Pencegahan Penyakit Demam Tifoid

Pencegahan Penyakit Demam Tifoid

Banyak orang nan mengira, demam tifoid ialah demam nan sama dengan penyakit tifus. Padahal penyakit tifus dan deman tifoid ialah dua penyakit nan berbeda.

Perbedaan tifus dan demam ini adalah, tifus disebabkan oleh infeksi bakteri Rickettsiaceae. Bakteri ini banyak ditularkan oleh hewan tikus dan kutu. Berbeda dengan demam tifoid. Demam tifoid merupakan demam nan diakibatkan oleh infeksi dari bakteri nan bernama bakteri Salmonella typhii.

Bakteri ini bisa ditularkan tanpa kita sadari, seperti melalui makanan dan minuman nan kita makan dan minum sehari-hari. Makanan serta minuman tersebut telah terkena bibit penyakit, sebab kurang taraf kebersihannya.

Orang seringkali merasakan demam . Demam pada dasarnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Demam banyak dirasakan oleh anak-anak, orang tua, atau pun remaja. Anak-anak, terutama balita lebih sering menderita demam, daripada orang dewasa.

Penyebab deman nan diderita anak-anak bermacam-macam, misalnya saja sebab kelelahan, terkena angin malam, salah makanan, dan sakit batuk-pilek. Demam biasanya diderita dan dibarengi dengan kejala nan lain, misalnya pusing. Salah satu jenis demam nan populer ialah demam tifoid.

Bakteri nan menyebabkan demam ini berkembang di dalam usus dan lambung, sebab pada dasarnya semua bakteri berasal dari makanan. Proses berkembangnya, yakni makanan nan telah terkontaminasi oleh bakteri, masuk ke dalam saluran pencernaan kita. Bakteri tersebut ialah bakteri nan dikenal dengan nama Salmonella.

Sebelum menjadi penyakit, bakteri ini sebelumnya harus melalui pertahanan tubuh manusia nan memakan makanan. Pertahanan tubuh tersebut termasuk enzim nan terdapat di dalam tubuh, yakni sseperti nan terdapat pada lambung, yakni asam lambung dan juga garam empedu.

Makanan nan sudah terkena bakteri tersebut lantas terus berjalan sampai di usus halus. Setelah sampai pada usus halus, bakteri ini kemudian masuk ke sistem getah bening atau kelenjar getah bening.

Setelah sampai pada getah bening, kemudian mulai menyebar ke seluruh tubuh manusia. Penyebaran bakteri tersebut bersama dengan genre darah dan juga getah bening.

Penyebaran bakteri tersebut tak hanya menuju ke hati orang nan sudah terinfeksi, namun juga menuju ke limpa, dan juga sumsum tulang manusia. Setelah mengalami penyebaran tersebut, kemudian bakteri sudah mulai berkembang biak. Bakteri-bakteri tersebut berkembang biak atau mengalami berkolonisasi pada organ-organ limpa, hati, dan sumsum tulang belakang.

Jika Anda atau ada salah seorang anggota nan terkena bakteri ini dan mengalami demam, jangan khawatir. Karena bakteri ini bisa diobati. Jika penyakit ini diobati dengan obat nan tepat, serta penganganan nan cepat, maka penyakit ini akan sembuh dengan cepat pula.

Selain itu, jika penanganan nan diterima oleh penderita tepat, maka demam ini tak akan kambuh. Namun, selain mendapat penanganan berupa obat, penderita juga harus menjaga makan serta minuman nan diasup oleh tubuh . Anda juga harus memperhatikan kebersihan makanan dan minuman Anda.

Deman ini harus segera diobati, sebab jika tak segera diobati bisa menyebabkan terjadinya komplikasi. Jika sudah terjadi komplikasi, upaya penyembuhan pun menjadi lebih sulit.

Bahkan terkadang, penderita harus menjalani pembedahan, buat menyembuhkan komplikasi nan diderita pasien. Pembedakan tersebut harus dilakukan buat menyembuhkan peradangan nan terjadi di usus halus serta usus besar.

