Anatomi Batang Tanaman Monokotil dan Dikotil

Anatomi Batang Tanaman Monokotil dan Dikotil

Tanaman berbunga atau angiospermae , secara tradisional telah dibagi ke dalam dua klasifikasi nan berbeda, yaitu tanaman monokotil dan dikotil . Meskipun terdapat beberapa tanaman monokotil menunjukkan ciri tanaman dikotil dan sebaliknya, sistem klasifikasi tersebut berlaku buat semua tanaman berbunga dan telah digunakan buat tujuan taksonomi. Theophrastus pertama kali mendokumentasikan perbedaan-perbedaannya kira-kira 370 SM.

Pada 1682, John Ray menerbitkan bukunya nan berjudul Methodus Plantarum Nova , di mana dikotiledon dan monokotiledon pertama kali diberikan taksonomi formal. Sistem ini dipopulerkan oleh pakar nabati berkembangsaan Perancis, yaitu Antoine Laurent de Jussueu dalam bukunya Genera Pantarum pada 1789.



Perbedaan Primer Tanaman Monokotil dan Dikotil

Perbedaan pertama antara kedua tanaman ini ialah dalam struktur benihnya. Tanaman monokotil, seperti nan implisit pada namanya (“mono” berarti satu), memiiki biji tunggal, seperti jagung. Benih tanaman dikotil dapat dibagi menjadi dua, seperti kacang. Setelah kecambah biji, tanaman monokotil akan menghasikan daun tunggal pertama (dikenal sebagai kotiledona), sementara tanaman dikotil akan membentangkan dua daun.

Ketika tanaman terus tumbuh, kita akan melihat lebih banyak perbedaan. Ketika tanaman monokotil berbunga, bunganya akan memiliki kelopak dalam kelipatan tiga. Tanaman dikotil memiliki kelopak dalam kelipatan empat atau lima. Bayangkan kembang lili (monokotil) dan kembang matahari (dikotil). Perbedaannya juga terdapat pada struktur daunnya. Daun tanaman monokotil pada umumnya sejajar dengan panjang daun. Sementara daun tanaman dikotil menghasilkan pembuluuh bantu nan bercabang ke luar dari pembuluh utama. Bayangkan rumput pisau dan daun oak.

Perbedaan juga berlangsung di bawah tanah, di sistem akar tanaman. Tanaman monokotil menghasilkan akar serabut, di mana akar tersebut tumbuh di dalam sebuah kelompok dari bagian bawah tanaman. Bawang menampilkan sebuah contoh bagus dari akar tanaman monokotil. Di dalam tanaman dikotil, akar berkembang dari wilayah tunggal nan dikenal sebagai radikula, sering membentuk akar tunggang.

Di antara batang tanaman, kita menemukan ikatan pembuluhnya. Hal ini mengacu pada fungsi di dalam batang nan memudahkan buat pengangkutan air dan nutrisi melalui tanaman. Di dalam tanaman monokotil, ikatan pembuluhnya tersebar. Sementara pada tanaman dikotil, ikatan pembuluhnya membentuk cincin. Anda akan melihat disparitas jika Anda memotong batang tanamman dan melihat penampangnya.

Perbedaan primer lainnya dari tanaman monokotil dan dikotil ialah bahwa pada umumya, tanaman monokotil tak menghasilkan pertumbuhan sekunder. Namun, kebanyakan tanaman dikotil memiliki kemampuan buat melanjutkan diameter pertumbuhannya, terkadang membentuk batang kayu.



Ketidakjelasan Disparitas Antarkelas

Bahkan setelah diterima secara generik tanaman monokotil dan dikotil sebagai kelompok utama tanaman berbunga, ahi nabati tak selalu setuju pada penempatan satu famili ke famili lainnya atau antar kelas. Bahkan pada abad ini, beberapa tanaman nan disebut paleoherba telah meninggalkan masalah dalam taksonomi angiospermae .

