Cendrawasih dan Ancaman Kepunahan
Cendrawasih dan Papua. Bicara tentang Cendrawasih tentu tak bisa dipisahkan dari Papua. Keduanya saling berkaitan dan berhubungan erat. Cendrawasih berasal dari Papua, mewakili estetika dan keistimewaan pulau itu. letaknya memang jauh dari ibukota negara, namun Papua punya daya tarik sendiri.
Cendrawasih dan Kebanggaan Papua
Cendrawasih ialah nama homogen burung indah. Burung ini ialah anggota dari famili Paradisaeidae . Umumnya mereka ditemukan di pulau-pulau paling timur dari Indonesia. Itulah sebabnya Papua sangat identik dengan burung ini.
Cendrawasih dan Papua memang terhubung erat. Satu sama lain saling mewakili. Sulit rasanya buat memikirkan Papua tanpa teringat pada Cendrawasih. Begitu juga sebaliknya. Keduanya saling inheren satu sama lain.
Tak dapat dipungkiri kalau burung ini sangatlah indah. Hewan ini bahkan dijuluki dengan nama burung dewata sebab estetika bulunya nan luar biasa. Cendrawasih ialah harta tak ternilai bagi Indonesia, khususnya Papua. Estetika dan kisahnya telah melegenda hingga ke seluruh dunia. Banyak nan sangat tertarik ingin memelihara burung ini. Namun, Tuhan telah memberkati tanah Papua sebagai loka hidupnya.
Lalu, apa nan harus kita lakukan sebagai bangsa Indonesia sebab telah dikaruniai burung seindah Cendrawasih? Tentu saja harus bersyukur sebesar-besarnya. Tahukah Anda kalau kedua tangan kita telah menerima begitu banyak nikmat tanpa pernah dapat membalas? Hanya saja manusia memang tempatnya lupa. Lupa dan khilaf juga nan mungkin membuat orang tak bersyukur.
Salah satunya dengan cara berusaha mengambil karunia Tuhan itu buat kepentingan pribadi. Cendrawasih pun diburu dan dikejar, buat dijadikan koleksi pribadi. Tak peduli seberapa mahal harga nan harus ditebus. Tidak peduli seberapa dalam kocek harus dirogoh.
Akhirnya, Cendrawasih pun menjadi binatang buruan dan berujung dengan terancam punah nya hewan ini. Pemerintah sudah membuat peringatan, begitu juga organisasi kelas dunia.
Cendrawasih mempunyai banyak jenis. Ada nan hanya menghasilkan satu butir telur ketika tiba musimnya. Ada nan mencapai dua atau tiga. Yang jelas, burung ini dianggap tak terlalu produktif. Mungkin ini salah satu karena Cendrawasih tergolong cepat menyusut jumlahnya dampak perburuan besar-besaran nan banyak dilakukan belakangan ini.
Cendrawasih dan Cara Menarik Pasangannya
Pernah mendengar bagaimana kupu-kupu memikat pasangannya? Kupu-kupu jantan biasanya memamerkan estetika coraknya buat mendapatkan perhatian dari kupu-kupu betina. Hal nan tak jauh berbeda dilakukan oleh Cendrawasih. Pada saat eksklusif para Cendrawasih jantan berkumpul di suatu tempat. Tentunya bukan sembarang tempat. Melainkan loka banyak terdapat burung Cendrawasih betina.
Para burung Cendrawasih jantan pun mulai unjuk gigi, memperlihatkan estetika bulunya dengan berbagai cara. Jika berhasil, mereka pun akan mendapat pasangan dan tak lagi sendirian. Selanjutnya, siap memasuki musim kawin.
Ada juga jenis Cendrawasih eksklusif nan melakukan ritual spesifik buat memilih pasangan. Biasanya para burung jantan menggelar semacam tari perkawinan nan teratur dan rumit. Bahkan seekor burung pun memiliki cara-cara eksklusif buat memikat pasangan.
Cendrawasih dan Ancaman Kepunahan
Seperti nan sudah disinggung sebelumnya, Cendrawasih tak dapat dipisahkan dari Papua. Masyarakat di daerah itu sering memakai bulu-bulu burung ini buat menjadi penghias. Entah itu baju atau digunakan saat acara-acara nan berbau adat. Hal seperti ini tentu menempatkan Cendrawasih sebagai binatang buruan.
Burung Cendrawasih jantan memiliki keistimewaan dibanding pasangannnya. Dalam arti warna-warni bulunya memang lebih indah. Tidak ada burung nan dinilai melebihi estetika warna-warni bulu Cenderawasih. Posisi mereka nan istimewa dalam upacara adat daerah Papua dan sekitarnya, menjadi sebuah bertentangan dengan harapan nan menyedihkan bagi keberadaan Cendrawasih .
