Ekologi Sebagai Satu Kesatuan
Manusia, hewan, dan tumbuhan ialah tiga makhluk Tuhan nan paling sering "bekerjasama". Namun, seiring berjalannya waktu, interaksi ketiga makhluk Tuhan tersebut terganggu sebab lingkungan atau alam loka mereka hayati terganggu sebab berbagai hal. Mulai dari gangguan nan memang berasal dari alam dan ada juga gangguan sebab ulah manusia seperti menjadikan tanah maupun air tercemar.
Manusia, hewan serta tumbuhan termasuk makhluk Tuhan itu membentuk sebuah jalur bernama simbiosis. Jika interaksi ketiganya saling menguntungkan disebut simbiosis mutualisme. Jika salah satu di antara interaksi tersebut ada nan dirugikan maka disebut simbiosis parasitisme. Akan tetapi jika diantara ketiganya tak ada nan dirugikan ataupun diuntungkan maka interaksi tersebut dinamakan simbiosis komensalisme.
Istilah ilmiah dari saling menguntungkan yaitu simbiosis mutualisme. Sebuah ilmu pun muncul. Ilmu nan mempelajari bagaimana interaksi timbal balik antara makhluk hayati nan satu dengan makhluk hayati nan lain. Ilmu tersebut dikenal dengan istilah ekologi.Ilmu tersebut sebenarnya bukan sebatas ilmu, tapi membutuhkan adanya penerapan dalam hal sebenarnya. Manusia, hewan dan tumbuhan memiliki interaksi nan unik. Kadang saling menguntungkan bahkan merugikan. Padahal kondisi sebenarnya ialah interaksi mereka semua memiliki pengaruh positif bagi alam.
Manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki rasa saling tergantung satu sama lain. Adanya ilmu tersebut semakin menunjukkan manusia, hewan dan tumbuhan tak bisa dipisahkan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa dalam ilmu tersebut juga berkaitan dengan ekosistem, populasi, individu serta komunitas nan terdapat di dalamnya. Dalam ilmu niscaya bisa diketahui lebih mendalam bagaimana sebenarnya peran mereka masing-masing.
Manusia utamanya, harus menyadari perannya di alam. Ia tak bisa berlaku seenaknya tanpa mempedulikan hewan dan tumbuhan. Hubungan manusia dengan keduanya senantiasa berlangsung di setiap waktunya. Ketika manusia lalai dengan perannya, maka hal tersebut menunjukkan ketidakpedulian manusia terhadap kelestarian alam sekitarnya. Alam sangat berjasa terhadap kehidupan manusia selama ia hidup.
Jika manusia memiliki pencerahan nan tinggi terhadap alam, maka kerusakan alam seperti kondisi saat ini akan bisa diminimalisir. Segala hal nan berpengaruh negative terhadap makhluk hayati lainnya juga bisa diminimalisir. Wajar jika manusia sering diperingatkan oleh Tuhan melalui banyak ujian seperti bala alam, penyakit ataupun hal lain sebagai wujud kemaha Besarannya Tuhan.
Pada ulasan berikut akan dijelaskan mengenai hal-hal tersebut. Semoga memberikan kegunaan bagi pembaca. Selain itu, ketika kita mempelajari hubungan antara makhluk hayati akan membantu kita instropeksi diri dalam kehidupan ini. Kehidupan di global ini membutuhkan kerjasama antara makhluk hayati nan ada di dalamnya, meski ada nan saling menguntungkan ataupun saling merugikan.
Apa Itu Ekologi?
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang artinya habitat dan logos nan artinya ilmu. Ilmu ini pertama kali dikenalkan oleh Arnest Haeckel pada tahun1860-an. Ketika mempelajari ilmu nan krusial bagi makhluk hayati ini, maka bisa dikatakan makhluk hayati ialah objeknya. Makhluk hayati diposisikan sebagai satu kesatuan atau suatu sistem dengan lingkungannya.
Ekologi memiliki kecenderungan dengan ekonomi. Kecenderungan dua cabang ilmu tersebut yaitu keduanya memiliki kata 'eko' di depannya. Selain itu juga terletak pada kecenderungan dalam melakukan transaksi. Jika dalam ekonomi, alat transaksinya ialah uang, maka dalam ilmu nan krusial dalam kehidupan ini, alat nan digunakan buat bertransaksi ialah materi, energi dan informasi mengenai berbagai macam makhluk hidup.
Oleh sebab itu, kita bisa mengetahui kecenderungan ataupun disparitas antara ekonomi dan ekologi. Mengetahui hal tersebut akan membantu manusia memahami keterkaitan antara ilmu nan ada dalam kehidupan. Ketika membahas ilmu nan krusial bagi makhluk hayati ini, hal nan tak pernah luput ikut dibahas ialah pembahasan mengenai ekosistem. Tentu saja, sebab objek primer pembahasan ilmu ini ialah makhluk hidup. Selain itu, makhluk hayati ialah bagian dari ekosistem itu sendiri.
