Jenis-jenis Buku Cerita Anak

Jenis-jenis Buku Cerita Anak

Pada saat Anda masih kecil mungkin pernah mempunyai pengalaman nan menarik seperti dibacakan cerita anak oleh orang tua. Orang tua pada jaman dulu seakan memiliki segudang contoh cerita anak nan bisa dicerna dengan sangat mudah oleh anak-anak, nan sebenarnya memiliki nilai pendidikan nan terselubung dibalik cerita-cerita tersebut.



Makna Cerita Anak

Banyak contoh tentang cerita anak nan biasa didongengkan oleh orang tua kepada anaknya, atau oleh guru kepada anak didiknya serta oleh ustad atau ustadzah kepada para santrinya. Namun sebenarnya apakah makna dari cerita anak itu sendiri.

Cerita anak pada dasarnya memiliki makna sebagai media buat menghibur anak namun juga mempunyai fungsi sebagai pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Anna Rimba Phoa selaku Executive Director PT.Mentari Books Indonesia, nan biasa menerbitkan buku-buku cerita buat anak-anak.

Sejatinya di dalam masa nan masih dini ini, anak-ank sudah bisa buat dibacakan atau membaca sendiri cerita nan bisa memberikan kepadanya sesuatu buat dipelajari. Hal nilah nan bisa diperoleh dari keberadaan aneka buku tentang cerita anak ini.

Tentu saja di dalam cerita tersebut terkandung makna nan ingin disampaikan oleh si penulis kepada anak sebagai pembacanya. Dan dapat saja makna tersebut mengenai nilai dalam kehidupan nan secara ringan bisa diselipkan dalam kehidupan anak hanya melalui kegiatan membaca ini.

Dan hal ini akan menjadi hal nan menyenangkan bagi diri si anak. Karena memang ia akan dihadapkan dengan sebuah buku nan tentunya menarik. Sebab keberadaan buku buat anak didesain dengan lebih menarik dan berbeda dengan kebanyakan buku bagi orang dewasa.

Dengan adanya buku yan menarik bagi mereka, hal ini sudah bisa memberikan nilai positif. Lalu anak sudah memiliki ketertarikan sehingga nantinya mudah buat menanamkan apa nan terkandung di dalam buku tersebut.



Syarat dan Contoh Cerita Anak

Berdasarkan hal tersebut, maka ternyata buku cerita anak tak dibuat dengan asal-asalan saja, tapi harus memenuhi beberapa syarat, nan bila disimpulkan ialah sebagai berikut :

1. Cerita anak harus bersifat menghibur, buat memberikan hiburan kepada anak. Jiwa anak-anak masih sangat polos dan belum banyak buat mengetahui hal nan terlalu rumit maka nan diberikan kepada anak haruslah nan bersifat ringan.

Walaupun ada hal atau makna nan akan disampaikan maka hal tersebut haruslah disampaikan dengan gaya bahasa dan tulisan nan menghibur. Sehingga mudah diterima oleh anak tanpa anak harus berpikir dengan keras buat bisa memahaminya.

2. Cerita anak hendaknya bersifat mendidik, nan berisi perilaku-perilaku baku nan menekankan pada aspek intelektual, misalnya pengertian, pengetahuan, ketrampilan berpikir serta pengetahuan.

Inilah hal nan sejatinya menjadi hal primer nan bisa diperoleh dari keberadaan buku cerita anak. Ada hal nan ingin disampaikan kepada anak. Namun dilakukan dengan sangat ringan seakan bukan melakukan sebuah proses pengajaran. Hal ini dilakukan dengan menyenangkan dan membuat hati si anak bahagia pula. Dengan ini akan lebih mudah buat memberikan penanaman ide atau nilai ini kepada anak.

3. Cerita anak harus menggunakan bahasa kanak-kanak nan bisa dimengerti oleh seorang anak. Dengan maksud merangsang kemampuan kognitif anak, atau kemampuan menyerap bahasa nan sangat dibutuhkan oleh anak.

Hal ini juga harus bisa diperhatikan oleh si pembuat buku ataupun orang tua. Dengan bahasa nan menyenangkan maka anak pun akan lebih mudah buat memahami isi dari cerita tersebut.

Pada saat ini, kebanyakan buku cerita anak dilengkapi dengan aneka gambar nan menarik. Dengan keberadaan gambar ini dinilai buku akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi si anak.

Anak tak hanya melihat banyaknya kata atau tulisan nan ada di sana. Namun anak masih bisa menimati banyaknya gambar nan disesuaikan dengan cerita anak. Maka hal ini akan menjadi lebih meyenangkan bagi anak dan merangsang rasa ketertarikan dalam diri si anak.

