Kebudayaan di Indonesia
Keanekaragaman jenis suku bangsa dan budaya di Indonesia memang tidak terelakkan. Tercatat lebih dari 300 suku bangsa nan ada di negeri yang elok ini, nan tersebar di sebagian pulau-pulau Indonesia nan tentunya dipisahkan oleh laut. Kondisi inilah nan tentunya melatarbelakangi timbulnya suku bangsa dan kebudayaan daerah nan beragam.
Selain itu, faktor primer keragaman budaya di Indonesia yaitu sebab terjadinya perpindahan penduduk dari luar daerah, misalnya sebab terjadi bala alam di suatu daerah, mencari kehidupan nan lebih baik, program pemerintah buat pemerataan penduduk, pindah bekerja, menikah dengan suku bangsa lain, atau bersekolah di kota lain.
Penduduk nan berpindah umumnya masih memegang teguh kebudayaan nan telah dianut di daerah asalnya. Selain itu, kaum pendatang dari negara lain pun kian menambah keragaman suku bangsa dan kebudayaan di berbagai daerah di Indonesia. Jika kita mengintip sejarah di masa lalu, kota-kota di Indonesia seperti Aceh, Surabaya, dan Jakarta menjadi pusat perdagangan hasil bumi seperti rempah-rempah nan tentunya menarik perhatian bangsa asing buat bermukim bahkan menetap di tanah air.
Pedagang dari China, India, Arab bahkan hingga bangsa Eropa singgah di Nusantara. Namun, hal tersebut membawa akibat nan besar bagi Indonesia. Hasil perdagangan nan menguntungkan, membuat bangsa Portugis dan Belanda menjadikan Nusantara sebagai tanah jajahan. Selepasan masa penduduk, tak sedikit dari bangsa asing nan memilih buat tinggal dan berketurunan di Indonesia. Keberadaan mereka pun ikut menambah keragaman suku bangsa dan kebudayaan di Indonesia.
Bangsa Indonesia nan terdiri atas kelompok-kelompok suku, agama, daerah, dan ras nan tidak seragam. Keragaman tersebut pun tentunya berpengaruh pada disparitas sistem kepercayaan, system nilai, pandangan hidup, dan konduite sosial antar masyarakat dan budaya nan mewarnai bangsa nan kaya akan budaya ini. Walaupun Indonesia terdiri atas suku bangsa dan budaya nan berbeda-beda, tetapi bangsa ini tentunya harus tetap bersatu.
Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” tentunya tidak sekadar imbasan jempol semata, namun slogan ini memiliki makna mendalam akan disparitas nan mengharuskan kita buat tetap bersatu. Berbeda-beda Tunggal Ika berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Toleransi nan tinggi tentunya menjadi kapital primer dalam menghalau segala perbedaan.
Pengelompokkan suku bangsa nan ada di Indonesia di antaranya Suku bangsa Negrito, merupakan penduduk paling awal di Kepulauan Melayu. Suku bangsa Negrito terdapat di Afrika Tengah dan semenanjung Melayu nan dikenal dengan nama orang Semang. Karakteristik suku bangsa Negrito sama dengan Tapiro di Papua yaitu kulit hitam, rambut keriting, dan tubuh pendek. Yang kedua ada suku bangsa Wedoit. Karakteristik suku bangsa Wedoit sama dengan suku Kubu di Jambi, Gayo di Danau Air Tawar, Mentawai di Kepulauan Mentawai, dan Toala di Sulawesi.
Mereka mempunyai karakteristik tubuh sedang, kulit sawo matang, dan rambut hitam. Jadi, penduduk orisinil nan mendiami kepulauan Indonesia ialah suku bangsa Wedoit dan Negrito. Yang terakhir yaitu suku bangsa Melayu. suku bangsa Melayu merupakan pendatang nan tersebar di kepulauan Indonesia. Bangsa Melayu dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia sekarang ini.
Keanekaragaman Jenis Suku-Suku Bangsa di Indonesia
1. Pulau Sumatera: Aceh, Alas, Gayo, Singkil, Anak Jame, Melayu, Batak, Minangkabau, Mentawai, Sakai, Talang Mamak, Laut, Kubu, Kerinci, Gasir, Penghulu, Komering, Rambang, Pasemah, Rawas, Rejang, Enggano, Serawai, Abung, Pubian, Seputih.
2. Jawa dan Madura: Betawi, Sunda, Jawa, Tengger, Baduy.
3. Bali dan Nusa Tenggara: Bali, Sasak, Sumba, Dongo, Rote, Sabu, Flores, Dewan, Buna.
4. Kalimantan: Dayak, Kayau, Skadau, Pontianak, Kapuas, Ot Danum, Maanyam, Apokayan, Punan, Murut, Ngaju, Laut, Banjar, Dusun Deyah.
5. Sulawesi: Sangine, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow, Gorontalo, Tolaki, Landare, Butung, Mekongga, Kabaina, Kaili, Kulawi, Pamona, Mori, Balantak, Bugis, Toraja, Mandar.
