Kandungan Surat Al-Anfal ayat 125

Kandungan Surat Al-Anfal ayat 125



Sangat Beruntung

Membaca kisah tentang Rasulullah dan para sahabat beliau, hati umat Islam nan sangat mencintai beliau niscaya akan berbisik lirih, ‘Betapa bahagianya para sahabat nan ditakdirkan bersama Rasulullah ketika masih hidup.’ Umat Islam kini hanya dapat berharap bahwa di akhirat nanti akan mendapat syafaat dari Rasulullah dan akan berjumpa dengan lelaki dengan paras seperti bulan itu. Kerinduan dengan Rasulullah ini mampu membuat air mata mengalir tanpa disadari.

Lelaki yang mulia itu ialah lelaki nan sangat latif pribadinya. Saat Allah Swt menawarkan kekayaan dunia, beliau lebih memilih buat menjadi miskin demi memahami penderitaan orang-orang pada kelas ekonomi paling rendah tersebut. Beliau tidak mau memberikan contoh dengan kekayaan. Saking miskinnya Rasulullah, belaiu pernah berutang demi buat mengganjal perut. Namun apa nan dikatakannya kepada umatnya? Umat Islam tak boleh miskin sebab kemiskinan itu sangat dekat dengan kekufuran.

Beliau menyadari bahwa tak banyak orang nan tahan menderita dalam kemiskinan nan dalam. Terkadang, menjadi miskin itu harus rela dihina dan terhinakan. Banyak orang nan berharap dari dia tetapi ternyata ia miskin dan tak mempunyai apa-apa. Orangtua nan mengharapkan anak-anaknya memberinya sedikit cipratan rezeki nan didapatkan oleh anaknya terkadang menelan pil kecewa sebab ternyata sang anak lebih msikin dari dirinya.

Rasulullah tentu sangat menyadari dan sangat tahu bagaimana orang-orang miskin ini akan mudah terserat mengsekutukan Allah Swt ketika hartanya nan tak banyak itu tak digunakan buat hal-hal nan baik. Walaupun banyak hadist nan mengatakan bahwa sang rasul seperti jari manis dan jari tengah dengan orang miskin di akhirat nanti atau doa orang msikin itu makbul atau hal lain nan memuliakan orang miskin, Rasulullah tetap berharap bahwa umatnya tak mengalami kekurangan di sana-sini. Konsep sederhana dalam kehidupan inilah nan dicontohkan oleh Rasulullah.



Dakwah Rasulullah

Karakteristik Masyarakat Mekkah sebelum Rasul Diutus
Penduduk Mekkah terkenal dengan masyarakat nan kejam dan menserikatkan Allah. Dikatakan kejam, sebab hukum pada saat itu bernaung dan berpihak kepada siapa saja nan memiliki harta banyak dan kasta nan tinggi. Tak hanya itu, khalayak Mekkah juga malu jika memiliki keturunan wanita. Sehingga ketika lahir anak wanita, mereka berusaha menyembunyikan atau membunuhnya.

Contoh konkritnya ialah konduite Umar bin Khattab sebelum memeluk agama Islam. Ia pernah menanam putrinya nan baru lahir hidup-hidup. Lantas, bagaimana cara Rasulullah berdakwah dalam komunitas seperti ini?

Urgensi Pendidikan Tauhid
Cara Rasulullah berdakwah dalam lingkungan nan kejam tersebut adalah, jika sudah mengucapkan dua kalimat syahadat mereka didik buat memperkuat ketauhidan kepada Allah. Mereka didik buat hanya menyembah kepada Allah. Mereka tak boleh mencampurkan ibadahnya sebab Allah dan kedua berhala besar, latta dan Uzza, nan berada di dinding Ka’bah.

Dengan pendidikan tauhid nan diajarkan, ada nilai pendidikan lain nan tersirat. Pendidikan taat kepada Allah Swt. Ketika sudah taat, maka apa pun nan disampaikan Rasulullah tentang ajaran Islam akan dilaksanakan. Karena itu, Metode dakwah Rasulullah di Mekkah ialah mengenai ketauhidan.

Kesamaan Metode Dakwah dengan Nabi-Nabi Sebelumnya
Sejatinya, metode dakwah Rasulullah di Mekkah tak jauh berbeda dengan metode dakwah para nabi nan lain. Nabi Ibrahim misalnya, metode dakwahnya pertama sekali ialah tentang keesaan Allah. Dengan lantang ia membuktikan bahwa sembahan dan pandangan masyarakatnya saat itu tentang tuhan ialah salah. Dengan berani ia menghancurkan berhala-berhala besar tersebut dan berdebat dengan mereka buat membuktikan bahwa Tuhan bukanlah seperti nan mereka sembah.

Pelajaran dari Metode Gaya Dakwah Rasulullah
Sedangkan bagi kita, pelajaran dari metode dakwah Rasulullah di Mekkah ialah buat senantiasa mengajarkan tauhid kepada keturunan. Pasalnya, tauhid ialah pondasi dasar dalam hayati di global dan bekal primer buat mendapatkan surga. Dengan pendidikan tauhid manusia dapat menerima segala anggaran Allah.

