Kandungan ASI

Kandungan ASI

Gizi seimbang pada balita tak usah diragukan lagi manfaatnya. Bayi atau balita ialah masa tumbuh bunga manusia nan paling baik. Tidaklah mengherankan jika gizi seimbang pada balita nyatanya memang sangat diperlukan.

Ketika lahir, bayi memiliki milyaran sel nan belum terhubung sepenuhnya dengan baik. Untuk bisa menghubungkan sel-sel tersebut, bayi membutuhkan asupan makanan nan seimbang. Pada bayi, makanan nan seimbang tersebut dapat didapatkan dari air susu ibunya. Berbeda halnya jika bayi tersebut sudah tumbuh dan mulai memasuki usia ballita.

Gizi seimbang pada balita juga memiliki peran nan tak kalah penting. Balita ialah masa emas buat pertumbuhan sel-sel nan ada dalam tubuh, seperti sel otak dan sel-sel krusial lainnya. Jika asupan gizi tak diperhatikan dengan baik, maka hal tersebut bisa menghambat tumbuh bunga putra dan putri Anda.

Kriteria gizi seimbang pada balita tentu saja ialah makanan nan mengandung zat-zat nan dibutuhkan oleh balita. Zat-zat gizi tersebut umumnya meliputi karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. Zat-zat krusial tersebut banyak ditemukan pada bahan-bahan makanan. Anda hanya perlu lebih jeli memilih.

Untuk kesehatan balita Anda, rasanya tak ada nan perlu ditawar. Lakukan nan terbaik agar tumbuh bunga putra dan putri Anda pun maksimal. Memberikan makanan nan mengandung gizi seimbang pada balita rasanya buka suatu hal nan sulit. Tentu saja jika mengingat kegunaan nan diberikan.



Pentingnya Gizi Seimbang pada Balita

Menurut para ahli, saat lahir ke dunia, seorang bayi telah memiliki otak nan berkapasitas 100 miliar sel otak (neuron) dengan koneksi-koneksi awal. Artinya, jumlah neuron di dalam otak si kecil 16 kali lebih banyak daripada jumlah penduduk bumi. Bahkan, lebih banyak daripada jumlah bintang di Galaksi Bima Sakti. Neuron itu akan semakin berkembang dan saling menghubungkan sel nan ada pada tubuh bayi atau balita jika gizi seimbang pada balita diperhatikan.

Akan tetapi, otak bayi dengan potensi sedahsyat ini bukanlah “barang jadi”. Ia “belum matang” sebab belum terhubung dalam jaringan, antarsatu dengan nan lainnya. Ia membutuhkan “sentuhan” agar dapat berkembang secara optimal. Gizi seimbang pada balita atau bayi merupakan salah satu “sentuhan” nan dibutuhkan otak bayi.

Otak bayi masih berupa produk mentah nan belum selesai. Otak neonatal hanyalah sebuah lukisan berbentuk sketsa, cetak biru nan sama sekali belum sempurna. Tangan-tangan serta lingkungan atau gizi seimbang pada balita nan tak terkecukupilah nan akan menyelesaikan atau justru membengkalaikannya,” demikian ungkap Dr. Jalaluddin Rakhmat (2005: 223).

Berbagai penelitian melaporkan bahwa struktur otak, termasuk pula kualitas daya ingat, konsentrasi, penilaian, kecerdasan, perasaan, dan emosi anak, sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas asupan zat makanan nan dikonsumsinya. Dengan kata lain, kepintaran atau taraf intelegensi seorang balita atau bayi bergantung pada asupan gizi seimbang pada balita atau bayi itu sendiri.

Pada anak nan baru lahir, nutrisi atau zat gizi—sebagai sumber energi buat menjalankan berbagai proses metabolisme—sebagian besar digunakan buat melakukan proses tumbuh kembang, termasuk tumbuh bunga otaknya. Hal ini tak berbeda jauh dengan otak balita, asupan gizi seimbang pada balita akan berperan sebagai sumber energi buat menjalankan berbagai sistem metabolisme dalam tubuh.



Asupan Gizi Seimbang Pada Balita dan Air Susu Ibu

Dari manakah anak dapat mendapatkan asupan nutrisi tersebut? Asupan gizi seimbang pada balita, terlebih buat bayi, tak lain dan tak bukan berasal dari ASI alias Air Susu Ibu. Inilah cairan ajaib tiada tanding kreasi Yang Mahakuasa buat memenuhi kebutuhan gizi bayi sekaligus melindunginya dari agresi penyakit.

