Mengatur Kadar Protein dengan Mengetahui Makanan Berprotein
Berapa kadar protein nan Anda perlukan setiap hari? Beberapa atlet menambah asupan protein dalam menu makanan nan mereka konsumsi dengan tujuan menurunkan berat badan dan membantu pembentukan otot. Namun, apakah cara tersebut aman?
Sebuah studi melaporkan asupan protein tinggi bisa menyebabkan dehidrasi. Jadi, bagaimana Anda mengatur kebutuhan protein harian agar terhindar dari imbas jelek jika kelebihan atau kekurangan protein?
Hal ini seperti serba salah. Di sisi lain protein dibutuhkan oleh tubuh sementara sisi lain, protein juga bisa mengakibatkan kehilangan cairan tubuh pada tubuh. Pengaturan kadar protein nan masuk dalam tubuh pun pada akhirnya menjadi satu-satunya jalan keluar dari masalah dilematis ini.
Tapi sebelumnya, Anda mungkin bertanya-tanya, kenapa protein nan sejatinya dibutuhkan tubuh justru tak baik. Logisnya, ketika sesuatu sudah dalam termin nan berlebihan, dampak tak baik niscaya mengintai di belakangnya. Sekalipun hal tersebut awalnya membawa kegunaan bagi tubuh.
Kadar Protein - Tentang Protein
Sebelum mengetahui betul seperti apa dosis kadar protein nan baik bagi tubuh, mengetahui seluk-beluk protein rasanya bukan suatu hal nan berlebihan. Karena informasi mengenai hal tersebut juga cukup krusial bagi kesehatan Anda.
Protein merupakan bahan dasar pembentuk tubuh manusia. Protein tersusun dari asam amino nan membantu pembentukan otot, kuku, rambut, darah, kulit, dan lain-lain. Tidak heran jika jumlah protein di dalam tubuh sangat tinggi setelah air. Protein merupakan subtansi paling esensial (setelah air) nan terkonsentrasi sebanyak 60– 70 persen di dalam otot.
Terdapat 20 jenis asam amino nan diperlukan tubuh buat berkembang. Dua belas di antaranya bisa diproduksi dalam tubuh. Sementara sisanya (delapan), harus diperoleh dari luar tubuh melalui makanan atau suplemen. Jika Anda tak memenuhi delapan asam amino esensial ini, proses sintesa protein akan terhambat. Akibatnya, Anda akan kekurangan protein buat membentuk otot.
Kekurangan protein dalam tubuh akan membuat Anda bermasalah dengan kesehatan. Masalah nan ditimbulkan pun cukup serius. Masalah kesehatan seperti kanker, jantung serta osteoporosis siap mengancam Anda. Maka dari itu, sangat krusial memerhatikan jumlah kadar protein nan masuk dalam tubuh.
Rambut nan rontok dalam jumlah banyak juga dapat menjadi indikasi tubuh kekurangan protein. Kerontokan rambut ialah risiko kesehatan nan terbilang kecil. Ada lagi risiko kesehatan nan tergolong cukup parah, yaitu penyakit kekurangan protein. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian jika tak segera ditanggulangi.
Dalam hal ini kita belajar, bahwa sesuatu nan kurang atau hiperbola sangat tak baik bagi kesehatan. Kelebihan protein tak bagus, kekurangan pun tak bagus. Jadi, Anda harus pintar-pintar menjaga asupan protein dalam tubuh. Mengatur kadar protein menjadi hal nan wajib diketahui bagaimana caranya. Porsi nan pas akan jauh lebih bagus.
Mengatur Kadar Protein dengan Mengetahui Makanan Berprotein
Untuk mengatur kadar protein nan masuk dalam tubuh, hal terdekat nan dapat dilakukan ialah mulai mengatur pola makan. Perhatikan kandungan nutrisi nan ada di dalam makanan. Apakah berprotein tinggi ataukah tidak. Dengan begitu, Anda dapat memilih-milih makanan nan tepat buat tubuh.
Semua orang, termasuk Anda rasanya juga niscaya tahu makanan apa saja nan mengandung protein tinggi. Makanan nan mengandung semua asam amino esensial ialah telur, ayam, ikan, daging, dan hampir semua makanan hewani. Protein nan datang dari dedagingan dan beraroma hewan biasa dikategorikan sebagai protein hewani.
Kandungan protein pada dedagingan memang bagus buat tubuh. Tetapi, kadar proteinnya juga tergolong cukup tinggi. Sehingga, asupan protein dari bahan makanan ini juga perlu Anda perhatikan.
