Belanda Menjajah Indonesia Selama 300 Tahun

Belanda Menjajah Indonesia Selama 300 Tahun

Indonesia sebagai negara nan kaya akan hidup dan sumber daya alam. Selain kekayaan minyak bumi, Indonesia kaya akan rempah-rempah. Hal inilah nan menjadi alasan Belanda menjajah Indonesia . Belanda pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1596 nan dipimpin oleh Cornelis De Houtman bersama keempat kapalnya telah tiba di Banten. Mereka ingin membeli rempah-rempah di Indonesia.

Bagaimana Belanda mengetahui jalur menuju Nusantara? Yap! Lagi-lagi ada udang di balik batu. Sebelum kedatangan Belanda Indonesia telah dikuasai oleh Portugis, tepatnya pada tahun 1511 Portugis telah menguasai Malaka. Sinkron namanya, "Menjajah" sudah niscaya telah menguasai sekaligus sebagai pengendali primer perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Lagi-lagi Portugis menguasai cengkeh, lada, dan fuli. Portugis sejak awal sudah terbiasa melakukan ekspedisi. Tentu saja jalur ekspedisi ini dirahasiakan. Pada akhirnya jalur misteri tersebut diketahui oleh Belanda .

Pertama kalinya Belanda di Banten mendapatkan sambutan nan bagus dari warga pribumi. Seiring berkembangnya waktu, Banten mulai mendapatkan perlakuan nan tak menyenangkan, sebelum akhirnya pihak Belanda di usir dari Banten dampak konduite nan sombong. Pada tahun 1599, De Cornelis De Houtman setelah diusir dari Banten, Belanda juga sempat merapat di Aceh, lagi-lagi mendapat sambutan nan baik dari Kerajaan Aceh.

Harapan besar Aceh saat itu tentu ingin mendapatkan hasil kolaborasi dan mendapatkan laba dari penjualan hasil lada. Namun, sambutan ini tak bertahan lama, sebab kerajaan Aceh mendapatkan hasutan dari Portugis.

Laksamana Keumala Hidup sebagai pemimpin perang melawan Belanda. Di saat itulah terjadi tumpah darah, salah satu nan meninggal ialah Corenelis De Houtman. Adik Corenelis De Houtman nan bernama Fredreck de Houtman akirnya ditangkap dan dipenjara selama dua tahun.

Ternyata, Fredreck sosok nan produktif, terlihat selama dua tahun dipenjara dia menghabiskan waktunya dengan menulis buku kamus Melayu-Belanda, dan kamus inilah kamus tertua di Indonesia.

Ada nan mengenal siapa Corenelis De Houtman kah? Dia ialah sosok orang nan pertama kali meyakinkan orang-orang Belanda bahwa perjalanan melalui kapal sukses dengan lancar. Houtman orang nan menginspirasi orang-orang Belanda memutuskan buat berekpedisi ke Indonesia sebab kekayaan rempah-rempah nan melimpah.

Sepeninggalnya Cornelis de Houtman, Belanda kembali mendatangkan pasukan ke Indonesia dengan pasukan nan lebih banyak. Tercatat ada 65 kapal ke Indonesia nan dikirimkan dari Belanda. Tentu 65 kapal tak sedikit. Selama tiga tahun mereka mengirim 15 ekspedisi nan sengaja dikirim ke Nusantara.

Kedatangan Belanda nan kedua kalinya 1598 di pimpin oleh Jacob van neck, Van Heemskerck dan van waerwijck salah satu perseroan nan pernah membiayai ekspedisi sang Cornelis pertamakali. Sekejap Indonesia dipenuhi oleh Belanda. Kedatangannya nan kedua ini berjalan lebih mulus dari perjalanan nan pertama kali. Karena Jacob Van Neck dan teman-temannya belajar kesalahan nan dilakukan oleh Cornelis.

Cara pemikiran mereka, ketika Cornelis nan arogan dan tak mampu memimpin saja berhasil, maka mereka memiliki pemikiran lebih halus dari sang Cornelis maka perluasan akan lebih mudah. Yap! Analisis mereka pun akirnya benar. Tercatat Belanda menjajah Indonesia dengan waktu nan cukup lama.

Tidak ada nan paripurna sesuatu nan ada di global ini. banyaknya penjajah nan masuk ke Nusantara mulai dari Portugis dan Belanda muncul banyak konflik dan pertentangan. Jangankan Portugis dan Belanda nan memiliki konflik. Belanda dengan Belanda dalam hal perdagangan pun juga terjadi konflik sehingga di antara mereka saling membentuk kongsi-kongsi dagang. Kemudian, pada 1602 Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagni e (VOC).

Di dalam VOC itu sendiri memberikan ijin dagang nan menyatakan bahwa VOC boleh melakukan perlawanan atau penjajahan dan diplomasi ke negara bagian Asia . Tidak hanya itu, tetapi juga memperbolehkan buat melakukan perluasan kekuasaan ke negara lain nan dianggap strategis bagi perdagangannya. Tidak heran jika saat itu hanya anggota VOC saja nan diijinkan berdagang di Asia.