Belum lagi penggunaan bulunya buat topi trendi nan biasa digunakan oleh wanita-wanita berdarah ningrat di Eropa. Semuanya berujung pada perburuan terhadap Cendrawasih sejak berabad silam. Akibatnya, terjadi kerusakan habitat Cendrawasih dan penurunan jumlah secara signifikan.
Ratusan tahun menghadapi kondisi seperti ini tentu memberi akibat nan mengerikan bagi kelangsungan hayati burung istimewa ini. Saat ini memang ada anggaran ketat nan melarang keras pemburuan Cendrawasih. Namun pada praktiknya masih saja ditemukan hal nan melanggar hukum berkaitan dengan Cendrawasih ini.
Sanksidan sanksi nan tegas memang harus ditegakkan dengan sungguh-sungguh bagi mereka nan masih memanfaatkan Cendrawasih secara ilegal. Tujuannya agar memberi imbas jera bagi para pelanggar hukum ini. Tentunya sangat diharapkan agar masalah ini tak terulang lagi, walau harus diakui akan sangat sulit mengawasi semuanya di tengah belantara Papua nan begitu luas.
Akan tetapi, sudah kewajiban kita buat mengedukasi seluruh lapisan masyarakat buat menjaga lingkungan agar tetap terpelihara keasliannya. Sekaligus menghentikan perburuan liar pada banyak hewan orisinil Indonesia nan sudah memasuki termin terancam punah. Apa nan terjadi jika Cendrawasih punah? Akibatnya tak hanya berdampak pada masyarakat Papua, akan tetapi juga pada Indonesia secara umum.
Cendrawasih ialah kebanggaan bangsa nan juga sekaligus berperan sebagai salah satu bukti diri bangsa nan tak mungkin tertukar. Ibarat seragam sekolah, Cendrawasih mungkin menjadi name tag nan menempel di dada. Tanpa itu, orang nan tak mengenal Anda tentu hanya memanggil dengan "Hei", "Anu", "Si Fulan", dan lain sebagainya. Anda seakan tak dipandang sebagai seseorang.
Sayangnya, pencerahan manusia buat menjaga lingkungan, terutama habitat Cendrawasih memang masih sangat rendah. Jika ada satu spesies atau hewan nan terancam kepunahan, orang hanya menganggap itu masalah pemerintah atau daerah tertentu. Bukan masalahnya. Padahal, ini ialah masalah dan tanggung jawab kita semua.
Bagaimanapun, entah sedikit atau banyak, kita telah memberi andil terhadap semua masalah nan timbul di muka bumi ini. Apakah itu masalah perubahan iklim, isu lingkungan, aneka pencemaran, hingga kepunahan hewan. Tak terkecuali masalah Cendrawasih ini.
Burung dewata ini sebenarnya memiliki banyak jenis dan ukuran. Estetika bulunya tersusun dengan keunikan dan kerumitan nan tak terbayangkan. Dahulu, Cendrawasih bahkan dianggap sebagai burung nan tak pernah mendarat di bumi. Orang-orang berpendapat itu terjadi sebab bulu-bulunya.
Tentu saja itu tak benar. Lalu, mengapa ada nan berpikir demikian? Itu tidak lain sebab ulang segelintir orang nan dengan sengaja membuang sayap dan kaki Cendrawasih! Untuk apa? Tentu saja buat dijadikan hiasan. Sungguh kejam, bukan? tapi itu benar-benar pernah terjadi. Orang tega melakukan hal-hal kejam seperti itu dengan alasan uang.
Cendrawasih dan Raja Ampat
Raja Ampat ialah sebuah lokasi wisata di Papua nan menjadi primadona belakangan ini. Estetika alamnya serta estetika dari Cendrawasihnya sangat menakjubkan dan kini menjadi daerah tujuan wisata nan sedang naik daun. Anda dapat menyaksikan estetika karang nan berpadu dengan aneka jenis ikan nan berenang di antaranya. Sungguh pemandangan nan luar biasa, kan?
Di wilayah Raja Ampat ini terdapat suatu daerah nan sangat istimewa. Mengapa demikian? Karena di sini Anda dapat menyaksikan burung Cendrawasih di habitat aslinya. Lengkap pula dengan tarian buat memikat pasangannya! Sehingga tak ada alasan bagi wisatawan buat melewatkan kesempatan emas ini. Jadi, jika Anda kebetulan sedang ke Raja Ampat, jangan lupa mengunjungi para Cendrawasih ini ya.