Sayuran dan buah-buahan tak mengandung asam amino komplit. Jika Anda seorang vegetarian, bukan berarti Anda tak akan bisa memenuhi kebutuhan asam amino esensial komplit. Anda nan seorang vegetarian tak perlu risi kekurangan protein, sebab protein juga dapat didapatkan ketika Anda mengonsumsi kacang-kacangan. Protein nan berasal dari tetumbuhan dikenal juga dengan sebutan protein nabati.
Berikut contoh daftar makanan nan diperlukan vegetarian agar kebutuhan asam amino esensial terpenuhi.
Untuk kelompok padi-padian, Anda dapat memilih satu dari makanan, seperti nasi, pasta, gandum, tepung jagung. Dari kelompok polong-polongan, Anda dapat memilih kedelai, miju-miju, kacang tanah, dan produk kedelai.
Dari kelompok benih dan kacang-kacangan, Anda bisa memilih bibit atau benih kembang matahari, kacang kenari, biji jambu monyet (kacang mete), kacang-kacangan lain. Dari kelompok sayuran, Anda bisa memilih brokoli dan sayur-sayuran hijau. Kandungan protein pada bahan-bahan makanan non-daging tersebut juga cukup banyak.
Nah, jika Anda mengombinasikan satu dari kelompok padi-padian dengan sayuran hijau, itu sudah cukup buat pemenuhan kebutuhan protein harian. Kombinasikan salah satu kelompok tersebut dengan satu kelompok lainnya sehingga Anda tak akan kekurangan protein nan diperlukan tubuh.
Menghitung Kadar Protein Harian
Sebuah fakta mengatakan bahwa sebagian besar orang mengalami kelebihan protein. Para pakar meyakini bahwa rata-rata orang (khususnya di Amerika) mengonsumsi protein lebih dari 50 persen nan dibutuhkan tubuh.
Kebiasaan hayati masyarakat Amerika nan getol menyantap aneka makanan siap saji nan kaya protein seperti kentang, roti, daging dan soda dapat dipastikan menjadi penyebabnya. Kadar protein nan masuk dalam tubuh mereka melebihi batas nan dianjurkan.
Padahal, tubuh hanya memerlukan sekitar 40–70 gram per hari bergantung pada usia, jenis kelamin, dan situasi nan dialaminya. Para atlet nan seringkali bekerja terlalu keras sehingga protein di dalam otot mudah “terbakar” memerlukan asupan protein lebih besar daripada nan lainnya. ADA, DOC, dan ACSM, menyatakan bahwa seorang atlet memerlukan setidaknya 1,2 dan 1,7g/kg protein agar bisa tampil prima.
Semakin berat kerja otot seseorang, asupan protein nan diperlukan oleh tubuh juga harus semakin besar. Itulah sebabnya, mengapa seorang atlet membutuhkan asupan protein dalam jumlah di atas rata-rata.
Sebuah studi nan melibatkan tiga grup yaitu, grup nan mengonsumsi protein rendah (0,86g/kg), grup nan mengonsumsi protein sedang (1,40g.kg), dan grup nan mengonsumsi protein tinggi (2,40g/kg), membuktikan bahwa tak ada pengaruh pertambahan massa tulang antara grup nan mengonsumsi protein rendah, sedang, dan tinggi.
Artinya, jika Anda terlalu keras berolah raga, kebutuhan protein harian Anda akan meningkat. Namun, dengan mengonsumsinya 2 kali lebih besar dari nan diperlukan tubuh, tak akan membantu pembentukan otot.
Ada cara mudah buat mengetahui berapa kadar protein nan Anda perlukan. Pertama, timbanglah berat badan Anda. Lalu, kalikan berat badan Anda dengan 0,8 hingga 1,8 gm/kg. Maka, hasilnya ialah besarnya kadar protein dalam satuan gm nan perlu Anda konsumsi per hari.
Jika Anda sedang bekerja terlalu keras atau pada kondisi sedang stres, hamil, dan masa penyembuhan, pilihlah pengali nan angkanya besar (1,8 gm/kg). Jika Anda dalam kondisi sehat, pilihlah pengali nan paling kecil (0,8 gm/kg).
Sebagai contoh, berat Anda ialah 40kg dan baru saja sembuh dari sakit berat. Maka, kadar protein nan Anda perlukan =40x1,8=5,2 gm protein/hari
Mudah, bukan? Anda pun bisa mengatur kadar protein harian. Dengan mengetahui angka kebutuhan protein, Anda tentunya dapat menjadi lebih sehat. Badan tak menumpuk protein sementara asupan vitamin dalam jumlah sedikit. Akibatnya gizi menjadi tak seimbang dan metabolisme tubuh menjadi terganggu.