Perjuangan PT PLN
Perusahaan milik negara nan mana nan paling sering menuai kecaman? Kalau pertanyaan ini ditanyakan ke 10 orang saja, jawaban paling banyak mungkin saja PT PLN . Bagaimana tidak, hampir setiap hari ketika listrik padam, umpatan tertuju kepada PT PLN. Setiap bulan juga pada tanggal-tanggal pembayaran tagihan listrik, sering juga terdengar keluhan mengenai tagihan listrik nan mahal.
Bagi para pengguna listrik nan menggunakan sistem prabayar, sering juga terdengar keluhan bahwa listrik terasa sangat mahal sehingga mereka harus mengisi 'pulsa' listrik terus-menerus. Repotnya, ketika ATM bank nan ditunjuk jauh dari rumah dan alarm bunyi sepanjang masa.
Upaya PT PLN Memperbaiki Diri
Ketika Dahlan Iskan memegang tampuk pimpinan PT PLN, beliau berusaha dengan sangat keras memperbaiki kinerja dan pelayanan PT PLN. Mahalnya tarif listrik memang tidak terhindarkan. Hak monopoli pengelolaan listrik nan diberikan oleh negara melalui peraturan perundang-undangan, telah membuat PT PLN mau tak mau bekerja keras demi memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia. Para investor dalam dan luar negeri juga berharap bahwa PT PLN bekerja dengan sangat profesional sebab investasi mereka bergantung juga pada pasokan listrik.
Di antara program penghematan listrik nan ditawarkan oleh PT PLN ialah program Listrik Pintar. Inilah penemuan nan membuat banyak pelanggan harus beradaptasi secara cepat dengan sistem baru tersebut. Memang pelanggan dibuat lebih berdikari dalam menggunakan listriknya. Mereka harus mampu mengatur sendiri mau berapa kapasitas listrik nan digunakan. Mereka harus tahu bagaimana membeli isi ulang dan bagaimana memasukan 20 digit angka nan akan dimasukkan ke dalam kWh meter khusus.
Namun pada awalnya, program Listrik Pintar dari PT PLN ini sangat merepotkan dan membuat panik. Bayangkan ketika hari libur, jaringan internet lemah, anjungan ATM jauh, listrik padam dan bunyi alarm cukup mengganggu, kendaraan tak ada, nan ada di rumah hanya anak kecil nan tak tahu harus bagaimana selain menghubungi orangtuanya. Pastilah kejadian ini akan membuat panik semua anggota keluarga.
Belum lagi ketika tak dapat memperkirakan berapa pemakaian listrik pada saat ada hajatan di rumah. Selain harus memikirkan lancarnya acara, tuan rumah juga harus memperhatikan kapasitas listrik.
Kalau mempunyai uang lebih, dapat saja mengisi 'pulsa' listrik dalam jumlah cukup besar sebagai bagian dari antisipasi, tetapi kalau dana nan dimiliki tak ada, terpaksa kartu kredit menjadi tumpuan. Hal ini bukannya memecahkan masalah nan sebenarnya. Masalah tampaknya saja selesai, namun urusan kartu kredit harus ditangani segera kalau tak ingin hutang bertumpuk.
Jadi, urusan Listrik Pintar dari PT PLN ini kalau tak pintar menggunakannya akan menjadi beban tersendiri. Inilah penemuan nan mendidik masyarakat menjadi mandiri, tapi membuat stres terlebih dahulu. Pelajaran memang mahal. Masyarakat juga harus tahu istilah baru, Meter Prabayar (MPB). Selain adanya listrik prabayar, program penghematan listrik juga didengung-dengungkan melalui kampanye '17-22'. Kampanye '17-22' ini dimaksudkan agar masyarakat tak terlalu boros menggunakan listrik pada saat jam puncak pemakaian listrik pada pukul 17.00 - 22.00.
Efek dari kampanye ekonomis listrik '17-22' ini ialah pola pemakaian listrik. Misalnya, kalau dulu mau menyetrika kapan pun mau, sekarang proses penyetrikaan nan cukup banyak memakan daya listrik itu harus dilakukan sebelum pukul 17.00. Pada saat pulul 17.00 - 22.00, listrik harus dihemat sebab biaya beban lebih tinggi. Memasak nan menggunakan listrik cukup banyak juga tak boleh pada saat beban puncak tersebut kalau tak mau membayar biaya beban lebih tinggi.
