Samudra Pasai
Kerajaan merupakan salah satu sistem pemerintahan nan pernah berjaya di Indonesia. Hal ini terjadi khususnya pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia terjadi. Namun, setelah Indonesia meraih kemerdekaan, semua wilayah nan tadinya terpisah-pisah tersebut kemudian melebur menjadi satu, dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kisah Kesultanan Yogyakarta
Salah satu kerajaan nan menyatakan bergabung dengan Indonesia pertama kali ialah Kerajaan Mataram atau Yogyakarta. Itulah mengapa, daerah tersebut diberikan status sebagai Daerah Istimewa sebagai penghargaan nan diberikan oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Apalagi, peran Yogyakarta dalam membidani kelahiran Indonesia sangatlah besar.
Salah satunya dengan menyediakan loka konservasi kepada Ir Soekarno dan Drs. Mohamad Hatta dari kejaran penjajah Belanda. Bukan hanya itu, Sultan Hamengkubuwono IX juga memberikan biaya operasional buat kegiatan operasional negara Indonesia. Yang masih dapat kita lihat hingga saat ini ialah lingkungan kampus Universitas Gajah Mada Yogyakarta, nan dalam sejarahnya berdiri di atas tanah milik keraton. Dan oleh Sultan, tanah tersebut diberikan guna menciptakan forum pendidikan buat mencetak intelektual nan dapat membangun Indonesia.
Sultan Hamangkubuwono ke IX juga merupakan pencetus Agresi Generik 1 Maret. Sebelum masa reformasi lahir, masyarakat Indonesia hanya tahu kalau pencetus Agresi Generik 1 Maret nan sangat krusial dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu berasal dari Suharto, mantan presiden Republik Indonesia nan ke-2. Dalam Agresi Generik 1 Maret itu, pejuang Indonesia mampu menguasai Yogyakarta selama 6 jam. Dominasi itu sangat krusial buat memberitahukan kepada duni bahwa bangsa Indonesia masih mempunyai angkatan bersenjata nan hebat nan dapat mengalahkan kekuatan bersenjata modern milik Belanda.
Selain itu, kecerdasan Sultan Hamngkubuwono ke IX memang diakui sangat luar biasa. Ketika masa pendudukan Jepang, banyak rakyat Indonesia nan menjadi korban Romusha atau kerja rodi zaman Jepang. Untuk melindungi rakyatnya dari kerja paksa nan sangat menyiksa itu, Sultan memerintahkan buat membangun bendungan irigasi nan kini dikenal dengan nama Selokan Mataram nan mengalir dari daerah Tempel hingga daerah Prambanan. Sebuah kanal nan mengaliri dan membelah Kota Yogyakarta menjadi dua bagian sehingga seluruh wilayah nan gersang dapat mendapatkan pasokan air buat pertanian.
Tidak hanya itu, Sultan dengan jiwa besarnya memberikan pinjaman tanah kepada rakyatnya buat berusaha dan buat huma pendidikan serta kesehatan. Harta Sultan memang buat rakyat. Hal ini juga sinkron dengan jargon tahta buat rakyat. Jadi Sultan Yogyakarta itu harus mengabdi kepada rakyatnya. Sayangnya hingga kini pemerintahan Indonesia seolah sangat berat memberikan keabsahan dalam bentuk perundang-undangan bagi keistimewaan Yogyakarta.
Majapahit
Salah satu kerajaan nan memiliki nilai krusial dalam sejarah Indonesia ialah Majapahit. Kerajaan ini berada di kawasan Trowulan, Jawa Timur. Sejarah Majapahit nan paling besar ialah mampu menguasai seluruh wilayah Nusantara hingga ke kawasan Thailand. Niscaya seuatu kerja keras nan tidak harus diragukan lagi. Kekuatan fisik, mental, danm kehebatan taktik telah membuat angkatan bersenjata Majapahit mampu meraih berabgai kemenangan dalam rangka memperluas dan memperkaya wilayahnya.
Kondisi ini merupakan salah satu cikal bakal berdirinya negara Indonesia. Seluruh wilayah nan terpisahkan oleh pulau-pulau tersebut, sukses ditundukkan oleh kekuatan kerajaan Majapahit nan terkenal kuat dan tangguh.
Puncak kejayaan Majapahit ini terjadi ketika kerajaan ini dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dengan Maha Patih Gajah Mada. Proses penaklukan berbagai wilayah nusantara ini tak terlepas dari peran Gajah Mada nan mengucapkan sumpah Palapa. Yaitu sebuah sumpah di mana Gajah Mada bersumpah tak akan menikmati kesenangan global nan digambarkan sebagai buah Pala, sebelum nusantara berada di bawah kekuasaan Majapahit. Suatu sumpah nan sangat memotivasi dan memberikan dorongan nan sangat kuat demi meraih apa nan telah dicita-citakan.
Masihkah ada pemimpin sekarang nan bersikap seperti Gajah Mada? Kalaupun ada, mungkin sangat jarang. Misalnya, Jokowi, walikota Solo, nan tidak mengambil gajinya sebagai seorang walikota sedikit pun. Darma ialah alasan kuat bagi Jokowi buat terus berjuang memajukan Solo sehingga ia dapat membangun dan membenahi semua hal nan harus dibenahi agar Solo tumbuh menjadi satu wilayah nan memberikan naungan kedamaian dan hujan sejahtera nan tiada henti.
