Proses Kematian dalam Islam

Proses Kematian dalam Islam

Setiap makhluk nan bernyawa di muka bumi ini niscaya akan menemui kematian. Berpisahnya ruh dari badan ini menghampiri makhluk di waktu dan loka nan tak bisa diterka. Manusia, hewan, tumbuhan merasakan ajal menjemput di saat takdir itu telah tiba dan hanya Yang Kuasa nan mengetahui waktu terjadinya.

Masalah umur menjadi misteri penuh Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla. Dia telah menciptakan manusia lengkap dengan rezeki, jodoh, sampai kematiannya. Hanya saja, kadang manusia lalai bahwa dirinya memerlukan Tuhannya buat menggapai kehidupan nan lebih baik pasca-kematian. Sebab, akan ada alam lagi nan harus dilalui setelah manusia meninggal, yaitu akhirat.



Tanda-Tanda Kematian Secara Medis

Dari sisi medis, proses menuju kematian memiliki karakteristik tersendiri. Ajal menjemput dengan tanda-tanda menurunnya suhu tubuh. Ada tiga kondisi nan menandai kematian secara normal pada seseorang nan berkembang di lingkungan medis, yaitu sebagai berikut.



Algor Mortis

Inilah tanda pertama kematian. Cirinya ialah suhu tubuh akan terus menurun seiring dengan proses menuju mati. Suhu di luar mendadak lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu tubuh. Suhu tubuh menurun lebih cepat tatkala berada di dalam ruangan. Pada anak kecil, perubahan suhu tubuh menjadi dingin bahkan terjadi lebih cepat. Kira-kira memerlukan waktu 24 jam hingga tubuh benar-benar dingin secara menyeluruh.



Cheynes-Stokes Respiration

Selain algor mortis, kematian juga ditandai dengan adanya masalah saat bernapas. Pada Cheynes-Stokes Respiration, seseorang mengalami cara bernapas nan lebih cepat dan berangsur menjadi sangat cepat. Imbas nan muncul ialah kerja jantung menjadi semakin lemah.

Lama kelamaan, kondisi bernapas cepat nan juga disebut hiperventilasi ini membuat tubuh ikut lemah. Orang tersebut seperti kehilangan energi dan kemampuan bernapas buat waktu lama.

Selama periode bernapas cepat tersebut, orang tersebut dimungkinkan mengalami apnea. Apnea ialah berhentinya napas atau tak mampu bernapas. Padahal, ketiadaan oksigen nan masuk ke tubuh lewat napas, akan membuat organ-organ kekurangan darah segar.

Ini mengakibatkan sel-sel tubuh segera wafat dan berujung pada peregangan nyawa. Kematian dengan cara ini kerap ditemui pada penderita gagal jantung, sesak napas, paru-paru basah, dan penyakit pernapasan lainnya. Gejala tersebut muncul saat pasien mengalami fase kritis pada penyakitnya.



Death Rattle

Death rattle merupakan tanda kematian secara generik nan ditemui pada seseorang. Cirinya, orang nan akan meninggal akan menyuarakan teriakan nan terdengar menyayat hati sebab sangat mengerikan. Orang tersebut berteriak seperti itu lantaran kehilangan refleks buat menelan.

Air liur akhirnya menjadi terakumulasi sehingga memenuhi area paru-paru dan tenggorokan. Orang tersebut seakan tercekat dan terjadilah kematian. Mungkin dokter akan memberikan obat anti-nyeri buat hal ini. Namun, bila waktu ajal menjemput sudah tiba, pasien akan meninggal juga.



Proses Kematian dalam Islam

Dalam agama Islam, kematian menjadi hal nan dikupas tuntas. Kematian juga suatu kejadian nan mesti diingatkan buat setiap orang bahwa kejadian tersebut konkret dan tak semua orang akan mudah melaluinya. Setiap nyawa akan merasakan sakaratul maut, yaitu dicabutnya ruh lewat ubun-ubun oleh malaikat maut.

Bagi orang saleh, sakitnya pencabutan ruh ini mungkin berlangsung “lebih lembut” dibandingkan orang nan selalu menentang Allah. Namun, selembut-lembutnya pencabutan ruh tetap meninggalkan rasa sakit. Dalam sebuah hadis dikatakan, sakitnya sakaratul maut ini kurang lebih setara dengan 300 kali sabetan pedang.

Dilihat secara fisik, seseorang juga akan memiliki tanda buat segera mengalami kematian secara normal. Dalam sebuah riwayat dikisahkan, malaikat maut berjumpa dengan Nabi Ya’kub. Nabi Ya’kub berkata kepada malaikat maut, ” Aku menginginkan sesuatu nan harus kamu penuhi sebagai wujud persaudaraan kita. ” Jawab malaikat maut, ” Apa itu? ”.

