Tips Menyusui
Masa laktasi ialah periode nan terjadi sesaat setelah bayi lahir dimana ASI dibentuk dan dikeluarkan. Masa laktasi ini erat sekali kaitannya dengan manajemen maupun motivasi ibu buat menyusui bayinya. Sedangkan manajemen laktasi diawali dengan bagaimana ibu dalam merawat payudaranya saat hamil.
Laktasi dan Menyusui
Laktasi dan menyusui ialah kata nan paling sering Anda dapatkan saat membaca surat keterangan tentang Air Susu Ibu (ASI). Beberapa orang mungkin saja kadang mengalami kesulitan membedakan kedua kata tersebut, atau paling tak kapan harus menggunakan kata laktasi dan menyusui.
laktasi ialah proses buatan atau produksi serta pengeluaran ASI dari payudara.Proses buatan dan pengeluaran ASI ini melibatkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin membantu menstimuli produksi susu, sedangkan hormon oksitosin membantu proses pengeluaran susu ke puting.
Sementara menyusui ialah proses anak mendapatkan air susu melalui cara menyusu/mengisap/mengemut payudara ibu. Menyusui memiliki pengertian nan lebih luas dan lebih kompleks, sebab tak hanya membahas tentang ibu, tetapi juga si anak, atau dengan kata lain laktasi ialah salah satu bagian dari menyusui.
Ketika Anda membahas tentang laktasi, maka Anda hanya membahas aspek ibu saja, atau lebih ke arah bagaimana proses buatan atau produksi dan pengeluaran ASI. Sedangkan menyusui, membahas 2 hal, yaitu aspek ibu dan anak.
Tips Merawat Payudara
Nah, berikut ini ada beberapa tips dalam merawat payudara:
- Mengganti BH atau bra sejak usia kehamilan 2 bulan dengan ukuran nan sesuai. Biasanya 2 nomer lebih besar. Gunanya buat menopang payudara agar bisa berkembang dengan sempurna
- Latihan gerakan otot badan. Ini krusial buat meningkatkan produksi ASI. Bentuknya dapat dengan cara duduk bersila di lantai. Tangan kanan memegang lengan bawah kiri agak dekat dengan siku, sebaliknya tangan kiri juga memegang lengan bawah kanan. Kemudian secara bersamaan keduanya diangkat sejajar pundak. Kedua tangan kemudian didorong kuat-kuat ke arah siku hingga terasa ada tarikan pada otot dasar payudara.
- Menjaga kebersihan payudara, utamanya daerah puting dan areola. Tetapi, jangan dibersihkan dengan sabun agar tak kering dan kaku. Sabun dapat menghilangkan cairan pelumas di sekitar puting dan areola.
- Persiapkan puting susu agar lentur, kuat, dan tak tersumbat sejak usia kehamilan 7 bulan. Caranya dengan mengompres selama 2-3 menit dengan kapas nan dibasahi minyak, tarik dan putar ke arah luar dan dalam masing-masing 20 kali. Kemudian pijat-pijat agar saluran ASI terbuka. Bila terasa ada cairan keluar, oleskan ke puting dan sekitarnya. Kemudian bersihkan dengan handuk. Ini dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali.
Tips Menyusui
Pemberian laktasi ialah sangat penting, sehingga ibu harus benar-benar memperhatikan semua aspek nan menunjang laktasi. Setelah manajemen ASI ini dilakukan, maka dalam menyusui bayi seorang ibu juga harus mengetahui langkah-langkah nan benar.
1. Usahakan menyusui tak dalam keadaan lapar atau haus sehingga ibu bisa menyusui dengan tenang. Sebaiknya minum segelas air sebelum menyusui.
2. Menyiapkan loka nan nyaman buat menyusui. Misalnya duduk di kursi nan ada bantalan di punggung dan tangan. Hal ini krusial agar ibu tak mudah lelah saat menyangga tubuh bayinya.
3. Menyusui bayi sinkron kebutuhannya. Jadi jangan dijadwal. Biasanya bayi butuh menyusu setiap 2-3 jam. Tetapi, jika kurang dari itu pun sebaiknya tetap diberikan.
4. Menyusui dengan kedua payudara secara bergantian.
5. Setelah selesai, biarkan payudara kering sendiri. Tidak perlu dikeringkan dengan kain apapun agar tak lecet. Ini dapat dilakukan sambil menyangga bayi agar bersendawa buat mengeluarkan udara dari lambung bayi sehingga bayi tak muntah.
Beberapa Hal Penting
Ada beberapa hal nan perlu diperhatikan, mengingat laktasi ialah penyuplai gizi terbaik buat bayi. Berikut ini beberapa diantaranya:
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu. Sebaiknya pula, dalam menu sehari-hari bisa ditambah makanan nan bisa merangsang produksi ASI seperti daun katuk atau daun pepaya.
2. Minum air nan cukup, sekitar 8-12 gelas sehari.
3. Makanan pendamping ASI dapat diberikan sejak bayi berusia 4-6 bulan. Sebelum itu, bayi jangan diberi makanan tambahan apapun.
4. Penyapihan hendaknya dilakukan secara bertahap. Yaitu dengan meningkatkan frekuensi pemberian makanan dan menurunkan frekuensi pemberian ASI dalam 2-3 bulan.
5. Sebisa mungkin ibu tak mengonsumsi obat-obatan.
Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini ialah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI tertentu (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef nan merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan 'penyelamatan kehidupan', sebab inisiasi menyusu dini bisa menyelamatkan 22 persen dari bayi nan meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan nan diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global.
Refleks Pada Laktasi
Ada beberapa refleks nan berpengaruh terhadap kelancaran laktasi. Refleks nan terjadi pada ibu, bersumber dari rangsangan putting susu dampak imbasan bayi. Adapun refleks pada bayi, merupakan dasar dari laktasi.
1. Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba nan terdapat pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferen dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior buat mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar ( alveoli) buat memproduksi air susu. Jumlah prolaktin nan disekresi dan jumlah susu nan diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan lamanya bayi menghisap.
2. Reflek Genre ( Let Down Reflek)
Rangsangan nan ditimbulkan oleh bayi saat menyusui selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas kedalam darah akan mengacu otot-otot polos nan mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju puting susu.
Reflek let-down bisa dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau bisa juga ibu tak merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda lain dari reflek let-down ialah tetesan pada payudara nan sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.
3. Refleks Menangkap (Rooting Reflex)
Jika disentuh pipinya, bayi akan menoleh kea rah sentuhan. Jika bibirnya dirangsang atau disentuh, bayi akan membuka mulut dan berusaha mencari putting buat menyusu.
4. Refleks Mengisap
Refleks ini muncul pada bayi jika putting merangsang langit-langit (palatum) dalam mulutnya. Untuk bisa merangsang langit-langit bagian belakang secara sempurna, sebagian besar areola harus masuk ke dalam mulut bayi.
5. Refleks Menelan
Air susu nan penuh dalam mulut bayi akan ditelan sebagai pernyataan refleks menelan dari bayi. Pada saat bayi menyusu, akan terjadi peregangan putting susu dan areola buat mengisi rongga mulut. Oleh sebab itu, sebagian besar areola harus ikut ke dalam mulut. Lidah bayi akan menekan ASI keluar dari sinus laktiferus nan berada di bawah areola.