Beasiswa

Beasiswa

Anda bingung melanjutkan pendidikan setelah nanti lulus SMU? Tak usah khawatir, banyak sekali perguruan tinggi dan universitas nan bagus di negeri ini. Salah satunya ialah Institut Teknologi Bandung atau lebih populer dengan sebutan ITB.

ITB memiliki banyak sekali pilihan fakultas atau ilmu pendidikan, salah satunya ialah ilmu farmasi. Fakultas Farmasi ITB didirikan pada 1947. Artinya, sudah sekitar 63 tahun berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengalaman nan begitu panjang membuat fakultas farmasi ITB tak dapat dianggap enteng. Ratusan juta wisudawan dan alumninya sudah tersebar tak hanya di penjuru Indonesia, tetapi juga dunia.

Ilmu Farmasi ini merupakan kajian dari Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam. Jadi, untuk Anda nan tertarik dengan mata pelajaran IPA, seperti biologi, kimia, dan fisika, departemen farmasi ITB ini cocok sekali buat Anda. Pada 2005 nan lalu, departemen farmasi ITB melakukan pembaruan dan mengubah nama menjadi sekolah farmasi.

Sekolah farmasi ITB ini menyediakan beberapa program studi, antara lain: program studi sains dan teknlogi farmasi, program studi farmasi klinik dan komunitas, program studi profesi apoteker, dan lain-lain. Perkembangan ini menjawab tantangan global industri dunia saat ini, nan sangat selektif melihat kemampuan tenaga kerja di bidang farmasi.



Fasilitas Lengkap

Sekolah farmasi ITB juga dilengkapi fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan, seperti Laboratrium Teknologi dengan berbagai alat-alat praktikum lengkap nan terdiri dari spektrofotometer UV-Visible, alat kromatografi gas, climatic chamber , alat Voltametric Analysis Processor, Karl Fischer Titrator, Autotitrator, alat kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS), maupun alat Medium Pressure Liquid Chromatography, alat uji disolusi, dan alat uji disolusi buat divestasi nan diperlambat.

Semua peralatan disediakan buat menunjang praktik mahasiswa di laboratrium. Selain itu, berbagai instrumen dan fasilitas modern di perpustakaan maupun ruang komputer disediakan secara perdeo buat menunjang kegiatan belajar mahasiswa. Hal inilah nan menjadikan sekolah farmasi ITB sebagai salah satu loka pendidikan farmasi terbaik di Indonesia.



Unit Uji Bioekivalensi

Sekolah farmasi ITB ini juga memiliki unit uji bioekivalensi. Unit uji bioekivalensi ini merupakan loka buat melakukan pengujian biovailabilitas dan bioekivalensi pada obat-obat. Di sini, sekolah farmasi bekerja sama dengan pemerintah pusat, di bawah Kementrian Kesehatan, meneliti obat-obat nan beredar di pasaran Indonesia, agar mutu dan kualitas obat-obat tersebut kondusif dan terjamin.

Pengujian nan biasa dilakukan di unit uji bioekivalensi sekolah farmasi ITB ini meliputi, Uji Bioavailabilitas dan Bioekivalen, Uji Disolusi, dan lain-lain nan berkaitan dengan aspek biofarmasi dan farmakokinetik.



Beasiswa

Sekolah farmasi ITB juga menawarkan majemuk beasiswa buat para mahasiswanya, baik di dalam maupun luar negri. Sungguh menyenangkan jika Anda dapat berkesempatan buat sekolah di sekolah farmasi ITB ini. Semua fasilitasnya komplet tersedia buat menunjang suasana belajar nan asyik dan lengkap. Tak perlu berpikir lama jika Anda memang tertarik silahkan langsung saja datang ke sekolah farmasi ITB di Bandung, Jawa Barat.



Apa Itu Farmasi?

Istilah farmasi berasal dari bahasa Yunani, yakni "pharmacon" nan artinya obat. Istilah ini berarti salah satu bidang ilmu profesional nan bergrak dalam bidang kesehatan, nan merupakan kombinasi antara ilmu kesehatan dengan ilmu kimia. Farmasi memiliki ruang lingkup tanggung jawab buat memastikan efektivitas dan keamanan dalam penggunaan obat.

Berbagai ruang lingkup nan berkaitan dengan farmasi ialah farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan obat dan farmasi modern nan meliputi layanan terhadap pasien berupa layanan klinik, layanan pengungsian efikasi, keamnan penggunaan obat, serta penyediaan informasi mengenai obat dan pengobatan.