Bagi bayi, khususnya dalam rentang usia 0-6 bulan, ASI ialah makanan primer sekaligus makanan paling sempurna. Komposisi gizinya sangat pas buat mendukung proses tumbuh bunga bayi. Ekuilibrium aneka zat gizi nan terkandung di dalamnya pun berada pada taraf terbaik dan memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi. Singkatnya, ASI mengandung berbagai zat nan nan bisa memenuhi asupan gizi seimbang pada balita .



Kandungan ASI

ASI kaya akan sari-sari makanan nan mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Betapa tak berkhasiat, ASI mengandung lebih dari 1000 jenis nutrien. Itulah mengapa, jumlah asupan zat gizi nan dibutuhkan bayi bisa terpenuhi secara seimbang dan proporsional. Artinya, jumlah protein, karbohidrat, dan lemak, berkisar antara 10-15 persen, 60-70 persen, dan 20-25 persen dari kalori nan dibutuhkan per kilogram berat badan bisa terpenuhi. Kandungan dalam ASI ini benar-benar merupakan kriteria gizi seimbang pada balita nan sangat dibutuhkan bagi tumbuh bunga anak.

Penelitian para pakar pun menunjukkan bahwa ASI mampu memberikan konservasi terhadap penyakit dengan menyediakan lingkungan nan ramah bagi flora normal (bakteri baik). Asupan gizi seimbang pada balita sangat mungkin diberikan pada putra-putri Anda hanya dengan menyusuinya. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus, dan parasit berbahaya. ASI pun mengandung taurin, DHA (decosahexanoic acid), dan AA (arachidonic acid) nan sangat dibutuhkan oleh bayi nan baru lahir.

Taurin merupakan asam amino kedua terbanyak dalam ASI nan berfungsi sebagai neurotransmitter dan membantu proses pematangan sel otak. Adapun DHA dan AA ialah asam lemak tidak jenuh rantai panjang nan diperlukan buat mengoptimalkan pembentukan sel-sel otak. Komponen-komponen gizi ini terkandung dalam ASI dalam jumlah nan mencukupi sehingga seorang bayi tak memerlukan makanan tambahan hingga berusia enam bulan. ASI benar-benar "pahlawan" dalam memenuhi gizi seimbang pada balita Anda.

Fakta tentang keunggulan ASI tak berhenti sampai di sini. Peranannya sebagai “bahan” nan memenuhi kriteria primer pemenuhan gizi seimbang pada balita dalam mendukung tumbuh bunga balita Anda akan berubah seiring dengan tahapan-tahapan nan dilalui bayi dan jenis zat-zat makanan nan dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan zat gizi dalam ASI berubah guna memenuhi kebutuhan nan sangat spesifik ini.

Sebagai contoh, dua minggu setelah kelahiran merupakan waktu kolostrum, air susu pertama berupa cairan bening berwarna kekuning-kuningan. Antara 2-4 minggu disebut waktu susu peralihan. Setelah satu bulan disebut waktu ASI biasa. Oleh sebab itu, ASI nan diberikan pada masa awal menyusui berbeda kualitasnya dengan ASI nan keluar belakangan. Pada masa awal, ASI mengandung lebih banyak protein, kemudian komposisinya berubah dengan didominasi oleh lemak. Namun, bagaimanapun keadaannya, ASI tetaplah merupakan komposisi asupan gizi seimbang pada balita.

ASI, nan senantiasa berada pada suhu nan paling sesuai, ialah makanan nan paling mudah dicerna bayi sebab mengandung whey dan casein nan sinkron buat bayi. Perbandingan whey dan casein dalam ASI ialah 65:35 sehingga protein ASI lebih mudah dicerna oleh bayi. Karena proses pencernaan dilakukan dengan mudah, energi nan digunakan bayi buat mencerna ASI pun menjadi sangat minimal sehingga ia bisa menggunakan cadangan energi buat kegiatan tubuh lainnya, seperti pertumbuhan dan perkembangan organ.

Dilihat dari kandungan ASI, satu hal nan bisa disimpulkan ialah cara terbaik buat memenuhi gizi seimbang pada balita ialah dengan memberikannya ASI. Sehebat apa pun susu formula tak akan pernah mampu menandingi kehebatan ASI, baik dari segi komposisi, kualitas, maupun proses penyerapannya oleh bayi. Dengan demikian, pemberian ASI tertentu kepada bayi menjadi sebuah keharusan.