Pada saat ini, residu kerajaan Majapahit ini masih dapat ditemui di kawasan Trowulan, sebelah barat kota Surabaya. Di sana kita masih dapat melihat bukti kejayaan Majapahit melalui loka nan dinamakan Situs Trowulan. Loka ini pun sekarang ini sudah dimasukkan sebagai salah satu kawasan cagar budaya nan dilindungi oleh pemerintah. Berbagai inovasi benda-benda sisa-sisa kehidupan banyak ditemukan di sini. Bahkan berbagai penyelundupan dan penipuan nan berkaitan dengan barang temuan di Trowulan juga banyak terjadi. Orang-orang nan gelap mata memang tidak pernah memikirkan apakah nan dilakukannya mengandung dosa atau tidak. Yang mereka pentingkan hanyalah kesenangan duniawi berupa uang nan banyak nan dapat dipakai buat berfoya-foya.
Sebagai wujud pengakuan pemerintah atas peran Majapahit melalui Maha Patih Gajah Mada, nama sang patih tersebut diabadikan menjadi nama kampus tertua di Indonesia. Kampus tersebut ialah Universitas Gajah Mada nan terletak di kawasan Bulaksumur, Yogyakarta. Nama Gajah Mada dan hayam Wuruk juga banyak dijadikan nama jalan di kota-kota besar. Memang kenyataannya nama Gajah mada lebih terkenal dari nama rajanya. Hal ini terjadi sebab memang waktu itu, Gajah Madalah nan banyak berperan dalam pembinaan dan pengaturan taktik perang. Hayam Wuruk merupakan raja nan berusia muda dan belum banyak mempunyai pengalaman.
Samudra Pasai
Kerajaan lain nan memiliki peran besar dalam sejarah bangsa Indonesia ialah Samudra Pasai. Kerajaan ini berada di kawasan pulau Sumatera, tepatnya di kawasan propinsi Nanggroe Aceh Darusalam. Peran Samudra Pasai dalam sejarah Indonesia ialah sebab Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam nan pertama berdiri di Indonesia. Sebagai wilayah nan dipimpin oleh raja nan memeluk agama Islam, nilai-nilai kehidupan nan ada di dalam wilayah kekuasaannya tentunya berdasarkan hukum-hukum Islam. Dari Samudra Pasai ini juga menyebar ajaran Islam nan juga tersebar lewat interaksi perdagangan antar saudagar dari berbagai wilayah di Indonesia pada saat itu.
Berbeda dengan berbagai kerajaan nan beragama Hindu-Budha, Samudra Pasai tak meninggalkan banyak peninggalan seperti candi atau prasasti maupun arca. Hal ini disebabkan ajaran Islam tak mengenal benda-benda tersebut sebagai alat ibadahnya. Peninggalannya lebih banyak berupa kitab dan ajaran keislaman nan sangat kental di bekas wilayahnya sehingga hampir semua penduduk Aceh ialah masyarakat agamis nan sangat memegang teguh ajaran agama Islam.
Salah satu peninggalan sejarah nan dapat menceritakan tentang sejarah Samudra Pasai ialah peninggalan kerajaan ini nan masih dapat ditemui di kawasan Pasai, Lhokseumawe Aceh Utara. Selain itu, bukti tertulis nan dapat menceritakan tentang Samudra Pasai ialah melalui buku nan ditulis oleh Abu Abdullah ibn Bathutah. Abu Abdullah sendiri ialah seorang pedagang nan berasal dari Maroko dan pernah datang ke kerajaan tersebut.
Sriwijaya
Selain Majapahit, Indonesia mempunyai Sriwjaya nan juga merupakan satu kerajaan besar nan memberikan pengaruh nan cukup besar kepada kehidupan bangsa Indonesia. Kerajaan Sriwijaya ini mempunyai ibukota di daerah Palembang dan sekitarnya. Ketika Sriwijaya mengalami kemunduran, Palembang menganut sisitem kesultanan. Hal ini terpengaruh oleh kesultanan nan banyak dipakai oleh para penguasa Timur Tengah. Sebagai penganut ajaran agama Islam, para Sultan Palembang akhirnya tak menggunakan kata ‘kerajaaan’ buat menggambarkan kekuasaannya.
Sayangnya, kesultanan Palembang ini termasuk dalam gugus kesultanan atau kekuasaan nan dikebiri oleh pemerintah Belanda sehingga akhirnya tak mempunyai kekuasaan apa-apa lagi terhadap wilayah dan rakyatnya. Hal inilah nan membuat banyak rakyat di wilayah nan sebelumnya berbentuk kesultanan seperti juga nan ada di tanah Jawa, seperti Cirebon dan Kasunanan Surakarta, menajdi lebih terbuka dan tak lagi menganggap diri mereka harus menghormati keturunan darah biru secara berlebihan. Mereka juga tak membayar upeti kepada raja lagi melainkan kepada pemerintahan nan berkuasa pada saat itu.
Politik Belanda ini membuat berjatuhannya kesultanan nan ada di Indonesia. Sekarang para sultan itu mulai manunggal dan mengatur rendezvous tahunan. Mereka berusaha menjadi penjaga budaya dan kebudayaan bangsa. Barang-barang peninggalan zaman kejayaan kesultanan dijaga dan dilestarikan agar kelak anak cucu mereka masih dapat melihat sisa-sisa kejayaan masa lalu.