Dengan tauhid manusia dapat mengakui keesaan Allah. Dengan tauhid juga manusia dapat mengakui bahwa Allah ialah pemilik diirinya. Sehingga dalam mengarungi hayati ini, ia tak pernah putus asa. Ia mengetahui ada Allah nan menentukan segalanya. Ia hanya berusaha dan senantiasa mengikuti aturan-aturan Allah.

Mengenal Metode Dakwah Ala Rasulullah
Metode dakwah Rasulullah merupakan sebaik-baik metode dakwah nan patut dicontoh dan diteladani oleh para penyeru agama Allah. Metode dakwah nan diajarkan Rasulullah bersifat bijaksana dan tak mempersulit, akan tetapi berbuah pada keberhasilan nan bisa dilihat dari tersebarnya Islam ke jazirah-jazirah arab. Dalam kurun masa kurang dari enam puluh tiga tahun, Islam nan dibawa oleh Muhammad Rasulullah mampu berkembang secara pesat di tengah kondisi jahiliyah masyarakat arab nan cukup parah.

Akhlak Rasulullah ialah cerminan Al-Quran. Segala tindak tanduk Rasulullah merupakan pelaksanaan dari nilai-nilai Al-Quran. Rasulullah tak hanya mengajarkan dakwah melalui lisan kepada ummatnya. Namun nan menjadi misteri besar kesuksesan Rasulullah dalam berdakwah ialah kemampuan Rasulullah menyampaikan dakwah melalui contoh amal perbuatan. Segala bentuk amal perbuatan, ucapan dan ketetapan Rasulullah merupakan landasan hukum bagi ummat Islam, atau lebih dikenal dengan istilah hadist.


Metode dakwah Rasulullah senantiasa berlandaskan pada nilai-nilai Al-Quran. Al-Quran mengajarkan metode dakwah nan sangat bijaksana dan mengena. Kebijaksanaan ini semakin memperjelas kebenaran dan kemuliaan Islam sebagai agama paling akhir nan diakui oleh Allah SWT.



Kandungan Surat Al-Anfal ayat 125

Metode dakwah gaya Rasulullah mengacu pada anjuran Allah mengenai cara berdakwah nan tercantum dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 125. Ayat ini mencakup beberapa metode dakwah sebagai berikut:

1. Disampaikan dengan cara nan hikmah dan pedagogi nan baik
Cara hikmah nan dimaksud di sini ialah perkataan nan tegas dan sahih nan membedakan antara nan hak dan nan batil. Dakwah harus disampaikan dengan cara nan hikmah, hingga tak menimbulkan hal samar-samar nan membingungkan. Pedagogi nan baik di dalam metode dakwah Rasulullah juga dimaknai sebagai dakwah nan baik disampaikan dengan cara nan lemah lembut.

Rasulullah telah mengajarkan kelemah lembutan nan beliau tunjukkan tidak hanya kepada para sahabat dan orang-orang muslim. Namun juga tetap lemah lembut pada musuh nan akan membunuh beliau. Inilah ketinggian akhlak berdakwah Rasulullah nan mengacu pada anjuran hikmah dalam Al-Quran.

2. Mendebat dengan cara nan baik
Metode dakwah Rasulullah senantiasa menghindari cara berdebat nan hanya akan melemahkan seorang dai. Rasulullah senantiasa menghindari perdebatan nan diajak oleh kaum kafir Quraisy. Dan jikalau pun beliau terjebak ke dalam sebuah perdebatan, Rasulullah akan mendebat dengan cara nan sangat baik dan bijak. Hal ini beliau contohkan ketika suatu saat beliau ditemui oleh seorang utusan kaum kafir Quraisy. Utusan tersebut merayu dan membujuk Rasulullah buat meninggalkan dakwah nan diperintahkan Allah. Sebagai gantinya kaum kafir Quraisy akan memberikan apa saja nan dikehendaki Rasulullah seperti harta, wanita dan jabatan.

Dalam kondisi perdebatan nan sangat krusial tersebut (menyangkut akidah) Rasulullah mencontohkan sikap nan tenang dan cerdas. Beliau mempersilahkan utusan tersebut selesai bicara, beliau menanyakan kepada utusan tersebut, “Sudah selesai Anda berbicara?”. Inilah bentuk keteladanan Rasulullah nan diajarkan pada ummat manusia dalam menyebarkan dan menyampaikan ajaran dakwah. Bahkan dalam kondisi perdebatan nan sudah mencapai titik puncak nilai-nilai dakwah sekalipun Rasulullah tetap mengajarkan kepada manusia cara berdebat dan berargumen nan baik dan bijak.

3. Membalas kejahatan dengan kebaikan
Metode dakwah Rasulullah lainnya nan diajarkan kepada ummatnya ialah membalas sikap dursila nan dilakukan objek dakwah dengan akhlak mulia nan mengetuk hati objek dakwah, buat selanjutnya mengantarkannya kepada keimanan. Suatu ketika Rasulullah sering dicaci oleh seorang pengemis buta. Rasulullah senantiasa bersabar menyuapi dan memberi makan si pengemis, sementara dirinya selalu dihujat. Setelah Rasulullah mati barulah si pengemis tersebut tau bahwa nan menyuapi dan memberinya makan selama ini ialah Rasulullah. Lantas si pengemis pun masuk Islam.