Angin Munsoon
Tiupan semilir angin terasa menyejukkan di tengah siang hari bolong nan menyengat. Angin betulan tentunya, bukan berasal dari penyejuk udara nan biasa dipasang di ruangan-ruangan nan ada di perkotaan sekarang ini.
Kadang, angin terasa mengerikan juga membahayakan, jika tiupannya tidak lagi semilir. Ketika tiupan angin menerpa pepohonan dengan dahsyatnya dan merobohkan pepohonan tersebut. Bahkan, tiupan dahsyatnya bisa menerbangkan semua nan ada di sekitarnya. Di Amerika, tiupan dahsyat angin dikenal dengan nama Tornado, merupakan badai nan bisa menghancurkan dan merusak daerah nan dilaluinya.
Alat buat mengukur kecepatan tiupan angin disebut dengan anemometer. Biasanya, menggunakan sensor berupa putaran baling-baling atau homogen cangkir bertangkai. Akan tetapi, kadang dilakukan pengukuran kecepatan angin taraf tinggi dengan menggunakan frekuwensi ultrasonik nan mempunyai kecepatan nan tersebar.
Gelombang nan ada di permukaan lautan bisa digunakan pula sebagai prakiraan kecepatan angin nan bertiup di sekitar permukaan lautan. Satelit Pencitraan Bumi ( geostationary imagery ) digunakan pula sebagai alat buat menentukan prakiraan tiupan angin pada atmosfer Bumi, berdasarkan sejauh mana awan bergerak dari satu gambaran ke gambaran lainnya.
Ilmu nan mempelajari angin disebut dengan Teknologi Angin. Fokus pembahasan ilmu ini ialah mempelajari dampak nan ditimbulkan angin pada bangunan dalam suatu lingkungan, seperti gedung, jembatan, dan seluruh bentuk bangunan hasil karya manusia.
Definisi Angin
Secara teoretis, angin ialah gas nan mengalir dalam volume nan sangat besar. Angin tidak hanya terdapat di permukaan Bumi saja, angin juga terdapat di ruang angkasa. Jika di permukaan Bumi, angin merupakan udara bergerak dalam volume nan sangat besar, di ruang angkasa dikenal ada nan disebut dengan angin matahari dan angin antar-planet. Angin matahari ialah gas atau partikel matahari nan bergerak menuju ruang angkasa. Sedangkan, angin antar-planet ialah cahaya nan berasal unsur-unsur kimia nan berubah menjadi gas dan bergerak dari atmosfer planet ke ruang angkasa.
Tiupan angin disebabkan oleh disparitas tekanan udara sehingga menimbulkan konvoi udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Secara umum, tiupan angin dalam volume nan sangat besar ditimbulkan oleh adanya disparitas panas antara daerah nan berada di garis ekuator dan daerah-daerah nan berada di kutub Bumi. Rotasi planet-planet juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Sedangkan, di daerah dekat dengan permukaan Bumi, gesekan-gesekan nan terjadi dengan atmosfer Bumi mengakibatkan tiupan angin semakin melemah menuju daerah dengan tekanan udara lebih rendah.
Jenis-jenis Angin
Kita mengenal jenis-jenis tiupan angin. Beberapa di antaranya ialah berikut ini.
- Angin tropik, pola angin nan bertiup di daerah sekitar ekuator dari arah timurlaut (berasal dari Bumi bagian utara) dan tenggara (berasal dari Bumi bagian selatan). Salah satunya dikenal dengan nama angin monsoon.
- Angin barat, angin nan bertiup di daerah di antara 35-65 derajat garis bujur dan bertiup dari darah barat ke timur kemudian ke arah utara bagian belakang daerah subtropis.
- Angin timur, angin nan bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi di kutub (Utara dan Selatan) menuju daerah bertekanan udara rendah di sekitar bagian barat Bumi.
- Angin darat dan angin laut, angin nan bertiup dari darat ke bahari (angin darat) dan angin nan bertiup dari bahari ke darat (angin laut), dampak adanya disparitas temperatur di atas permukaan bahari sehingga mengakibatkan adanya disparitas tekanan udara.
