Merawat Jalak Suren - Memilih Kandang
Bagi pecinta burung, jalak suren pastilah dikenalnya. Burung bersuara latif ini merupakan primadona para pecinta burung penyanyi. Memelihara dan merawat jalak suren bukan hal nan sulit, selama si pemilik memerhatikan aspek kesehatan dan kebahagiaan burung ini. Sebelum memahami cara merawat burung jalak suren, mari mengenalinya terlebih dahulu.
Merawat Jalak Suren - Mengenali Profil Burung Jalak Suren
Jalak suren ialah jenis burung penyayi nan berasa dari India dan Asia Tenggara. Burung ini biasanya hayati di kaki lembah, berkicau sangat merdu jika mendengar suara gemericik air. Burung mungil ini hanya berukuran sekitar 24 cm dengan rona hitam dan putih. Di sekitar matanya muncul rona jingga, paruhnya berwarna merah, dan kakinya berwarna kuning.
Dahulu, burung ini mudah dijumpai di habitatnya. Akan tetapi kini burung nan dikenal pula dengan jalak uren ini sulit ditemukan. Populasinya menurun dampak polusi dan eksplotasi.
Wajar jika jalak suren agak sulit dijumpai di alamnya. Pencemaran di sawah oleh pestisida semakin besar menyebabkan burung bernama latin Sturnus contrajalla ini mengalami migrasi. Pakan berupa serangga sebagai pakan jalak pun sudah semakin sedikit. Oleh sebab habitatnya mulai rusak, jumlah burung ini pun lambat laun makin berkurang.
Penyebab menurunnya jalak suren tidak luput dari pendayagunaan manusia. Jalak suren ditangkapi buat diperjualbelikan di pasar. Hal ini tentu saja sebab adanya permintaan burung nan cukup tinggi. Tak ayal, jalak suren menjadi komoditas nan menggiurkan. Jika dulu harga bakalan puluhan ribu, kini dapat ratusan ribu rupiah.
Jalak suren termasuk burung jinak, itulah mengapa burung ini banyak diminati manusia. Merawat jalak suren bukan saja menyenangkan tetapi juga menguntungkan. Apalagi ada mitos nan mengatakan jalak suren menjadi penjaga rumah nan andal. Bukan mengusir pencuri, tetapi burung ini memang cukup peka dan nisbi ceriwis sehingga bisa menjadi "alarm" pendeteksi kehadiran tamu.
Alasan lain, jalak suren rajin berbunyi sehingga merangsang burung lain buat ikut-ikutan bernyanyi. Itulah sebabnya jalak suren menjadi salah satu master nan baik. Jalak suren cocok dijadikan master buat burung whamei dan whambi.
Merawat Jalak Suren - Memberi Makanan nan Tepat
Merawat jalak suren nan baik berawal dari pemberian makanan nan sehat dan lezat bagi burung ini. Di habitat aslinya, burung ini biasa mencari buah-buahan, serangga dan telur serangga, biji-bijian, cacing tanah, kupu-kupu, serta berbagai jenis moluska. Akan tetapi jalak suren nan dipelihara oleh manusia biasanya diberi makanan burung seadanya.
Makanan jalak suren menentukan kualitas kicauanya. Jika Anda ingin jalak suren Anda berkicau riang, berilah jangkring, poer, dan kroto. Di antara ketiga makanan tersebut, jangkrik ialah favorit burung mungil ini.
Untuk pemenuhan gizi nan seimbang, berikan jangkrik 10 ekor per hari. Pemberian jangkrik tak dilakukan secara sekaligus melainkan bertahap, yakni 5 ekor di pagi hari dan 5 ekor di sore hari. Jika sebelumnya jalak suren Anda belum pernah diberi makan jangkrik, jangan langsung beri 10 ekor.
Berilah ia 3 ekor di hari pertama, 6 ekor di hari berikutnya, dan 10 ekor di hari-hari selanjutnya. Ini krusial diperhatikan agar pencernaan jalak suren tak kaget saat mengonsumsi jangkrik. Jalak suren nan diberi makan jangkrik biasanya lebih semangat berkicau. Ini disebabkan oleh kandungan protein nan tinggi di dalam jangkrik.
Selain jangkrik, berikan jalak suren Anda kroto setiap sore. Untuk porsinya, berikan minimal 1 sendok teh. Kroto berfungsi buat memberikan rasa hangat pada tubuh burung, terutama di malam hari. Sementara itu buat poer, berikan pada wadah dan letakkan di dalam sangkar. Berikan 1 wadah poer sehari buat burung jalak suren Anda. Variasi makanan dengan ulat Hong Kong dan buah-buahan boleh dilakukan buat merawat jalak suren Anda.
Selain makanan, perhatikan juga minumnya. Air higienis harus selalu tersedia di dalam kandang. Pastikan air minum ini selalu diganti setiap hari dan tempatnya selalu dicuci bersih. Burung nan sehat menghasilkan suara nan lebih merdu.
Merawat Jalak Suren - Memilih Kandang
Untuk merawat jalak suren, dibutuhkan kandang ternak berukuran 100 x 175 x 200 cm. Jika memiliki ruangan lebih besar, ukuran kandang dapat 3 x 3 x 4 m.