Tanaman-tanaman ini memiliki campuran karakter nan tak terjadi bersamaan pada sebagian tanaman berbunga lainya. Misalnya, nymphaeales atau lili air, memiliki pangkal ruas daun retikulat di dalam daunnya, dan kemungkinan akan menjadi katilodon tunggal di dalam embrio. Hal ini tidaklah jelas, apakah itu terdapat pada kotiledon bercuping tunggal atau dua nan telah menyatu. Lili air juga memiliki rangkaian susunan pembuluh di dalam batangnya nan mirip dengan tanaman monokotil.

Terdapat juga tanaman monokotil nan memiliki karakter lebih khas dibanding tanaman dikotil. dioscoreales dan smilacaceae memiliki daun rentikular nan berurat besar. Alimataceae memiliki perkembangan daun akropetal dan potamogeton merupakan satu dari beberapa tanaman dikotil nan memiiki bagian kembang daam kelipatan empat.

Ketidakjelasan dalam definisi monokotiledonae dan dikotiledonae tak hanya dihasilkan dari kemiskinan biologi. Sebaliknya, hal tersebut merupakan kenyataan konkret nan dihasilkan dari asal usul (nenek moyang) dari kedua kelompok tersebut. Hal tersebut sekarang diyakini bahwa beberapa tanaman dikotil memiliki interaksi nan lebih dekat dengan tanaman monokotil dibandingkan dengan tanaman dikotil lainnya. Dengan kata lain, tanaman dikotil termasuk kelompok paraphietik basal dari evolusi tanaman monokotil.



Anatomi Batang Tanaman Monokotil dan Dikotil

Struktur utama batang tanaman monokotil – Batang jagung

Untuk mengetahui anatomi tanaman jagung, bisa dilihat sketsa batang jagung dalam irisan melintang atau dalam bentuk melingkar. Struktur dalam dari struktur batang monokotiledonous menunjukkan hipodermis, jaringan dasar, epidermis, dan ikatan pembuluh.

1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan paling luar dari batang. Epidermis terbentuk dari lapisan tunggal nan terbungkus erat ke parenchymatous . Dinding terluar ditutupi dengan kutikula tebal. Stabilitas lapisan ini mungkin rusak di sana-sini melalui keberadaan beberapa stomata. Tidak ada pertumbuhan luar epidermal.

2. Hipodermis

Beberapa lapisan sel sclerenchymatous berada di bawah epidermis juga mencakup hipodermis. Lapisna ini memberikan kekuatan mekanik pada tanaman. Hipodermis pecah di sana-sini melalui sel-sel chlorenchyma .

3. Jaringan dasar

Tidak ada disparitas dalam endodermis, korteks, perisikel, dan inti. Seluruh massa sel parenchymatous telentang dalam hipodermis menciptakan jaringan dasar. Dinding sel dibangun dari selulosa. Sel-sel terdiri atas cadangan bahan makanan seperti sari pati. Sel jaringan dasar di sebelah hipodermis ukurannya lebih kecil, berbentuk poligonal dan diatur dengan efisien. Ke arah pusat, sel-sel diatur melonggar dalam bentuk bundar dan berukuran lebih besar. Ikatan pembuluh telentang tetap di dalam jenis jaringan ini. Jaringan dasar menyimpan makanan dan melakukan pertukaran gas.

4. Ikatan pembuluh

Ikatan pembuluh tersebar di dalam jaringan dasar parenchymatous . Setiap ikatan pembuluh dikelilingi oleh selubung serat sclerenchymatous sebagai bundel sarungnya. Ke arah pusat, bundel reatif lebi besar dan diatur melonggar. Ikatan pembuluh berbentuk tengkorak.

5. Floem

Floem dalam batang tanaman monokotil mengandung sel-sel pendamping dan tabung saringan. Floem parensima dan serat floem tak ada. Hal ini bisa dibedakan ke dalam protofloem luar dan metafloem dalam.

