3 X Baca Surat Al-Ikhlas Setara Khatam Al-Qur’an
Al-Quran merupakan kurikulum sepanjang hayat dan panduan kehidupan umat Islam. Bagian dari keimanan agama Islam, sebagai “Kalamullah” nan diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan mediator Malaikat Jibril.
Sebagai mukjizat besar Nabi Muhammad, Al-Quran mendapat agunan pemeliharaan dan penjagaan langsung dari Tuhan Semesta Alam, (Q.S. Al-Hijr, 15: 9).
Bacaan al-Quran merupakan petunjuk buat membawa manusia dari kegelapan dan kegoncangan jiwa, (Q.S. Ibrahim, 14: 1). Membawa keselamatan bagi umat manusia dan sebagai jalan lurus buat mendapat keridhaan Allah SWT, (Q.S Al-Maaidah, 5: 15-16).
Pemahaman bacaannya memunculkan rasa optimis dalam menghadapi kehidupan dunia, disertai dengan imbalan pahala dari Allah SWT dalam setiap bacaan hurufnya. Isi dan kandungannya wajib diimani, bahkan diakui sejalan dengan temuan ilmiah modern dalam berbagai jenis keilmuan.
Temuan ilmiah seorang ilmuwan dari Florida, Amerika Serikat, Dr. Al-Qadhi menyimpulkan bacaan al-Quran 97% berpengaruh dalam mendapatkan ketenangan jiwa manusia dan mempercepat penyembuhan penyakit. Lantunan al-Quran bagi seorang Muslim sangat berpengaruh pada aspek fisiolos mereka, tanpa harus memahami bahasa Arab.
Dengan ketenangan ketika membaca al-Quran, akan dirasakan penurunan emosi negatif, kesedihan, depresi, dan membuat ketenangan dalam jiwa. Pendapat pakar jiwa ini dibantu dengan teknologi elektronik muktahir dalam pendeteksian detakan jantung, tekanan darah, ketahanan kulit dan otot tubuh terhadap genre listrik.
Sebagian pakar mengatakan bahwa bayi nan berusia 48 jam, akan memberi respon tersenyum dan menjadi tenang ketika diperdengarkan lantunan ayat al-Quran. Hal ini membekali jiwa manusia sejak dini agar memiliki potensi nan kuat buat meningkatan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional ( Emotional Quotient ), dan kecerdasan spiritual ( spiritual quotient ).
Tips Mempelajari Al-Quran Seumur Hidup
Umat Islam diperintahkan buat mentadaburi kandungan al-Quran sepanjang hayatnya, sebagaimana firman Allah (Q.S. Shaad, 38: 29): “ Ini ialah sebuah kitab nan Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang nan mempunyai pikiran. ”
Silahkan Anda renungkan. Kalau umur manusia di muka bumi ini dihitung rata-rata berusia sampai dengan 60 tahun, maka:
- Hendaknya membaca Kitabullah ini dimulai dari usia 7 sampai 15 tahun. Belajar membaca dengan baik sebagaimana kaidah-kaidah nan ditetapkan dalam Ilmu Tajwid .
- Pada usia 16 sampai 45 tahun, kuatkan niat dalam hati buat mempelajari dan memahami semua arti dan makna ayat-ayat dalam al-Quran sebanyak 1 juz setiap tahun.
- Pahamilah. Biasanya 1 juz al-Quran terdiri atas 9 lembar, setiap lembar terdiri dari 30 baris. Maka Anda dapat menyelesaikan ( khatam ) 1 juz dalam waktu 9 bulan. Tiga bulan sisanya dapat digunakan buat liburan atau mengganti hari-hari nan tak efektif dalam memenuhi sasaran bacaan.
- Ketika usia 46 sampai 60 tahun, gunakan umur itu buat mengevaluasi 2 juz al-Quran selama 1 tahun. Mengkaji ulang kandungan al-Quran serta lebih merealisasikannya dalam rutinitas sehari-hari di masyarakat.
Khatam Al-Qur'an dengan Cepat
Lalu, bagaimana cara lebih cepat buat khatam bacaan al-Quran?
Cobalah targetkan membaca 1 bulan buat 1 juz al-Quran. Dari 9 lembar dalam 1 juz, terdiri atas 270 baris. Cobalah dibagi buat 30 hari. Maka Anda hanya cukup membaca 9 baris setiap hari! Al-Quran akan selesai dibaca dalam waktu 30 hari.
Jika ingin lebih cepat mengkhatamkan al-Quran, maka perbanyaklah sasaran baris ayat nan akan dibaca dalam 1 hari. Semakin sering membaca al-Quran, semakin banyak pula pahala ibadahnya. Insya Allah!