Sediakan tanaman nan tinggi, bercabang banyak, dan berdaun lebat di dalam kandang. Contohnya, kemuning, kersen, atau tanaman lain nan mirip dengan tanaman tersebut. Lantai kandang perlu ditanami tanaman perdu atau semak dan rumput-rumputan.
Tambahkan loka bertengger nan besar atau melebar buat memudahkan perkawinan. Tidak ketinggalan loka pakan dan minum. Jangan lupa memperhatikan jendela dan sinar matahari agar produktivitas jalak suren meningkat. Kebersihan kandang harus dijaga agar burung jalak suren tetap sehat.
Merawat Jalak Suren - Mengawinkan Burung Jalak Suren
Jalak suren dewasa jika usianya mencapai 8 - 10 bulan. Pada usia ini, tubuh dan konduite burung betina dan jantan sudah dapat dibedakan. Burung jantan tubuhnya berbentuk lurus dan biasanya lebih besar dari burung betina. Paruhnya pun lebih panjang dan kokoh, kepalanya lebih membulat dan besar.
Bulu di bagian punggung, kepala, dan dada burung jalak suren jantan berwarna hitam mengilap. Di bagian atas mata kulitnya berwarna merah cerah. Ekornya panjang dan menyatu, jambulnya panjang dan melebar saat mengembang. Jari-jari kakinya terlihat lebih kokoh dan lebih panjang.
Sementara itu burung betina tubuhnya lebih bulat dan pendek dengan kepala ramping. Rona bulunya hitam tetapi tak terlalu mengilap. Jari kaki, ekor, dan paruhnya lebih pendek dan terlihat lebih halus. Rona merah di atas mata terlihat tak secerah pada burung jantan.
Dilihat dari perilakunya, burung jantan lebih militan dan lincah daripada burung betina. Kicauannya pun lebih berisik, lebih bervariasi, dan lebih kencang. Cara merawat jalak suren jantan dan betina tak berbeda.
Jalak suren siap dikawinkan pada umur 10 - 12 bulan. Idealnya, buat betina nan baik disyaratkan berumur setahun; jantan 1,5 - 2 tahun. Umumnya betina lebih cepat dewasa dibanding jantan.
Ada beberapa cara buat mengawinkan jalak suren. Jika dalam 1 kandang ditempatkan banyak burung jalak suren, mereka akan memilih pasangannya masing-masing. Perhatikan jika ada 2 ekor burung nan berdekatan dan berkicau sahut menyahut, dan mulai bercumbu. Segera pisahkan ke dalam kandang tersendiri agar tak diganggu burung lain.
Akan tetapi jika hanya ada sepasang jalak suren dalam 1 kandang, masukkan burung betina ke dalam sangkar kecil di dalam kandang. Lama-kelamaan keduanya akan saling mendekati dan berkicau sahut-menyahut buat kemudian kawin.
Setiap kawin, sepasang jalak suren bertelur sebanyak 3 - 4 butir. Telur tersebut berwarna biru dengan ukuran sekitar 19,8 x 27,7 mm. Telur menetas selama 14 hari setelah dierami induknya. Untuk mempercepat proses perkawinan, telur bisa ditetas di induk asuhan atau mesin penetas. Anakan jalak suren berumur 1,5 bulan siap dijual.
Merawat Jalak Suren - Peluang Beternak Jalak Suren
Meningkatnya permintaan jalak suren menjadi peluang buat menternakannya. Selain alasan ekonomis, usaha penangkaran didorong oleh pencerahan buat melestarikannya. Menurut Anda Priyono, peternak di Solo, prospek jalak suren bagus. "Adanya kontes turut mendongkrak popularitas jalak suren. Permintaan bakalan pun semakin meningkat," katanya.
Soal beternak jalak suren memang susah-susah gampang. Kuncinya, sabar, telaten, dan mau melakukannya. Tak heran jika banyak peternak nan berhasil menternakkannya di rumahnya. Solo, Klaten, dan Yogyakarta menjadi sentra para peternak jalak suren. Bahkan, pada era tahun 2002 - 2003 pola kemitraan inti plasma jalak suren terjalin dengan baik.
Untuk beternak dan merawat jalak suren, Anda perlu membeli sepasang indukan. Indukan dijual seharga Rp1.500.000. Kandang dan peralatan perawatan membutuhkan biaya sekitar Rp300.000. Biaya pakan Rp100.000/bulan.
Jalak suren tak sulit dikembangbiakkan sebab tak memiliki musim kawin, alias mereka dapat kawin sepanjang tahun. Sepasang anak berumur 1,5 bulan dijual Rp350.000. Apabila proses budidaya berjalan lancar maka peternak dapat mengantungi Rp700.000/perkawinan. Setelah dipangkas biaya pakan dan lain-lain, dalam waktu setahun, bahkan kurang dapat Break Even point (BEP).
Selanjutnya tinggal laba nan diperoleh peternak dari merawat jalak suren. Laba akan semakin meningkat apabila dalam beternak dan merawat jalak suren dilakukan sistem penetasan induk asuh atau mesin tetas.