Masalah Kesehatan pada Perokok Remaja
Remaja ialah generasi penerus bangsa. Asa dan masa depan suatu bangsa terletak di tangan mereka. Oleh sebab itu, tujuan membuat makalah bahaya merokok ini ialah agar remaja mengetahui apa saja bahaya merokok, dan menjauhi benda tersebut demi masa depan mereka.
Benda bernama rokok sudah sejak lama diketahui sebagai produk nan sangat beracun dan dapat menyebabkan ketergantungan (adiktif). Mengapa? Sebab kandungan zat kimia dalam sepuntung rokok dapat mencapai 4000 jenis. Termasuk di dalamnya ialah zat nan karsinogen atau bisa mencetus kanker.
Fakta tersebut jelas mengundang banyaknya penyakit nan dapat timbul pada tubuh seorang remaja, saat rokok dan Norma merokok sudah mendarah daging. Makalah bahaya merokok ini hanya satu cara saja nan diharapkan dapat membuka cakrawala pengetahuan remaja akan kerugian rokok.
Dalam makalah bahaya merokok nan lain, tak secara spesifik menyorot tentang penanganan Norma merokok pada remaja. Namun, pada makalah bahaya merokok ini, akan dibicarakan secara spesifik tentang penanganan buat remaja. Nah, semoga bermanfaat.
Mengapa Remaja Ketagihan Merokok
Sebenarnya faktor Norma dan budaya dalam konduite merokok remaja menjadi hal nan pengaruhnya sangat besar. Banyak sekali remaja nan mulai mengenal rokok saat usia kanak-kanak. Hal ini disebabkan oleh Norma dan budaya di lingkungan loka tinggalnya nan menjadikan rokok sebagai hal nan biasa dan wajar, bahkan keren dan gagah.
Oleh sebab itu, saat usia remaja tiba, merokok telah terlanjur menjadi Norma nan sulit dilepaskan. Saat makalah bahaya merokok ini dibuat, bahkan terdapat beberapa kasus nan menunjukkan bahwa anak usia balita pun telah banyak nan terlanjur menjadi perokok aktif. Di Indonesia, terutama beberapa daerah nan budaya dan taraf pendidikannya belum tinggi, hal ini kerap terjadi.
Selain budaya dan Norma pada lingkungan loka tinggal, zat nan dikandung rokok pun dapat dijadikan kambing hitam atas berbagai kasus ketagihan atau adiktif pada rokok ini. Mengapa begitu sulit buat melepaskan diri dari rokok?
Jawabannya ialah karena ada zat adiktif bernama nikotin dalam jumlah besar di dalam rokok. Nikotin ini mempengaruhi cara kerja otak. Jika remaja sudah sampai ke tingkat candu pada rokok, berarti otak remaja itu sudah tergantung pada nikotin.
Jika dihentikan secara tiba-tiba, maka tubuh akan gelisah, jantung berdebar, sakit perut, dan berbagai gejala tidak nyaman lain. Namun saat rokok telah kembali dihisap, dan kadar nikotin di otak telah terpenuhi lagi, otak akan memberi kode rasa nyaman kembali pada tubuh. Itulah sebabnya mengapa begitu sulit melepaskan diri dari rokok, jika telah menjadi perokok aktif. Bahkan terkadang, usia renta pun seseorang akan sulit melepaskan diri dari rokok.
Hal nan membuat miris lagi ialah sebuah fenomena nan menunjukkan bahwa merokok kini tidak lagi dominan dilakukan oleh remaja pria. Remaja wanita pun telah banyak melakukan Norma jelek tersebut. Survei BPS menunjukkan angka kenaikan dari semula 0,2% naik ke 1,9% dari total jumlah remaja putri usia 15-19 tahun di tahun 2001 dan 2004.
Fakta dalam makalah bahaya merokok ini tentu saja mencengangkan, karena remaja putri ialah calon ibu di beberapa tahun ke depan. Kebiasaan merokok mereka tentu berpengaruh terhadap kesehatan saat hamil dan menyusui kelak.
Masalah Kesehatan pada Perokok Remaja
Makalah bahaya merokok ini juga mendapati fakta tentang gangguan kesehatan yag kerap terjadi pada perokok remaja. Antara lain, paru-paru perokok remaja nan seharusnya masih dalam fase bertumbuh dan maksimal fungsinya, menjadi sebaliknya. Pertumbuhan dan fungsi paru-paru mereka jadi tak maksimal.
