Jenis-jenis Tanah

Jenis-jenis Tanah

Proses terbentuknya tanah terjadi setelah melalui masa nan sangat panjang dan lama. Demikian pula dengan jenis-jenis tanah nan terdapat di bumi. Masing-masing jenis tanah telah melalui proses nan dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu.

Tanah merupakan salah satu unsur terpenting bagi kehidupan. Tanah menjadi loka berpijak bagi makhluk hayati nan ada di dunia. Tak hanya bagi manusia, tanah pun memiliki peranan nan sangat vital bagi tumbuhan, hewan, dan sebagian besar makhluk kreasi Tuhan nan menjalani kehidupan di alam raya.

Pasokan energi dan air nan dibutuhkan oleh tumbuhan disediakan oleh tanah nan juga berfungsi sebagai penopang akar buat berbagai jenis tanaman. Selain itu, berbagai jenis mikroorganisme juga bergantung pada tanah nan menjadi habitat hidupnya. Bagi manusia dan hewan darat, tanah menjadi pijakan buat melangsungkan kehidupannya di dunia.

Namun, keberadaan tanah akan terancam ketika timbul erosi atau longsor nan disebabkan oleh sejumlah gejala alam ataupun ulah manusia. Oleh sebab itu, tanah harus selalu dijaga kelestariannya supaya ekuilibrium alam pun akan senantiasa terjaga demi terus berlangsungnya kehidupan seluruh makhluk hayati di dunia.



Proses Terbentuknya Tanah

Secara harfiah, tanah bisa diartikan sebagai bagian kerak bumi nan tersusun dari berbagai macam jenis mineral dan bahan organik. Tanah terbentuk dari proses pelapukan nan berlangsung selama puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun. Unsur-unsur nan mengalami proses pelapukan sebelum menjadi tanah antara lain bebatuan, daun, kayu, dan berbagai jenis unsur alam lainnya.

Proses bagaimana terbentuknya tanah disebut dengan istilah pedogenesis. Inilah proses nan kemudian membentuk tanah sebagai penopang global dan seisinya. Tanah nan telah terbentuk akan berupa lapisan-lapisan nan disebut horizon tanah.

Unsur-unsur alam pembentuk tanah mengalami proses pelapukan bisa terjadi sebab disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor iklim , faktor makhluk hidup, maupun faktor lain di luar dua faktor tersebut.

Secara garis besar, proses pelapukan nan pada akhirnya membentuk tanah bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pelapukan fisika, pelapukan biologi, dan pelapukan kimia.

Pelapukan fisika ialah proses pelapukan nan terjadi sebab disebabkan oleh gejala-gejala alam. Faktor penyebab terjadinya pelapukan fisika antara lain perubahan suhu, pergantian iklim, perubahan cuaca, pergantian musim, faktor angin dan air, serta adanya gelombang laut.

Perubahan atau pergantian suhu, iklim, cuaca, dan musim nan terjadi secara monoton sepanjang waktu akan membuat bebatuan dan benda-benda alam lainnya, seperti daun dan kayu, akan menjadi lapuk.

Batu nan keras lama-kelamaan akan menjadi tergerus, lapuk, dan bahkan hancur seiring dengan perubahan kondisi alam dan berbagai gejala nan menyertainya, seperti angin nan bertiup kencang, air nan mengalir deras, atau terjangan gelombang laut.

Hasil pelapukan batu itulah nan kemudian membentuk unsur-unsur nan dikenal sebagai tanah. Proses nan sama, meskipun dengan tempo nan nisbi lebih pendek, juga terjadi pada daun ataupun kayu pohon. Proses pelapukan seperti inilah nan disebut sebagai pelapukan fisika.

Adapun pelapukan biologi ialah proses pelapukan nan bermula dari aktivitas makhluk hidup. Sebagai contoh ialah tumbuhan atau lumut nan inheren pada permukaan batu. Tumbuhan atau lumut tersebut akan menyebabkan batu nan ditempelinya menjadi berlubang.

Lambat-laun, seiring dengan proses alam, bebatuan dimana terdapat tumbuhan atau lumut nan melekat, akan menjadi ringkih dan hancur nan kemudian menjadi unsur pembentuk tanah.