Nabi Ya’kub melanjutkan, ” Jika kematianku sudah dekat, beri tahu aku. ” Malaikat maut lalu menyanggupi dan akan mengirimkan dua atau tiga utusan saat ajal Nabi Ya’kub sudah dekat. Nabi Ya’kub dan malaikat maut lalu berpisah.

Seiring waktu berlalu, datanglah kembali malaikat maut menemui Nabi Ya’kub. Saat ditanya keperluan mengunjungi Nabi Ya’kub, malaikat maut menjawab bahwa akan mencabut nyawa sang nabi. Nabi Ya’kub pun menanyakan ketiga utusan malaikat maut nan dijanjikan sebelumnya sebelum ajal menjemput.

Dan, malaikat maut mengatakan bahwa ketiga utusan sebenarnya sudah dikirim kepada Nabi Ya’kub. Lalu, malaikat maut mengatakan, “ Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhnya seusai kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegaknya. Wahai Ya’kub, itulah utusanku pada setiap Bani Adam.

Dari riwayat tersebut, cukup jelas bahwa secara normal, setiap manusia nan sudah menunjukkan kelemahan fisiknya sebagai salah satu tanda akan dicabutnya nyawa. Munculnya uban dan dan membungkuknya badan menjadi pelengkap bahwa malaikat maut segera datang dengan waktu nan tak bisa diduga.

Nabi Ya’kub sendiri bahkan tak diberitahu secara gamblang waktu kematian beliau. Inilah hal nan sebaiknya menjadi pelajaran bahwa setiap manusia seharusnya selalu membekali diri dengan amalan saleh sehingga dia dapat menghadapi kematian nan datang tak terduga.

Sementara itu, proses kematian seseorang dapat dilihat mulai 100 hari sebelum hari kematiannya. Lebih lengkapnya ialah sebagai berikut.



100 Hari Sebelum Kematian

Pada hari tersebut, seseorang akan merasa mendadak kedinginan dari ujung rambut sampai kaki. Badan seakan bergetar. Biasanya hal ini terjadi usai waktu Ashar. Orang nan menyadari hal tersebut mungkin akan merasakan kehadiran kematian.

Sementara itu, bagi nan tak menyadari akan kembali menjalani hari seperti biasanya. Jika menemui tanda ini, maka ada baiknya segera menambah lagi amalan saleh sebagai bekal menuju kematian. Ini juga sekaligus menjadi penyemangat bahwa mencari bekal menghadapi kematian sebaiknya tak hanya menunggu saat tanda-tandanya tiba.



40 Hari Sebelum Kematian

Pada saat itu, bagian pusar seperti terasa berdenyut di waktu usai Ashar. Ini tandanya, daun nan letaknya di dekat Arsy Allah dan berisi nama seseorang telah jatuh lalu dipungut malaikat maut sebagai bagian dari orang-orang nan akan dicabut nyawanya. Kadang malaikat maut sekilat menunjukkan wajahnya dan orang tersebut seketika menjadi bingung. Orang tersebut akan diikuti di residu akhir hayatnya.



7 Hari Sebelum Kematian

Orang nan akan mengalami kematian mungkin merasakan sakit. Awalnya dia tak nafsu makan tapi mendadak nafsu makannya menjadi banyak. Kontemporer ada nan meninggal sebab sakit dahulu dan ada pula nan tidak.



3 Hari Sebelum Kematian

Di waktu ini, orang nan akan meninggal merasakan denyutan di tengah dahi. Kedua mata tak lagi memancarkan sinar layaknya orang sehat. Kondisi hidungnya seakan tampak layu, dan begitu juga telinganya. Kaki menjadi sulit tegak dan perlahan seperti jatuh ke depan.



1 Hari Sebelum Kematian

Orang nan akan meninggal akan merasakan satu denyutan di waktu seusai Ashar. Denyutan ini letaknya di sekitar ubun-ubun. Ini pertanda nyawa tak berada lagi dengan raga hingga maksimal Ashar keesokan hari.



Saat Kematian

Di waktu ini, bagian pusar cukup dingin hingga pinggang. Lalu, dingin segera menjalar ke tubuh atas. Tenggorokan seakan tercekat. Bagi Muslim, sebaiknya keluarga nan mendampinginya membimbing buat mengucapkan kalimat talbiyah atau pun syahadat. Sebab, kalimat “Laa illaaha illallaahu” ialah salah satu kunci surga bagi kaum muslimin nan mampu mengucapkannya menjelang kematian.

Sebaik-baik bekal menuju kematian ialah amal saleh dan ketakwaan. Dengan bekal inilah, insya Allah seorang muslim akan mendapatkan keringanan dalam menjalani kehidupan di alam kubur dan akhirat kelak.