6. Xilem

Pembuluh xilem disusun dalam bentuk huruf alfabet “Y.” Dua pembuluh metaxile terlatak di atas dua lengan teratas dan satu/dua pembuuh protoxylem di bagian bawah. Protoxyle terendah menciptakan rongga nan disebut kekosongan protoxylem di dalam bundel nan matang.



Struktur dasar dari batang tanaman dikotil – Batang kembang matahari

Struktur dalam dari batang tanaman dikotil menunjukkan epidermis, korteks, dan stele.

1. Epidermis

Epidermis merupakan pelindung fungsi dan menciptakan lapisan batang paling luar. Epidermis merupakan lapisan tunggal dari sel-sel parenchymatous berbentuk persegi panjang. Sel-sel diatur dan disusun efisien dengan tak ada ruang antarsel. Dinding luar dari sel epidermal terdiri atas lapisan nan disebut dengan kutikula.

Kutikula menguji transpirasi. Kutikula dibangun dari zat lilin nan disebut sebagai cutin. Stomata mungkin berada di sana-sini. Sel epidermal hidup. Kroroflas pada umumnya tak nampak. Begitu banyak rambut muliseluler berada pada epidermis.

2. Korteks

Korteks terjadi di bawah epidermis. Korteks dibedakan menjdai 3 zone. Di bawah epidermis, terdapat beberapa lapisan sel kolensima. Zona ini disebut sebagai hipodermis. Ini memberikan kekuatan mekanik pada batang. Di susut-sudut ini hayati dan menebal. Di dalam hipodermis, terdapat beberapa lapisan sel kolensima dengan ruang antarsel nan mencolok. Daerah ini melakukan fotosintesis. Sejumlah saluran resin juga berlangsung di sini. Zona ketiga ini dibangun dari sel-sel parenkim. Sel-sel ini menyimpan bahan makanan.

Lapisan paling dalam dari korteks ialah endodermis. Sel-sel endodermis berbentuk barel dan disusun dengan efisien tanpa ruang antarsel. Karena butir-butir pati melimpah dalam sel, lapisan ini juga disebut dengan selubung pati. Lapisan ini secara morfologi, homolog ke endodermis nan ditemukan di dalam akar. Di beberapa batang dikotil, endodermis bersama dengan irisan casparian tak mengalami perkembangan.

3. Stele

Bagian tengah dari dalam stem ke endodemis disebut dengan stele. Stele mengandung perisikel, ikatan pembuluh, dan empelur. Stele jenis ini disebut dengan eustele.

4. Perisikel

Perisikel merupakan lapisan sel nan berlangsung di antara ikatan pembuluh dan endodermis. Pada batang kembang matahari (Helianthus), beberapa lapisan sel sclerenchyma berlangsung di dalam tambalan floem luar pada setiap ikatan pembuluh. Tambalan dari sel sclerenchyma disebut dengan bundel tutup/kuit kayu keras. Tutup ikatan dan sel parensima di antara keduanya terdiri atas perisikel di dalam batang kembang matahari.

5. Ikatan Pembuluh

Ikatan pembuluh mengandung floem, xilem, dan kambium. Xilem dan floem dalam batang berlangsung bersamaan dan membentuk ikatan pembuluh.

6. Floem

Floem utama terjadi ke arah pinggiran perifer. Ini mengandung protofloem dan metafloem. Floem mengandung sel pendamping, tabung saringan, dan floem parensima. Pada floem primer, serat floem tak nampak. Floem membawa ke luar material makanan organik dari daun ke bagian lain dari tubuh tanaman.

7. Kambium

Kambium mengandung sel-sel marismatik nan berdinding tipis dan berbentuk batu bata. Kambium memiliki ketebalan 2 sampai 3 lapisan. Sel-sel ini mampu menciptakan sel baru melalui pertumbuhan kedua.

8. Xilem

Xilem mengandung xilem parensima, serat xilem, pembuluh, dan trakeid. Pembuluh berdinding tebal dan diatur dalam beberapa baris. Xilem melepaskan berbagai mineral dan air dari akar ke bagian tubuh tanaman lain.