Terakhir ialah pelapukan secara kimiawi atau nan dikenal juga dengan istilah dekomposisi. Pelapukan kimia dipicu oleh unsur-unsur kimiawi nan menyebabkan bebatuan menjadi lapuk atau hancur. Proses pelapukan kimia bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. proses oksidasi atau proses pelapukan nan disebabkan oleh zat oksigen,
  2. proses hidrolisis atau proses pelapukan nan disebabkan oleh air.


Jenis-jenis Lapisan Tanah

Proses bagaimana terbentuknya tanah akan diikuti dengan penyusunan lapisan pada tanah tersebut. Ditinjau dari jenis susunannya, lapisan tanah bisa dibedakan menjadi empat bagian, yaitu tanah lapisan atas, tanah lapisan tengah, tanah lapisan bawah, dan tanah lapisan batuan induk.



1. Lapisan Pertama

Lapisan pertamaadalah tanah lapisan atas. Lapisan ini merupakan susunan tanah nan terletak di permukaan atau di bagian paling atas. Tanah lapisan atas terbentuk dari hasil pelapukan bebatuan, daun, kayu, dan juga sisa-sisa makhluk hayati nan telah mati.

Oleh sebab itu, tanah lapisan atas bisa disebut sebagai lapisan tanah nan paling fertile dan berwarna paling pekat atau hitam dari jenis lapisan tanah lainnya.



2. Lapisan Kedua

Lapisan kedua ialah tanah lapisan tengah. Lapisan ini merupakan susunan tanah nan berada di bawah tanah lapisan atas. Tanah lapisan tengah, nan juga sering dinamakan sebagai tanah liat, terbentuk dari hasil pelapukan bebatuan dan air. Dengan kata lain, tanah lapisan tengah ialah endapan dari sebagian tanah lapisan atas nan terbawa oleh genre air.

Dibandingkan dengan tanah lapisan atas, tanah lapisan tengah cenderung kurang subur. Tipikal warnanya pun lebih cerah ketimbang tanah lapisan atas nan memiliki rona hitam pekat.



3. Lapisan Ketiga

Lapisan nan ketiga ialah tanah lapisan bawah. Lapisan ini merupakan susunan tanah nan berada di bawah tanah lapisan tengah dan terdiri dari pecahan-pecahan bebatuan. Dengan demikian, di tanah lapisan bawah masih terdapat sisa-sisa bebatuan nan belum melapuk dengan sempurna.

Lapisan tanah bawah disebut juga sebagai lapisan tanah asli. Disebut sebagai lapisan tanah orisinil sebab lapisan tanah bawah tak bercampur dengan hasil pelapukan dari bebatuan lain.

Oleh sebab itu, lapisan tanah bawah bukan termasuk jenis tanah nan fertile sebab masih terdapat unsur bebatuan aslinya, dan warnanya pun cenderung sama dengan bebatuan aslinya.

Lapisan terakhir atau nan keempat ialah lapisan tanah batuan induk. Sinkron dengan namanya, lapisan tanah batuan induk merupakan susunan tanah nan masih berupa batuan padat atau batuan asli.

Bebatuan ini sebenarnya juga sudah mengalami proses pelapukan, namun tak seluruh bagiannya hancur, bahkan sebagian besar bagian batuan tersebut mengendap dan menjadi unsur penyusun tanah nan berada di susunan nan paling bawah.



Jenis-jenis Tanah

Selain lapisannya, tanah juga juga bisa dikategorikan jenis-jenisnya. Setidaknya terdapat empat jenis tanah nan patut diketahui, yaitu tanah humus, tanah pasir, tanah liat, dan tanah kapur. Keempat jenis tanah ini memiliki sifat dan ciri masing-masing.

Tanah humus berasal dari pembusukan makhluk hayati nan telah wafat dan dikenal sebagai jenis tanah nan paling subur. Jenis tanah ini memiliki rona hitam pekat dan sangat baik digunakan sebagai huma pertanian sebab daya serap airnya nan sangat tinggi.

Selain itu, tanah humus ialah tipikal tanah nan bertekstur gembur sehingga sangat cocok buat bercocok-tanam. Ketiga jenis tanah nan berikutnya, yaitu tanah pasir, tanah liat, dan tanah kapur, tak cocok buat digunakan sebagai huma pertanian sebab sifat dan karakter ketiganya nan berbeda dengan tanah humus.

Meskipun demikian, tanah pasir, tanah liat , dan tanah kapur, bisa dimanfaatkan buat keperluan lainnya, seperti sebagai bahan bangunan, bahan pembuat kerajinan, dan lain sebagainya.