Gelaja demam tifoid adalah sebagai berikut. Semua penyakit bisa diketahui gejalanya, termasuk deman tifoid ini. Sama seperti penyakit lain nan disebabkan oleh bakteri, setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri akan mengalami masa inkubasi.

Dalam masa inkubasi ini gejala penyakit sudah mulai muncul. Gejala nan dapat dialami oleh penderita bisa berlangsung antara 8 hingga 14 hari. Gejala nan dialami pada minggu pertama yakni gejala meningkatnya suhu tubuh pada sore dan malam hari.

Gejala deman tersebut kemudian bisa disertai dengan sakit kepala, perut terasa sangat mual, kemudian juga ingin muntah. Setelah muntah penderita seringkali kehilangan napsu makan, sehingga mengakibatkan perutnya pun menjadi sakit. Sakit perut ini kemudian diperparah dengan diare nan biasanya terjadi pada anak-anak.

Setelah mengalami panas disertai gejala-gejala nan lain pada minggu pertama, kemudian dilanjutkan gejala nan dirasakan penderita pada minggu kedua. Gejala nan dirasakan pada termin ini lebih terlihat daripada gejala pada minggu pertama.

Pada termin ini, akan terjadi gejala demam secara terus-menerus. Demam tinggi tersebut juga disertai dengan bau napas nan tak enak. Selain itu, gejala lain nan muncul ialah kulit kering dan rambut kering menjadi kering. Bibir juga terlihat kering serta pecah-pecah.

Jika diperhatikan lidah penderita seakan-akan ditutupi oleh selaput berwarna putih nan kotor. Letak di mana hati dan limpa berada pun akan terasa sangat nyeri jika diraba atau ditekan. Selain itu, penderita juga akan mengalami perut nan kembung .

Jika Anda atau orang nan anda kenal mengalami gejala pada minggu pertama dan minggu kedua di atas, harus segera dibawa ke dokter. Selain itu penderita juga harus menjalani tes laboratorium. Jika penderita telah menjalani mekanisme periksanaan dan tes laboraturium, biasa pasien akan diberi obat anti diare dan anti biotik terlebih dahulu.



Pencegahan Penyakit Demam Tifoid

Penyakit ini pada dasarnya memang berasal dari makanan. Oleh karena itu, agar terhindar dari deman ini, kita harus melakukan pencegahan sendiri, yakni sebagai berikut.



1. Pola Makan

semua penyakit, pada dasarnya berasal dari makanan. Bahkan dapat dikatakan semua penyakit nan diderita oleh tubuh (bukan penyakit luar sebab terjatuh atau terluka) berasal dari makanan.

Oleh sebab itu, kita harus membiasakan diri pola makan nan sehat. Pola makan nan sehat meliputi asupan makanan nan dimasukkan oleh tubuh, harus nan mengandung vitamin .

Selain itu, makanan nan kita makan haruslah makanan nan higienis dan dimasak sampai matang terlebih dahulu. Jangan biasakan makan di loka generik nan tak terjaga kebersihannya. Karena hal tersebut dapat menyebabkan sarang penyakit.



2. Menjaga kebersihan

Selain pola makan nan sehat dan bergizi, kita juga harus memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar loka tinggal. Meliputi alat makan, pakaian, serta alat-alat rumah tangga nan digunakan buat memasak. Selain itu, jangan biasakan minum air mentah, biasakan buat terlebih dahulu memasaknya, agar kuman wafat terkena suhu nan tinggi.



3. Biasakan Mencuci Tangan

Mencuci tangan dilakukan minimal sebelum dan sesudah makan, serta setelah buang air. Mencuci tangan sebelum makan merupakan hal nan sepele, namun banyak orang mengabaikannya. Padahal kuman nan masuk ke dalam tubuh dapat dari mana saja.

Dari makanan nan tak bersih, dari minuman nan tak matang, atau dari alat-alat rumah tangga nan tak bersih. Untuk meminimalkan bakteri nan masuk ke dalam tubuh, biasakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun.



4. Hati-hati dengan Lalat

Lalat nan ada di sekitar kita, termasuk sumber penyakit. Oleh sebab itu, kita harus menghindari lalat dan jangan makan makanan nan telah dihinggapi oleh lalat.