Ekosistem
Selanjutnya, bagaimana dengan ekosistem? Seperti klarifikasi di atas, ekosistem berkaitan dengan ilmu tersebut. Ekosistem tersusun oleh dua faktor, abiotik dan biotik. Faktor abiotik ialah faktor pendukung kehidupan. Adapun faktor abiotik diantaranya seperti suhu, air, kelembaban, cahaya, serta topografi. Sedangkan faktor biotik dalam ekosistem ialah makhluk hayati itu sendiri. Adapun nan termasuk ke dalam faktor biotik yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekosistem terdiri dari kelompok-kelompok komponen nan saling berkaitan satu dan lainnya. Tiap-tiap kelompok tersebut sekaligus merupakan satu kesatuan dengan kelompok lainnya. Faktor abiotik dan biotik nan menyusun ekosistem telah menunjukkan saling keterkaitan tersebut. Faktor biotik tergantung pada faktor abiotik dan sangat menentukan.
Hubungan antara komponen-komponen makhluk itu pada akhirnya menciptakan sebuah konsep nan disebut konsep ekologi. Sebuah konsep nan menyatakan bahwa perubahan nan terjadi pada satu komponen makhluk hayati nan satu akan berpengaruh terhadap komponen lainnya. Karenanya, antar kompponen tersebut memiliki peran krusial satu sama lain.
Contoh nan bisa dirasakan secara konkret ialah kebakaran hutan atau rusaknya habitat dari tumbuhan, maka akan berdampak pada rusaknya habitat dari hewan nan mendiami hutan tersebut. Sebenarnya bukan hanya habitat hewan nan terganggu namun habitat manusia dan mikroba pun juga terganggu.
Ekosistem pada dasarnya dapat "bekerja sendiri". Hampir sama dengan nan terjadi ketika penyusunan suatu organisme atau populasi. Namun, manusia justru cenderung sering mengganggu proses alamiah nan dialami ekosistem.
Manusia seharusnya terus meningkatkan kesadarannya pada lingkungan sekitar. Ketika ekosistem terjaga dengan baik, maka kehidupan di alam juga baik. Selain itu, hubungan antara makhluk hayati juga bisa terjalin dengan baik. Hubungan antar makhluk hayati bisa terganggu sebab ulah manusia. Oleh sebab itu, manusia dalam hal ini memiliki peran paling krusial dalam keberlangsungan ekosistem.
Ekologi Sebagai Satu Kesatuan
Seperti nan telah disebutkan di atas. Ekologi tercipta sebab adanya faktor saling memengaruhi antara makhluk-makhluk hidup. Ekologi mencakup, individu, populasi, komunitas dan ekosistem. Keempat hal nan tercakup dalam ekologi tersebut saling berkaitan dan menguntungkan jika terjaga dengan baik.
Pentingnya mempelajari ekologi juga akan membuat manusia memahami perannya sebagai makhluk nan membutuhkan donasi dari makhluk lain, yaitu hewan dan tumbuhan. Manusia kadang lupa dengan hal tersebut. Wajar jika manusia akhirnya menjadi penyebab ekuilibrium alam terganggu.
Hewan dan tumbuhan termasuk makhluk hayati nan mengalami dampak dari adanya ekuilibrium alam nan terganggu atatupun rusak sebab ulah manusia. Padahal antara individu, populasi, komunitas dan ekosistem termasuk satu kesatuan nan tak bisa dipisahkan begitu saja.
Berikut klarifikasi masing-masing bagian tersebut.
Individu
Individu nan dimaksud ialah satu komponen nan terdapat pada ekosistem. Misalnya individu pohon pepaya, individu pohon pisang. Adanya individu merupakan bagian paling dasar dari populasi dan komponen selanjutnya. Individu sebagai bagian paling dasar dalam ilmu nan mempelajari tentang makhluk hayati ini. Jika komponen nan lain mengalami gangguan maka individu inilah nan paling merasakan akibat negatifnya.
Populasi
Populasi ialah kumpulan individu nan berasal dari jenis nan sama dan berada di satu loka serta waktu nan sama. Misalnya populasi banteng atau pohon mangga di suatu kebun. Kepadatan populasi di suatu wilayah memaksa alam buat menyediakan kebutuhan. Hal itulah nan kemudian menimbulkan persaingan antara populasi.
Populasi antar makhluk hayati juga memiliki sifat ketergantungan. Utamanya populasi manusia nan banyak membutuhkan peran dari populasi hewan maupun tumbuhan. Interaksi antar makhluk hayati di dalam populasi nan sama juga membutuhkan sifat ketergantungan. Meski mereka berkumpul dalam jenis nan sama, tapi mereka mengalami persaingan seperti uraian di atas.
Komunitas
Komunitas ialah populasi beraneka ragam nan berkumpul dan membentuk hubungan antara satu dan nan lain. Beberapa populasi pembentuk komunitas itu hayati di loka nan sama.
Ekosistem
Tingkatan ekosistem lebih tinggi daripada komunitas. Ekosistem memungkinkan adanya interaksi timbal balik antara aorganisme nan terdapat di dalamnya. Sistem nan dihasilkan ekosistem bisa berupa apa saja asalkan di dalam sistem tersebut terdapat hubungan antara organisme nan satu dengan organisme lainnya.
Itulah bahasan mengenai ekologi. Hal tersebut bisa membantu manusia dalam menambah pengetahuan dan kesadarannya dengan lingkungan alam sekitarnya. Manusia sebagai makhluk social juga menunjukkan kelemahannya dalam ekosistem. Adanya ekologi bisa mendorong manusia buat memahami makhluk lain dan menjaga alam sekitarnya dengan baik.