Institusi farmasi nan pertama kali berdiri di Eropa ialah institusi farmasi Trier di Jerman nan berdiri sejak tahun 1241 hingga sekarang.

Sementara itu, orang nan memiliki gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi disebut farmasis. Farmasis memiliki tugas nan berhubungan dengan kegiatan farmasi di institusi-institusi pemerintahan dan swsta sebagai bidang pengawas makanan dan obat-obatan, bekerja sebagai farmasis di rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan forum wahana kesehatan lainnya.

Tujuan dari ilmu farmasi ialah buat mengetahui apa nan dimaksud dengan farmasi klinis dan farmasi komunitas, mengetahui peranan farmasi klinis dan farmasi komunitas dalam perkembangan bidang farmasi, serta bagaimana menerapkan ilmu farmasi klinis dan farmasi komunitas dalam aktivitas layanan kesehatan.

Seorang farmasis dapat berkomunikasi dengan pasien berdasarkan hal-hal nan membuat mereka bingung mengenai berbagai layanan pengobatan. Hal ini biasanya dilakukan oleh pihak institusi buat menunjang biaya pengeluaran pasien di rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya.

Akan tetapi, sebab farmasis tak memiliki pengalaman klinis nan dapat dijadikan panduan buat pemberian layanan pengobatan, maka kebanyakan farmasis hanya bekerja di belakang instansi dalam bidang pemilihan bahan-bahan pembuatan obat.



Perkembangan Praktik Kefarmasian

Perkembangan praktik kefarmasian dimulai sejak para apoteker nan bertugas buat meramu obat berubah menjadi suplier nan menyediakan kebutuhan farmasi di institusi kesehatan, lalu berubah lagi menjadi pemberi layanan informasi dan pemberi kepedulian terhadap pasien.

Selain itu, seorang apoteker juga memiliki tugas buat memberikan obat nan layak, efektif, dan efisien sehingga pasien dapat mendapatkan pelayanan nan memuaskan.

Perkembangan lain nan ditemukan dalam praktik kefarmasian antara lain ialah adanya pendekatan asuhan kefarmasian nan merupakan peranan apoteker dalam farmasi komunitas.

Pendekatan ini memberikan farmasis berbagai tugas dan tanggung jawab terhadap obat nan tertera pada resep saat ini. Pelayanan ini harus dilakukan oleh seorang apoteker dengan memberikan informasi mengenai obat nan sering digunakan dan sering dibutuhkan oleh pasien.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi informasi nan akurat, seorang apoteker juga harus selalu berada di loka kegiatan penjualan dan pelayanan sehingga seorang apoteker harus memiliki pengetahuan mengenai bagaimana penggunaan obat, bagaimana reaksi dan imbas samping obat, bagaimana stabilitas obat dalam berbagai kondisi, toksisitas dan takaran obat, serta rute penggunaan obat.

Selain itu, apoteker juga memiliki tanggung jawab krusial dalam kasus swamedikasi dengan kewajiban menasihati pasien, mengarahkan pasien buat memilih obat nan cocok dan sinkron dengan penyakit nan dideritanya.

Dengan kata lain, layanan ini bertujuan buat memberikan konservasi terhadap masyarakat mengenai pelayanan kefarmasian berdasarkan kebutuhan nan sinkron dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi.

Selain itu, mutu pelayanan kefarmasiannya harus sinkron dengan baku dan persyaratan nan didasarkan pada ilmu pengethuan teknologi farmasi. Artinya, masyarakat harus diberikan pelayanan nan sinkron dengan undang-undang di bidang pelayanan kesehatan.

Dari klarifikasi di atas, bisa disimpulkan bahwa di mana pun Anda mengenyam pendidikan mengnai ilmu farmasi, hal nan paling primer buat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tentu saja merupakan pelayanan terbaik bagi masyarakat dalam bidang kefarmasian.

Sekolah Farmasi ITB, pada dasarnya sama dengan sekolah farmasi nan lain, yakni mengetahui tugas seorang farmasis dalam menunjang keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat, baik di dalam institusi pemerintahan maupun swasta.

Prospek kerja nan dapat dihasilkan dari bersekolah di jurusan tersebut tentu saja buat menjadi apoteker atau pakar farmasi nan bertugas memilih bahan dasar kimia nan sinkron dengan tujuan pembuatan obat-obatan.

Pemberian pelayanan tersebut juga harus dilakukan sinkron dengan standarisasi teknologi dan pengetahuan farmasi sehingga jika ada nan tak sinkron dengan hal tersebut, perlu dilakukan proses melalui hukum nan berlaku di global kesehatan.