4. Cerita anak harus mempertimbangkan faktor kejiwaan dan psikologis anak. Maksudnya menjauhkan dari cerita-cerita bermuatan sarkasme, sinisme, sadism dan jelas harus ramah anak. Meskipun dibalut dengan bahasa nan halus sekalipun.

Anak ibarat selembar kertas nan putih, kitalah orang tua nan akan menuliskan apapun di atas kertas putih itu. Untuk itulah orang tua nan memiliki peran nan sangat besar buat menentukan apa nan akan diberikan kepada si anak.

Karena apa nan dilihat atau diketahui oleh si anak maka itulah nan dianggap sahih dan itulah nan akan ditiru oleh si anak. Maka dari itu, orang tua haruslah bisa memilih dan memilah buku bacaan apa nan akan diberikan kepada si anak. Terutama mengenai isi dari cerita tersebut.

Orang tua harus terlebih dahulu memahami dan mengetahui isinya , baru diberikan kepada anaknay. Hal ini buat menghindari hal-hal nan tak diinginkan dimana buku cerita tersebut bisa mengandung hal-hal nan tidak seharusnya atau belum waktunya diberikan kepada anak pada usia meraka.

Buku cerita anak nan sinkron dengan syarat-syarat nan ditetapkan tersebut, misalnya :

1. Akhirnya Kebahagiaan Datang Juga karya Suryo Handono, terbitan tahun 1993. Buku cerita anak ini bersifat menghibur anak.

2. Anak Kecil Yang Menjadi Kera karya Alma Evita Almanar, terbitan tahun 2002. Adalah buku cerita anak nan bersifat mendidik.

3. Cobaan Bagi Sang Raja karya Suryo Handoko, terbitan tahun 1996. Buku cerita anak nan memiliki bahasa nan ramah anak dan mudah dipahami oleh kanak-kanak.

4. Dua Yatim Nestapa dari Lio karya Abdul Rozak Zaidan tahun 1996. Buku cerita anak nan mempertimbangkan pada masalah kejiwaan anak.



Jenis-jenis Buku Cerita Anak

Beberapa jenis cerita anak nan beredar di pasaran memiliki banyak jenis. Dalam syarat penulisan cerita anak telah disebutkan tentang empat syarat. Namun dalam pengemasan fisik bukunya, Anda bisa menemukan bebeapa jenis buku cerita anak, yakni sebagai berikut :

1. Cerita anak bergambar. Buku inilah nan paling banyak beredar di pasaran. Karena memang anak lebih menyuukai buku nan tidak sekedar berisi tulisan saja namun juga disertai dengan aneka gambar nan menarik.

2. Cerita anak berbahasa Inggris. Hal ini sebab banyak dipahami bahwa bahasa Inggris akan memiliki banyak manfaat bagi si anak dimana bahasa Inggris ialah bahasa Internasional. Maka dari itu, sejak dini anak sudah dikenalkan dengan baasa Inggris ini buat mempermudahnya menguasai bahasa asing ini.

3. Cerita anak dalam buku mewarnai. Di dalam buku menawrnai ini tentunya ada banyak gambar nan menarik. Selain anak bisa melihat gambar nan ada, anak juga bisa menorehkan aneka rona di atas gambar nan ada.

Hal ini juga bisa digunakan oleh orang tua buat melatih sistem motorik halus pada anak. Motorik halus ini sangat berfungsi buat sifat telaten dan sabar dalam diri anak ketika mengerjakan suatu hal.

Pada awalnya mungkin anak hanya akan membuat coretan berupa garis nan masih tidak bermakna di dalam gambar tersebut. Namun lambat laun anak niscaya sudah terbiasa dengan kegiatan mewarna ini dan bisa menghasilkan bentuk nan lebih baik sinkron dengan apa nan ada di dalam gambar tersebut.

4. Cerita pendek anak tunggal. Buku ini mungkin sudah sangat tepat diberikan kepada anak nan sudah bisa membaqca dengan sendirinya. Ataupun kalau anak masih belum menguasai hal ini, orang tua bisa membacakan isi cerita kepada si anak.

5. Cerita anak dalam buku menggambar. Seperti nan telah disebutkan, adanya gambar di dalam buku akan menambah kesan menarik bagi si anak. Sehingga anak lebih menyukai buku tersebut dan juga isinya.

6. Cerita anak dalam buku bernyanyi. Menyanyi memang akan menjadi kegiatan nan menyenangkan bagi si anak. Dengan menyanyi ini anakpun juga bisa diberikan hal-hal seperti nilai ataupun ide nan ingin ditanamkan kepada jiwa si anak.

Pesan primer dari Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Konservasi Anak Indonesia – Artist Merdeka Sirait ialah supaya para penerbit dan penulis buku anak-anak, memberikan contoh cerita anak nan harus mempertimbangkan kemampuan emosi dan berpikir anak. Bukan cerita dalam kemasan anak-anak namun bermuatan buat konsumsi orang dewasa.