Risiko stroke dan juga berbagai gangguan jantung nan kerap dialami oleh perokok usia dewasa dan tua. Malah bisa terjadi di masa usia remaja apabila mereka menjadi perokok aktif. Stamina mereka nan seharusnya masih tinggi dan giat berprestasi jadi menurun.
Bahkan, menurut hasil penelitian, Norma mengkonsumsi rokok sebanyak 1 bungkus per hari bisa mengurangi kemungkinan hayati hingga 7 tahun. Kanker paru, impotensi, dan kemungkinan terjerumus ke pergaulan negatif makin besar saat remaja menjadi perokok.
Cara Melindungi Remaja dari Bahaya Rokok
Memang makalah bahaya merokok ini hanya sebuah upaya kecil demi memberi informasi pada generasi muda dari rokok dan keburukan nan terselubung di dalamnya. Namun semoga pembaca makalah bahaya merokok nan berusia remaja mau tergugah buat menghindari benda berbahaya tersebut setelah membaca tulisan ini.
Melindungi remaja dari bahaya merokok harus dilakukan dengan terlebih dahulu memahami mengapa remaja memilih buat merokok. Rokok kerap dipandang oleh remaja sebagai benda nan melambangkan pemberontakan terhadap anggaran di rumah dan sekolah.
Karakteristik remaja nan cenderung berjiwa penuh pemberontakan seakan menemukan jalan keluarnya dengan memilih rokok sebagai bentuk ketidaksetujuan mereka dengan aturan. Saat sedang merokok, walau secara diam-diam, seorang remaja akan merasa telah menang atas segala anggaran nan membelenggu mereka di rumah dan sekolahnya.
Menaggulanginya, tentu dibutuhkan kebijaksanaan dari orang tua dalam membimbing remaja mereka. Sikap penuh pengertian nan tak kaku serta otoriter akan membuat remaja merasa tak sedang dikekang dan diatur-atur. Beri informasi tentang bahaya merokok, misalnya seperti makalah bahaya merokok ini, namun jangan terlalu mendikte dan menggurui.
Contoh dari lingkungan sekitar, terutama orang tua dan orang dewasa di sekitar para remaja itu tinggal. Ini ialah cara terbaik melindungi remaja dari bahaya merokok. Remaja biasanya akan meniru sikap dari orang dewasa di sekitarnya. Tragis jika orangtua melarang anak remajanya merokok, sementara mereka sendiri ialah pecandu rokok.
Menjauhkan remaja dari teman-teman akrabnya nan perokok, dapat juga jadi solusi efektif. Bagi remaja, penerimaan teman atau gank terhadap diri mereka ialah sebuah kebanggaan. Jika sebuah gank dipenuhi oleh remaja nan perokok, maka besar kemungkinan remaja nan tadinya tak merokok akan ikut-ikutan.
Selain itu orang tua juga dapat memberi sebanyak mungkin kegiatan nan bersifat positif. Hal ini akan mengalihkan perhatian remaja dari keinginannya mencoba-coba rokok. Misalnya dengan kegiatan olahraga, atau pengajian agama, dan juga memasukkannya pada kursus ketrampilan apa nan ia gemari.
Peran Pemerintah
Di negara-negara maju terdapat peraturan batasan umur bagi perokok, yaitu 18 tahun. Ada juga hukuman buat pelanggar anggaran tersebut, maka sewajarnya Indonesia pun memberlakukan peraturan semacam itu.
Rokok pun idealnya hanya dijual di tempat-tempat spesifik saja, hingga pembelian berdasarkan batasan umur itu bisa dikontrol. Tidak seperti saat ini, Indonesia seperti surga bagi perokok. Rokok dijual bebas sebebas-bebasnya, bahkan secara asongan dan eceran. Hal tersebut memungkinkan anak kecil, bahkan balita pun dapat memperolehnya dengan mudah, asal ada uang.
Pelarangan merokok di loka umum, memang telah ada peraturannya di Indonesia. Namun sikap tak disiplin, tidak taat peraturan serta longgarnya supervisi terhadap peraturan dapat menyebabkan masih saja banyak anggota masyarakat, nan bebas merokok di loka generik tanpa ada sanksi. Bahkan remaja sekalipun.
Semoga di masa mendatang, pemerintah makin menunjukkan ketegasan dalam berbagai hal. Terutana hal nan dapat memberi pengaruh jelek pada generasi muda dan remaja, seperti pada masalah rokok. Makalah bahaya merokok ini hanya sebuah tulisan wujud kepedulian penulis pada generasi muda, khususnya remaja, dimana asa dan masa depan negeri ini berada di tangan mereka.