- Angin di sekitar pegunungan, ditimbulkan oleh adanya disparitas temperatur di sekitar pegunungan, semakin tinggi permukaan gunung (dari atas permukaan laut) temperaturnya semakin berkurang sehingga terjadi disparitas tekanan udara.
Angin Munsoon
Angin Munsoon atau muson merupakan angin nan berhembus secara periodik, yaitu minimal tiga bulan. Periode angin muson antara periode nan satu dengan periode lainnya, polanya akan antagonis dan berganti arah secara antagonis setiap enam bulan atau setengah tahun.
Pada umumnya, saat setengah tahun pertama, berhembus angin darat nan kering, lalu setengah tahun berikutnya, berhembus angin bahari nan basah. Matahari berada di belahan langit selatan pada bulan Oktober sampai April sehingga Benua Australia lebih banyak mendapat pemanasan matahari dari Benua Asia.
Hal ini menyebabkan Australia memiliki pusat tekanan udara rendah (depresi), sedangkan di Asia memiliki pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Akibatnya, arus angin dari Benua Asia menuju ke Benua Australia. Di Indonesia sendiri, angin ini ialah angin musim Timur Bahari di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan.
Angin ini melalui Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sehingga banyak membawa uap air. Oleh sebab itulah, di Indonesia pada umumnya terjadi musim penghujan. Seluruh wilayah Indonesia diliputi oleh musim penghujan. Namun, penyebarannya tak merata, yakni semakin ke arah timur, curah hujan akan semakin kecil sebab kandungan uap airnya semakin sedikit.
Matahari berada di belahan langit utara pada bulan April sampai Oktober sehingga menyebabkan Benua Asia Lebih panas diandingkan Benua Australia. Oleh sebab itu, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan si Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi. Akibatnya, terjadi perpindahan angin dari Australia menuju Asia. Angin munson atau angin muson terbagi menjadi dua, yakni Munson Barat atau lebih dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau lebih dikenal dengan Angin Musim Timur.
Pemanfaatan Angin
Energi nan ditimbulkan oleh angin bisa dimanfaatkan oleh manusia sehingga menunjang kehidupan manusia sehari-hari. Pemanfaatan angin di antaranya ialah untuk:
- transportasi, angin digunakan buat transportasi perairan menggunakan kapal dan transportasi udara. Meskipun sekarang ini gerakan kapal bahari dan kapal udara dilengkapi pula oleh mesin-mesin mutakhir, angin tetap memberikan peranan besar buat transportasi perairan dan udara.
- sumber tenaga, angin bisa digunakan sebagai sumber tenaga listrik seperti banyak dibangun di negara-negara Eropa, dengan membangun instalasi turbin nan digerakkan oleh angin dan juga pabrik penggilingan nan digerakkan oleh angin.
- rekreasi, angin dipakai juga buat melakukan wahana rekreasi populer (seperti paralayang, berlayar) atau menerbangkan balon udara.
Pemanfaatan Energi Angin di Indonesia
Di Indonseia, pengembangan lebih lanjut pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi bukanlah hal nan tak mungkin. Terlebih, potensi angin nan melimpah di kawasan pesisir Indonesia, tetapi jumlah total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi kurang dari 800 kilowatt.
Pada umumnya, kecepatan angin di wilayah Indonesia di bawah 5,9 meter per detik nan dianggap kurang memadai buat membangun pembangkit listrik. Tapi, hal itu bukan berarti tak bermanfaat. Beberapa tathun nan lalu, lima unit kincir angin pembangkit dengan kapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) teah dibangun di Indonesia. Pada 2007, dibangun tujuh unit tambahan di empat loka dengan kapasitas sama, yaitu Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Pulau Nusa Penida, Pulau Bali, dan Bangka Belitung.
Pemerintah sudah mulai mengembangkan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu). Namun, sebelum mengembangkannya, harus dilakukan pemetaan potensi angin di Indonesia. Sampai saat ini, belum ada pemetaan komprehensif di Indonesia sebab pengembangannya memerlukan biaya besar.