6. Maluku: Morontai, Loda, Tobelo.
7. Papua: Keanekaragaman jenis suku bangsa di Papua meliputi suku bangsa Dani dan Asmat.
Keanekaragaman jenis suku bangsa dan budaya tentunya bukan tanpa manfaat. Dalam segi bahasa misalnya, keragaman bahasa krusial peranannya dalam memperkaya perbedaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Budaya nan berbeda pun akan menjadi potensi wisata nan mendatangkan devisa alias mengantongi rupiah nan memiliki peran krusial dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Manfaat Menghormati Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
Seperti nan kita ketahui, bahwa budaya merupakan hasil pemikiran dan budi daya manusia, nan secara otomatis pemikiran ini bisa dijadikan tumpuan dalam pembangunan nasional. Menghormati keragaman suku bangsa dan budaya tentunya syarat akan kegunaan seperti:
(1) Terciptanya keutuhan hayati bermasyarakat,
(2) Terwujudnya persatuan bangsa,
(3) Terciptanya rasa tentram, aman, dan nyaman di masyarakat,
(4) Mendorong masyarakat buat berprilaku baik, serta
(5) Memperkuat ketahanan nasional sehingga tak mudah buat dipecah belah.
Guna menjaga keutuhan keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia, di sini pancasila pun turut berperan krusial dengan kelima silanya nan patut dimaknai secara mendalam. Pancasila nan berbunyi:
(1) ketuhanan nan Maha Esa,
(2) humanisme nan adil dan beradab,
(3) persatuan Indonesia,
(4) kerakyatan nan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
(5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jika kelima sila ini mampu diaplikasikan dalam kehidupan, segala masalah dalam keragam suku bangsa dan kebudayaan pun mampu dihalau dan ditaklukan.
Keanekaragaman jenis budaya di Indonesia tentunya wajib kita ketahui. Kebudayaan merupakan hasil cipta atau karya manusia nan terbentuk sebab keluhuran budi. Kepribadian suatu bangsa bisa dilihat dari kebudayaan mereka.
Kebudayaan di Indonesia
(1) Rumah adat, seperti rumah adat Toraja misalnya, di bawah bangunan rumah digunakan sebagai kandang kerbau. Kerbau bagi masyarakat Toraja merupakan lambang kekayaan.
(2) Sandang adat, seperti beskap dan blangkon nan menjadi karakteristik khas baju dari Jawa Tengah serta kebaya, jas dengan leher tertutup dari Jawa Barat.
(3) Lagu dan tarian daerah: provrinsi Nangroe Aceh Darussalam nan terkenal dengan lagu daerah Bungong Jeumpa dan tarian daerah seudati, saman, meuseukat.
(4) Senjata daerah: badik dari Sulawesi Selatan, Mandau dari Kalimantan Barat dan senjata Sampari dari Nusa Tenggara Barat.
(5) Alat musik daerah: bonang, gong, gendang, gamelan, dan saron merupakan alat musik nan berasal dari daerah Jawa dan Bali.
(6) Upacara adat: upacara Tedak Siten masyarakat Jawa, merupakan upacara menurunkan bayi ke tanah agar bayi menjadi sehat dan kuat, tak terkena tenaga mistik nan tersimpan dalam bumi.
(7) Makanan khas daerah, seperti kerak telor dari betawi, tape dari Jawa Barat, gudeg dari Yogya, Empek-empek dari Palembang, rendang Padang.
Lagu-Lagu Daerah
Setiap daerah di Indonesia memiliki lagu-lagu daerah, diantaranya:
- Aceh (NAD): Bungong Jeumpa, Piso Surit
- Sumatra Utara: Anju Ahu, Mariam Tomong
- Sumatra Barat: Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauh Di Mato
- Sumatra Selatan: Dek Sangke
- Jambi: Injit-injit Semut
- Bengkulu: Lalan Belek
- Jawa Barat: Cing Cangkeling, Manuk Dadali
- DKI Jakarta: Jali-jali, Kicir-kicir
- Jawa Tengah: Gambang Suling, Gundul Pacul
- Jawa Timur: Keraban Sape, Tandu Majeng
- Bali: Mejangeran, Putri Ayu
- Sulawesi Utara: Esa Mokan, O Ina Ni Keke
- Sulawesi Selatan: Pakarena
- Sulawesi Tengah: Tondok Kadindangku
- Kalimantan Selatan: Paris Berantai
- Kalimantan Timur: Indung-indung
- Kalimantan Barat: Cik-Cik Periok
- Kalimantan Tengah: Tumpi Wayu
- Maluku: Tanase, Oleh Sioh
- Papua: Yamko Rambe Yamko
Adanya keanekaragaman jenis suku bangsa dan budaya merupakan suatu kekayaan nan tidak ternilai bagi bangsa Indonesia. Untuk itu, sudah semestinya kita menjaga dan melestarikannya, bahkan ada kalanya kita harus mempelajarinya agar bisa diwariskan pada generasi penerus nan mampu menciptakan perubahan berharga bagi bagi bangsa nan membanggakan ini.