Minyak Bumi dan Gas Alam
Pada 2010, bangsa Indonesia mengalami luka nan mendalam. Peristiwa susahnya mendapatkan bahan bakar gas sampai banyaknya korban nan meninggal dampak meledaknya kompor gas di rumah-rumah penduduk. Hal ini disebabkan sebab kelalaian pemerintah, kecurangan oknum nan mementingkan keuntungan, dan masyarakat nan kurang mengerti tentang perlakuan, sifat bahan bakar gas.
Minyak Bumi dan Gas Alam
Minyak bumi ialah salah satu kebutuhan pokok manusia sekarang ini. Manusia tak akan pernah lepas dari kebutuhannya dari minyak bumi. Minyak bumi ialah campuran komplek hidrokarbon plus senyawa organik, yaitu dari sulfur, oksigen, nitrogen, dan senyawa lainnya nan mengandung konstituen logam, terutama nikel, besi, dan tembaga.
Bahan minyak bumi ialah komposisi nan bervariasi, bukan bahan nan uniform, tergantung pada lokasi bahannya, umur dari lapangan minyaknya, dan juga tergantung pada kedalaman sumur buat mengambil minyak tersebut.
Kandungan di dalam bahan minyak bumi parafinik nan ringan ialah kandungan hidrokarbon nan isinya tak kurang dari 97%. Sedangkan dalam kandungan minyak bumi jenis asphaltik berat, kandungan hidrokarbonnya paling rendah sekitar 50%.
Di dalam minyak bumi terdapat perbandingan unsur-unsur nan sangat bervariasi. Berikut ini unsur-unsur nan terdapat pada minyak bumi berdasarkan hasil analisa ialah sebagai berikut.
- Kandungan karbon sekitar 83-87%
- Kandungan hidrogen sekitar 10-14%
- Kandungan nitrogen sekitar 0,1-2%
- Kandungan oksigen sekitar 0,05-1,5%
- Kandungan sulfur sekitar 0,5-6%
Di dalam minyak bumi, kandungan hidrokarbon memiliki komponen-komponen nan bisa diklasifikasikan menjadi tiga golongan. Berikut ini komponen hidrokarbon dalam minyak bumi, yaitu sebagai berikut.
- Komponen hidrokarbon golongan Parafinik
- Komponen hidrokarbon golongan Naphthenik
- Komponen hidrokarbon golongan Aromatik
Di dalam golongan olefinik, pada umumnya tak bisa ditemukan dalam crude oil. Begitu juga di dalam hidrokarbon asetilenik, sporadis ditemukan bahan minyak bumi.
Kandungan nan ada di dalam crude oil ialah sejumlah senyawa non-hidrokarbon, terutama senyawa sulfur, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, senyawa organo metalik nan berjumlah kecil sebagai larutan, dan garam anorganik sebagai suspensi koloidal.
Gas alam atau gas bumi ialah salah satu bahan bakar nan terbentuk dari bahan bakar fosil berupa gas nan mengandung metana (CH4). Gas alam ini bisa ditemukan di daerah ladang minyak, gas bumi, atau di tambang batu bara.
Di dalam gas alam atau gas bumi ini, metana (CH4) ialah komponen utamanya. Metana ialah molekul hodrokarbon rantai terpendek dan teringan. Selain itu, komponen nan terkandung di dalam gas alam nan lebih berat ialah etana (C2H6), propana (C3H8), dan butana (C4H10), serta gas alam juga mengandung sulfur atau belerang. Gas alam juga bisa menjadi sumber primer bagi pembuatan gas helium.
Metana (CH4) ialah salah satu komponen gas rumah kaca, sehingga bisa menimbulkan pemanasan dunia ketika terlepas dari atmosfer. Hal tersebut membuat polutan nan berhaya, bukan sebagai sumber energi nan bermanfaat.
Akan tetapi, metana nan terlepas di udara hanya berlangsung sesaat saja, sehingga metana tersebut bereaksi dengan ozon kemudian memproduksi karbondioksida dan air.
Kandungan nan terdapat dalam metana (CH4), banyak sekali, seperti nitrogen, helium, karbondioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air. Gas alam juga bisa mengeluarkan merkuri dalam jumlah nan kecil. Komponen nan terkandung dalam gas alam bervariasi tergantung pada sumber ladang gas alamnya.
Gas alam nan dihasilkan oleh bumi itu tak berbau, sehingga ketika gas alam diproses dan diproduksi sebagai bahan bakar gas , biasanya gas tersebut ditambahkan thiol agar gas tersebut berbau. Ketika ada kebocoran gas, maka akan mudah terdeteksi.
Proses produksi gas alam sebenarnya tak berbahaya. Akan tetapi, apabila gas alam tersebut tak diproses, maka akan mengurangi kandungan oksigen di udara pada level nan membahayakan, sehingga bisa menyebabkan kekurangan oksigen an menganggu sistem pernapasan.
Gas alam itu mudah terbakar, sehingga sering berbahaya dan bisa menimbulkan kebakaran. Hal tersebut dikarenakan apabila gas tersebut berada dalam ruangan tertutup, misalnya rumah, konsentrasi gasnya bisa mencapai titik campuran nan mudah meledak jika terkena api.
Gas alam di alam bebas lebih ringan dari udara, sehingga mudah tersebar di atmosfer sebab kandungan metana nan berbahaya di dalam udara ialah antara 5% sampai 15%.
Gas alam nan diproses kemudian disimpan dengan menggunakan metode penyimpanan