Mengenal Kutipan dalam Karya Ilmiah

Mengenal Kutipan dalam Karya Ilmiah

Sekarang, mahasiswa nan sedang mengerjakan tugas akhir, penelitian, atau karya tulis ilmiah dapat mencari surat keterangan pendukung melalui internet. Sayangnya, kemudahan mencari informasi melalui internet ini sering tak diikuti dengan pencerahan tentang penulisan daftar pustaka dari website .



Kemudahan Penelusuran Informasi

Internet memang memberikan kemudahan dalam menelusuri informasi nan kita butuhkan. Tak hanya mudah namun juga murah dan cepat. Kita niscaya membutuhkan banyak waktu jika harus mendatangi satu demi satu perpustakaan buat mencari literatur penunjang penelitian dan karya tulis kita.

Untuk satu perpustakaan saja kita dapat menghabiskan banyak waktu buat mencari buku nan kita butuhkan, lebih-lebih jika sistem temu balik informasi di perpustakaan itu masih manual. Belum lagi jika terbentur pada masalah birokrasi. Harus mengurus perizinan ke sana kemari sebelum dapat memanfaatkan perpustakaan tertentu, itu pun belum tentu buku nan kita cari ada di sana.

Membeli semua buku nan kita butuhkan buat menunjang penelitian dan penulisan karya ilmiah kita juga sulit dilakukan. Selain tidak semua buku nan kita butuhkan ada di toko buku (mungkin sebab sudah tak terbit, terbitan luar negeri, atau terbitan lama), biaya nan harus dikeluarkan pun tak sedikit. Buku-buku nan menjadi pegangan primer memang seharusnya dimiliki, tapi ada beberapa buku nan hanya kita perlukan bagian eksklusif saja dalam jumlah sedikit.

Akan tetapi dengan internet, semua menjadi lebih mudah. Kita bisa menemukan literatur nan kita butuhkan hanya dari depan komputer atau laptop. Cukup dengan mengetikkan beberapa kata kunci (keyword) , informasi nan kita cari sudah datang ke hadapan kita.

Beberapa malah tersaji dalam bentuk e-book (electronic book) , ada nan tersaji utuh namun ada pula nan hanya menyajikan bagian-bagian tertentu. Jurnal-jurnal ilmiah dari dalam dan luar negeri nan sulit kita dapatkan pun bisa kita akses melalui internet.

Sayang, kemudahan ini kadang dimanfaatkan dengan tak jujur, seperti:

  1. Copy paste
    Sangat mudah menyalin informasi nan ada di internet menjadi karya kita. Tinggal melakukan copy paste. Selesai. Etika moral dalam penulisan dan penelitian ilmiah pun dibuang jauh-jauh.
  2. Tidak mencantumkan daftar pustaka
    Penulisan daftar pustaka dari website sama pentingnya dengan penulisan daftar pustaka dari literatur fisik (buku, majalah, jurnal, surat kabar).


Menulis Daftar Pustaka

Daftar pustaka tak hanya menunjukkan apa dan berapa banyak surat keterangan tertulis nan kita gunakan dalam melakukan penelitian dan penulisan sebuah karya ilmiah. Daftar pustaka juga menunjukkan kejujuran dan etika moral kita sebagai peneliti dan penulis. Demikian pula dengan penulisan daftar pustaka dari website.

Penulisan daftar pustaka dari website ini tidak sulit. Kita tinggal mencantumkan nama website, link (tautan), nama penulis (jika ada) , judul tulisan, dan kapan tulisan tersebut tayang di website (jika ada).

Contoh:

ruangpsikologi.com/perjalanan-menuju-kebahagiaan. Perjalanan Menuju Kebahagiaan.

www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/10/04/29/113513-asyik-nih-manfaat-tertawa-sama-dengan-olahraga. Manfaat Tertawa Sama dengan Olahraga.

www.yauhui.net/kisah-hidup-sang-genius-albert-einstein . Albert Einstein: Sang Jenius Fisika Pembuka Tabir Misteri Alam Semesta

www.femina-online.com/serial/serial_detail.asp?id=90&views=51 . Bill dan Hillary Clinton (bagian 4).



Mengenal Kutipan dalam Karya Ilmiah

Dalam menulis karya ilmiah kerap mencantumkan kutipan sumber. Penggunaan catatan buat menunjukkan sumber harus sinkron dengan holistik penulisan. Jika kaidah catatan pustaka telah dipilih, maka holistik penulisan haruslah menggunakan kaidah tersebut sinkron prinsip konsistensi.

Ada beberapa jenis pengutipan dalam sebuah karya ilmiah:

1. Kutipan Tak Langsung

Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali pendapat, gagasan pokok, kompendium atau konklusi dari sebuah tulisan dengan gaya penulis sendiri. Teknik menyatakan sumber informasi dalam kutipan tidak langsung ialah sama seperti teknik catatan pustaka.