Bisa dibayangkan bagi seseorang nan tinggal di rumah tipe 36, sendirian, dengan peralatan nan menggunakan listrik biasa saja-kulkas, televisi, laptop, telepon genggam, tapi harus membayar beban listrik sebanyak Rp 120.000. Biaya tersebut terasa cukup berat tentunya. Sudah niscaya pemilik rumah berpikiran negatif kepada pencatat meteran. Tetapi mungkin saja sang pemilik rumah harus menganalisa kapan dia menggunakan listrik tersebut.
PT PLN sangat paham bahwa mereka menjadi bagian dari cemoohan dan umpatan masyarakat. Oleh sebab itu, berbagai upaya dilakukan agar kinerja PT PLN ini semakin baik dan tak monoton mengecewakan masyarakat.
Hutang PT PLN
Selain adanya umpatan dan cemoohan dari masyarakat nan harus diterima dengan lapang dada, perjuangan PT PLN selanjutnya ialah membayar hutangnya lepada pihak lain. Perlu diketahui bahwa PT PLN mempunyai hutang sebanyak Rp 20448 triliun! Tercengang. Niscaya tercengang bila melihat angka nan sangat fantastis tersebut. Hutang PT PLN sebesar itu harus dibayar kepada Pertamina nan juga merupakan perusahaan milik negara.
Pertamina pernah tidak mau memasok bahan bakar nan dibutuhkan oleh PT PLN kalau hutangnya tak dikurangi. Namun demi kepentingan negara, negosiasi sukses dilakukan. PT PLN bukannya tak sedikit memprotes harga gas nan ditawarkan oleh Pertamina. Bahkan, Dahlan Iskan pernah ingin membeli gas ke Iran sebagai bentuk rasa kekecewaan atas tingginya harga gas tersebut. Menurut Dahlan Iskan, harga gas Iran jauh lebih murah dibandingkan dengan harga gas dari Pertamina.
Selain dengan Pertamina, PT PLN mempunyai hutang sekira 18 triliun. Hutang tersebut berasal dari pihak investor. Pihak PT PLN nan diwakili oleh Direktur Utamanya, Nur Pamudji, mengatakan bahwa harga listrik di Indonesia itu murah. Kalau tak murah rakyat sengsara. Agar listrik tetap murah, PT PLN harus mendapatkan subsidi. Subsidi tersebut dari uang hutangan. Kalau pemasukan dana dari masyarakat semakin kecil, maka mau tak mau sine qua non pemasukan dari pihak lain. Itulah nan akhirnya PT PLN harus menanggung kerugian nan cukup banyak dan membutuhkan donasi dari pemerintah.
PT PLN sangat tahu bahwa kalau tarif dasar listrik dinaikan seiring dengan kenaikan harga BBM, rakyat niscaya menjerit. Belum lagi maraknya korupsi dan jalannya pemerintahan nan nan dirasa kurang memberikan 'greget' kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal inilah nan semakin membuat PT PLN terjepit.
Pihak PT PLN harus berpikir dengan sangat bijaksana bagaimana membuat masyarakat mengerti posisi mereka. Sebenarnya, masyarakat dapat memahami keadaan nan ada tak hanya di PT PLN tapi juga di perusahaan milik negara lainnya. Tapi hendaknya, semua pihak termasuk para punggawa negara berjuang bersama dengan rakyat dan dapat bersimpati kepada rakyatnya. Para pejabat jangan mempertontonkan gaya hayati mewah agar rakyat tak iri.
Bagaimana pun, rakyat sangat marah ketika tahu kalau kemewahan nan didapatkan oleh para pejabat berasal dari uang korupsi. Sakit hati inilah nan ditumpahkan oleh rakyat dengan cara menolak kenaikan tarif dasar listri dan BBM.
Perjuangan PT PLN
Dengan hutang nan begitu besar, dengan kinerja nan masih belum maksimal, PT PLN memang masih harus terus berjuang. Maih adanya calo listrik di tubuh PT PLN merupakan salah satu hal nan harus dituntaskan segera. Jangan sampai terdengar pejabat atau oknum PT PLN melakukan korupsi ditengah harga listrik nan mahal, rakyat niscaya mengamuk.
Selain itu, penjagaan menara Sutet nan sering diganggu oleh tangan-tangan jahil tidak bertanggung jawab juga menjadi beban nan membuat jajaran PT PLN berjuang lebih keras lagi. Kerugian besar harus ditanggung PT. PLN ketika menara Sutet ini ambruk. Kerja belum selesai. PT PLN tak boleh menyerah.