3 X Baca Surat Al-Ikhlas Setara Khatam Al-Qur’an
Tahukah Anda ada surat nan bila dibaca tiga kali maka ia diibarat seperti mengkhatamkan al-Qur’an? Ya, membaca surat al-Ikhlas tiga kali setara dengan khatam al-Qur’an. Hal ini berdasarkan kisah nan pernah terjadi antara Rasulullah Saw. dengan para sahabatnya. Di mana, suatu ketika Nabi Saw. pernah bertanya kepada sahabatnya buat mengkhatamkan al-Qur’an dalam semalam.
Umar menganggap hal tersebut mustahil, namun Ali bin Abi Thalib menyanggupinya. Umar nan saat itu mendengar jawaban Ali bin Abi Thalib memaklumi kondisi Ali, nan dinilainya masih belum memahami maksud Rasulullah Saw sebab usianya nan masih muda. Lalu Ali pun membuktikannya dengan membaca surat al-Ikhlas tiga kali di hadapan Umar dan Rasulullah Saw. Setelah selesai, Rasulullah Saw. membetulkannya.
Inilah asal muasal munculnya hadis-hadis nan menyatakan bahwa surat al-Ikhlas seperti sebanding dengan sepertiga al-Qur’an. Salah satu hadisnya ialah dari Ad-Dahhak Al-Masyiriqi dari Abu Sa’id al-Khudri berkata, Rasulullah Saw. bersabda keada para sahabatnya, “ Apakah seorang di antara kalian tak sanggup buat membaca sepertiga al-Qur’an dalam satu malam?”
Sungguh hal tersebut ialah suatu hal nan berat bagi para sahabat Rasulullah Saw, lalu mereka pun berkata, “Siapa nan sanggup melakukan hal itu ya Rasulullah?” Lalu Rasulullah Saw. menjawab, “Membaca surat al-Ikhlas menyamai sepertiga al-Qur’an.” (HR. Bukhari)
Imam An-Nawawi mengatakan, dalam riwayat nan lainnya dikatakan, “Sesungguhnya Allah membagi al-Qur’an menjadi tiga bagian. Lalu Allah menjadikan surat Qulhuwallahu Ahad (surat al-Ikhlas) menjadi satu bagian dari 3 bagian tadi.
Maskudnya al-Qur’an terdiri dari tiga bagian, yaitu membicarakan (1) kisah-kisah, (2) hukum, (3) sifat-sifat Allah. Konsentrasi pembahasan surat al-Ikhlas ialah tentang sifat-sifat Allah, makanya sepertiga al-Qur’an terdapat di dalamnya. Bahkan ada lagi nan menyatakan bahwa pahala membaca surat ini dilipatgandakan seukuran membaca sepertiga al-Qur’an tanpa ada kelipatan.
Namun tidak sedikit ulama menganjurkan bagi orang nan tak mampu membaca al-Qur’an namun ingin mendapatkan pahala seperti orang khatam al-Qur’an, maka bacalah surat al-Ikhlas tiga kali. Mungkin saja maksud para ulama tersebut adalah, buat memberi semangat terhadap orang nan tak mampu membaca al-Qur’an agar rajin dan mau membaca al-Qur’an.
Dari bacaan al-Qur’an dengan bacaan surat al-ikhlas tentulah tak sepadan. Tentu saja pahala orang nan membaca al-Qur’an secara full lebih banyak pahalanya dengan dengan orang nan hanya tiga kali membaca surat al-ikhlas. Kecenderungan adalah, dari sisi posisi surat al-Ikhlas dinilai sepertiga al-Qur’an. Jika dibaca tiga kali, maka posisinya akan sama dengan membaca al-Qur’an lengkap.
Namun krusial dipahami, posisinya hanyalah buat mendekati makna khatam al-Qur’an, bukan pahalanya sama dengan orang nan khatam al-Qur’an sekaligus. Andaikata maknaya sama dengan orang nan khatam al-Qur’an sekaligus, maka bakal sporadis orang membaca al-Qur’an hingga selesai.
Karena itu, memahami posisinya seperti orang nan membaca al-Qur’an secara full harus dipahami dengan bijak. Jangan hanya memahaminya sekilas lalu. Harus dipahami dengan pemahaman nan baik, bahwa maksudnya ialah kandungan surat al-Ikhlas ialah sepertiga al-Qur’an. Jika tiga kali dibaca, maka jumlah sama dengan seperti khatam al-Qur’an.
Meski demikian, bukan berarti membaca surat al-Ikhlas saja cukup. Tetaplah membaca al-Qur’an full jauh lebih baik. Karena membaca surat al-Ikhlas tiga kali memang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. sebelum tidur. Intinya, bacalah surat al-ikhlas tiga kali dan baca juga al-Qur’an hingga full alias khatam. Dengan melakukan hal seperti ini bacaan al-Qur’an memang harus dibaca secara kesuluruhan. Tidak saja hanya membaca surat al-ikhlas saja.