan. Muhammad menganjurkan mereka buat menyembah Allah swt, manunggal padu, bersaudara, saling menolong, dan meninggalkan khamar.

Tiba di Madinah

Kota Mekah nan kala itu dikuasai oleh kafir-kafir Quraisy tak mau menerima ajaran Rasulullah tentang Islam, tentang kebaikan. Mereka berusaha membunuh Muhammad saw dan pengikutnya. Pada 622 Masehi, beliau memerintahkan seluruh pengikutnya melakukan Hijrah ke Madinah buat menghindarkan diri dari perbuatan dan ancaman kafir Quraisy serta penduduk Mekah.

Setelah mengetahui semua pengikutnya tiba di Madinah dengan kondisi selamat, barulah beliau menyusul mereka ke Madinah. Sungguh pemimpin nan bijaksana. Beliau sadar bahwa nan menjadi incaran primer para kafir Quraisy ialah dirinya, maka beliau rela menunggu dalam ancaman pembunuhan di Mekah selama pengikutnya melakukan hijrah.

Setiba di Madinah, semua penduduk kota itu mengelu-elukan namanya, menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Kepada penduduk Madinah itu, Nabi memberi gelar “Al-Anshar” nan artinya 'pembela rasul dan agama'. Penduduk Anshar merupakan kaum nan berani buat membaiat Nabi Muhammad sebagai pemimpin mereka. Padahal tawaran tersebut telah diberikan kepada banyak kaum atau kabilah lainnya, namun semua dari mereka menolak.

Kaum Anshar menyambut kedatangan dari kaum Muhajirin (kaum nan berhijrah dari Mekah ke Madinah) dengan lapang dada. Tidak ada sikap nan negatif kepada saudaranya nan baru berhijrah dari loka nan penuh dengan siksaan. Bahkan Rasulullah sendiri mempersaudarakan orang-orang Anshar dengan Muhajirin. Sehingga keterikatan mereka bertambah kuat dengan pesaudaraan tersebut.

Harta, benda dan loka tinggal ditawarkan oleh kaum Anshar kepada Muhajirin tanpa pamrih. Mereka hanya menghendaki ridha dari Allah semata. Dengan donasi ini, maka kesulitan dari kaum Muhajirin sebagai kaum pendatang banyak terselesaikan. Semestinya kita sebagai muslim saat ini banyak mencontoh apa nan diperbuat oleh kaum Anshar ini, sehingga masyarakat nan serasi terbentu tak seperti sekarang antara si kaya dan si miskin jauh keberadaannya.

Selain mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin, langkah pertama nan dilakukan oleh Nabi Muhammad di Madinah ialah membangun pondasi masyarakat madani nan berasaskan Islam. Anggaran dan hukum nan diberlakukan di Madinah kala itu ialah keputusan dari Nabi Muhammad secara langsung, terkadang pula Nabi memberikan perwakilan kepada sahabat buat menjadi penengah masalah di masyarakat.

Sebuah masjid pertama dibangun di kota Madinah. Kaum Muhajirin dan Anshar bahu membahu bersama membangun masjid tersebut. Sampai-sampai Nabi Muhammad turun tangan sendiri dalam menggali pondasi masjid tersebut. Setelah masjid tersebut berdiri, maka dijadikan sebagai loka sholat, pengajian para sahabat Nabi, dan ruang buat memutuskan permasalahan-permasalahan ummat.

Dengan fungsi tersebut, masjid sebagai sentral mulai berdirinya peradaban sejarah Islam di Arab . Selanjutnya masjid tersebut diberi nama masjid Nabawi oleh kaum muslimin sampai sekarang.



Peperangan dan Perkembangan Islam

Sesudah hijrah, Nabi Muhammad saw berusaha sekuat tenaga buat mengembangkan Islam. Beliau mengutus orang-orang kepercayaannya ke seluruh pelosok tanah Arab. Keberhasilan usahanya bisa dilihat dari banyaknya warga Arab nan rela hati memeluk Islam. Sayangnya, orang Mekah dan kafir Quraisy belum juga mengubah sikap dan tindakan mereka terhadap kaum muslimin. Mereka menindas dan merampas kehormatan utusan-utusan Nabi.

Perang Badar

Perlakuan-perlakuan biadab nan dilakukan kafir Quraisy kepada kaum muslimin menuntut mereka buat membela diri. Kaum Muslimin memutuskan buat berperang dengan kafir-kafir Quraisy. Adalah perang Badar nan merupakan salah satu peperangan nan sangat krusial dalam sejarah Islam di Arab.

Dengan donasi Allah swt, jumlah kaum muslimin nan hanya sekitar 313 orang mampu mengalahkan kafir Quraisy dan penduduk Mekah nan berjumlah sekitar 950 orang. Berawal dari kemenangan inilah nan akhirnya membuat kita dapat menikmati ajaran Islam di zaman sekarang.

Banyak peperangan nan dilakukan oleh kaum muslimin guna mempertahankan diri dan menyebarluaskan ajaran Islam. Diantara peperangan di masa Nabi Muhammad nan kita kenal ialah perang Uhud, perang Khaibar, perang Khandak dan lain sebagainya. Di dalam peperangan tersebut para syuhada banyak nan berguguran guna memberikan pengorbanan paling tinggi kepada agama Islam.

Sejarah Islam di Arab memang menarik buat selalu dikaji. Dengan menelusuri kitab Alqur'an, Hadist Nabi, dan kitab sejarah akan kita peroleh banyak pelajaran nan bermanfaat. Kehidupan nan serba hedonis membuat hati lupa akan akhirat, saatnya kita refresh dengan banyak membaca sirah Nabi Muhammad Saw. Selamat mengkaji agama Islam!