Setelah lama di Banten, gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen memerintah VOC buat pindah dari Ambon ke Batavia pada tahun 1619. Perpindahan ini ternyata memiliki maksud, yaitu menguasai sekaligus dalam rangka memperkuat diri VOC dengan komplotan Inggris.



Kawasan Kerajaan Tidak Terjajah oleh Penjajah

Pada masa-masa penjajahan hampir sebagian besar Indonesia dijajah oleh para Belanda. Negara kerajaan pun sebagai salah satu alasan Belanda menjajah Indonesia. Banyaknya negara kerajaan nan tersebar di Indonesia nan menarik penjajah ingin menaklukkannya. Kekuatan Kolonial Belanda dengan kekuatan kerajaan tampaknya Belanda kalah. Belanda tak sukses menguasai territorial kekuasaan Kerajaan.

Karena setiap masing-masing Kerajaan Ngayogyakarta, Demak, Aceh dan beberapa kerajaan lain saat itu memiliki kekuatan tersendiri-sendiri. Kemudian, Belanda memanfaatkan wilayah kerajaan sekadar sebagai kerja sama. Lebih tepatnya sebatas adannya komunikasi antara global luar dan lokal.

Tidak heran jika sejak sekarang negara kerajaan selalu berada di zona kondusif dari bidikan para penjajah Belanda. Pernah terbesitkah dalam kognisi kita, kenapa Belanda maupun penjajah-penjajah nan lain selalu membidik ditempat-tempat nan dekat pelabuhan?

Ya, seperti nan kita ketahui bahwa Indonesia berada di kawasan pesisir. Cocok sekali digunakan sebagai pelabuhan, maupun sebagai transit. Lagi-lagi inilah alasan belanda menjajah Indonesia. Ternyata mereka juga ingin menguasai pelabuhan Indonesia. Pelabuhan bagi mereka sangat berarti dan berjasa. Guna memperlancar penyelunduban rempah-rempah dari Indonesia.

Pelabuhan menjadi pelabuhan transportasi antar negara nan sangat strategis. Lagi-lagi Belanda mengincar setiap pelabuhan nan ada di Indonesia. Siapa nan tak tergiur dengan keelokan Indonesia dengan segala limpahan kekayaan sumber alam hidup dan sumber buminya. Belanda memanfaatkan pelabuhan sebagai media transportasi mengirimkan bahan rempah nan didapatkan dari Indonesia.

Jika wilayan pesisir dan pedalaman nan memiliki pemahan berpikir nan dangkal telah di kuasainya. Muncul alasan Belanda menjajah Indonesia nan lain sebab ingin menerapkan monopoli perdagangan. pendidikan, taraf pemahaman nan rendah, kelaparan dan mudah dimanfaatkan membuat Belanda semakin memanfaatkan kondisi ini. Kondisi ini mengharuskan warga pribumi bekerja dan mendapatkan upah seminim minimnya, sedangkan dari pihak Belanda sendiri mendapatkan laba semaksimal mungkin.

Tentu saja degan cara memonopoli perdagangan. hasil bumi dari perasan para pribumi dinikmati sendiri oleh Belanda. Tidak heran jika Belanda memiliki banyak laba nan melilmpah ruah. Sedangkan warga pribumi tak mendapatkan hasil laba tersebut.

Pada akhir cerita kekuasaan Belanda lengser tanpa syarat pada 9 Maret 1942 pagi. Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Jepang . itulah akir penjajahan nan dilakukan Belanda terhadap Indonesia selama ratusan tahun.



Belanda Menjajah Indonesia Selama 300 Tahun

Ups! Ada nan salah! Selama membaca artikel ini kamu memperhatikan tahun kedatangan Belanda ke indonesiakah? Jika dibuku pelajaran atau mungkin bahkan guru-guru kita menceritakan kepada kita bahwa Bangsa kita telah dijajah Belanda selama 350 tahun. Ternyata pernyataan itu keliru. Sebenarnya, Belanda menjajah Indonesia itu selama sekitar 300 tahun.

Soekarno saat massa penjajahan pernah mengatakan kepada rakyatnya bahwa Indonesia telah dijajah Belanda selama 350 Tahun. Bukan berarti Soekarno terus disalahkan, tak ada nan salah dari buku paket pelajaran, guru, dan bapak presiden kita nan berjasa. Saat itu, Soekarno mengatakan hal itu sekadar ingin memberikan motivasi kepada rakyatnya agar bersemangat, bangkit dari ketertindasan nan dilakukan oleh bangsa penjajah.

Jadi, dari pemaparan artikel di atas menunjukkan betapa kayanya potensi alam dan sumber daya nan negeri kita miliki. Sayang jika kekayaan nan sudah kita miliki buat disia-diakan dan dicemari dengan konduite kita nan tak peduli dengan linkungan. Tidak hanya itu, dari artikel di atas ini menunjukkan betapa Indonesia begitu mempesona bagi negara-negara asing.