2. Kutipan Langsung

Kutipan langsung ditulis dalam susunan kalimat asalnya tanpa sembarang perubahan dan diberi loka tersendiri, terpisah dari teks. Kutipan langsung kadang-kadang diperlukan buat mempertahankan keaslian pernyataan nan dipetik, menjunjung tinggi keaslian atau memberi informasi tambahan.

Kutipan langsung diberi tanda petik (“ “) dan diikuti oleh catatan pustaka. Biasanya kutipan langsung ditulis kedap (satu spasi) ataupun dikecilkan ukuran hurufnya.

3. Elipsis

Elipsis ialah penghilangan kata, frasa, kalimat, bahkan paragraf pada bagian awal, tengah dan akhir kutipan nan ditandai dengan tiga titik, nan berjarak satu spasi (…). Krusial menjadi catatan bahwa sebab ketiga titik tersebut melambangkan pelesapan dari kutipan nan dihilangkan, maka ketiga titik tersebut terletak dalam tanda petik bagi kutipan maksimal empat baris, sedangkan kutipan dari empat baris harus dipisahkan dari badan teks dan spasi satu, nan bagiannya dihilangkan.

Conton elipsis nan terdapat di dalam sebuah kalimat ditandai dengan tiga titik: Manusia diciptkana buat beribadah…” Allah mengutus Rasul-Nya guna memberi petunjuk tentang cara-cara beribadah” (Baihaqi, 1990: 18)

4. Interpolasi

Kutipan harus disalin sama persis seperti aslinya, tetapi kadang-kadang diperlukan suatu kata atau pernyataan nan dapat disisipkan buat memperbaiki kesalahan atau memperjelas gagasan. Untuk memastikan pembaca bahwa kesalahaan ejaan, ketidaksesuaian kata, dan kesalahan lainnya memang berasal dari sumber orisinil nan dikutipnya, maka kata Latin sic (yang berarti ‘demikian adanya’) setelah kata nan salah tersebut.

Jika dianggap perlu buat menyisipkan klarifikasi atau koreksi ke dalam sebuah kutipan, konvensi mensyaratkan bahwa setiap perubahan editorial semacam itu harus ditempatkan dalam dua tanda kurung persegi […], interpolasi ini diletakkan dalam kurung kotak.

Contonya menganggap ada kesalahan interpolasi nan generik dilakukan ialah dengan memasukkan sic setelah kesalahan dalam sebuah kutipan. Dengan cara ini seseorang mengindikasikan bahwa apa nan mungkin dianggap kesalahan dalam mereproduksi kutipan sebenanya meruapakan bagian integral dari teks asli.

“The theory of ferroelectric domains as not been worked out the theory of ferromagnetik domains is welll undestood, although modification to provide for charge neutralisation and high electromachanical (sic) coupling is required before it could be applied to ferroelectrics.” (Kautsky 1987, p. 26)

Di sini, sisipan sic menunjukkan bahwa seseorang menyadari jika kata electromachanical ialah salah eja, dan seharusnya electromechanical .

Untuk tujuan memberi klarifikasi dan membetulkan kesalahan, interpolasi juga dapat digunakan dengan cara menyelipkan informasi nan diletakkan dalam tanda kurung kota sebagaimana dicontohkan di dalam kutipan berbahasa inggris berikut:

“In Djogjakarta (Yogyakarta) the Dutch had alienated both the nobility dan the common pople by a land policy which canceled leases instigated by previous Dutch administrations, and forced the rulers to pay compensation to the lessees.” (Lapidu, 1988: 757)



Teknik Mengutip dengan Metode Harvard

Dalam teknik mengutip dengan menggunakan metode harvard nan dilakukan ialah denga menyebutkan sumber dalam teks secara singkat. Umumnya dilakukan dengan menyebutkan nama penulis, tahun terbit, nomor jilid dan nomor halaman.

Penulisan sumber nan dijadikan acum dalam teknik ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama , ditulis nama pengarang, tahun penerbit, dan nomor halaman nan dikutip nan diletakkan di dalam kurung. Contohnya, “Karangan ilimiah ialah karangan ilmu pengetahuan nan menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan nan baik dan benar. (Brojowidjoyo, 2005: 8)

Kedua , ditulis nama pengarang dan diletakkan di luar kurung, sedangkan tahun penerbit dan nomor halaman diletakkan di dalam kurung. Contohnya, “ Brojowidjoyo (2005: 8) mendefenisikan karangan ilmiajh ialah karangan ilmu pengetahuan nan menjanjikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan nan baik dan benar.”

Dalam penulis surat keterangan atau daftar pustaka dengan menggunaka metode harvard adalah, dalam pengetikan sumber nan berupa buku dan jurnal, tahun terbit diletakkan di dalam kurung setelah nama atau nama-nama penulis dan judul buku atau artikel diikuti dengan koma. Misalnya, Suyanto (2006), Dinamika Pendidikan Nasional (dalam percaturan Global Global), PSAP, Jakarta.

Inilah artikel sederhan seputar penulisan daftar pustaka dari website maupun dari buku. Penulis berharap artikel ini dapat menjembatani dan membuat Anda mengkaji lebih mendalam tentang penulisan daftar pustaka. Semoga bermanfaat!