Ketrampilan buat Anak SD - Bukan Hanya Membaca dan Menulis
Ketrampilan buat anak SD hendaknya merupakan life skills yang akan menjadi pondasi mereka melangkah pada jenjang kehidupan berikutnya. Melalui pemberian pelatihan nan tepat, bangunan pendidikan ini akan menjadi rekaman nan sangat berguna bagi mereka. Pelatihan ini akan menjadi nan terbaik ketika para instruktur dan gurunya ialah orang-orang pilihan nan mempunyai komitmen nan kuat terhadap pendidikan anak usia dini.
Ketrampilan buat Anak SD - Bukan Hanya Membaca dan Menulis
Ketrampilan buat anak SD itu bukan hanya membaca dan menulis. Untuk anak SD kelas satu, keterampilan membaca dan menulis dapat jadi memakan porsi nan cukup banyak. Disamping keterampilan ekuilibrium buat tubuh mereka. Namun, ketika telah menginjak kelas tiga sekolah dasar, tubuh dan otak anak-anak semakin berkembang. Mereka membutuhkan tantangan nan lebih besar.
Keterampilan memasak, mencuci, dan melakukan kegiatan lain nan menggunakan fisik lebih besar, dapat diajarkan. Jangan salah, zaman sekarang tak banyak anak nan tahu bagaimana mencuci dan menyetrika dengan benar. Padahal ketika mereka dewasa nanti, banyak bidang bisnis nan dapat dijalankan dengan basis dari mencuci dan menyetrika. Kalau ada diberi dasar pengetahuan tentang hal-hal sederhana nan selalu ditemui setiap hari ini, bukannya tak mungkin mereka dapat menjadi pengusaha laundry dengan teknik mencuci dan menyetrika dengan baik.
Keterampilan memasak juga perlu diajarkan. Banyak anak usia 8 tahun nan malah sangat berminat dengan global memasak. Mereka dapat belajar membuat olahan makanan nan sederhana dengan bumbu nan mudah dibuat. Cara memasak di alam terbuka demi mendapatkan suasana bertahan buat hidup, juga perlu diajarkan. Dengan demikian, anak-anak tak akan mudah menyerah sebab mereka mempunyai banyak akal.
Inspirasi dan ide itu lahir dari pengetahuan dan pengalaman nan luas. Untuk itulah demi mendapatkan generasi nan hebat, anak-anak ini perlu diberi pengalaman nan berlimpah. Anak mereka menjelajah alam setelah dibekali bagaimana menguasai tali-temali, bagaimana menggunakan pisau dan peralatan mempertahankan diri lainnya.
Seni bela diri pun harus sudah diajarkan kepada anak-anak. Bukan agar mereka pandai berkelahi tetapi agar mereka mampu membela dirinya. Di global nan semakin kejam dengan warta jahatan nan menyayat hati nurani, olah tubuh nan sahih dengan teknik nan tepat perlu diajarkan. Olahraga nan membuat tubuh anak berkeringat juga harus diberikan. Anak-anak nan berkeringat ini akan mempunyai tubuh nan lebih bagus.
Penyakit seperti diabetes pun dapat terhindarkan. Selain keterampilan nan mengelola fisik mereka, anak-anak ini juga membutuhkan ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain. Kecerdasan otak menjadi tak ada gunanya bila ada kecerdasan spiritual, kecerdasan emosi, dan jenis kecerdasan lain nan membuatnya menghargai orang lain dan memberikan penghargaan nan luas kepada lingkungannya.
Ajak anak menengok orang sakit, takziyah kepada orang nan meninggal, dan berkunjung ke rumah orang-orang nan kurang mampu nan ada di lingkungannya. Dorong anak buat mengetahui keadaan tetangga nan ada di lingkungan rumahnya. Bukan buat menjadikan anak menjadi seseorang nan nyinyir ingin tahu apa nan dilakukan oleh orang lain. Tetapi cukup tahu apakah ada nan dapat dibantu.
Memberikan donasi kepada tetangga nan membutuhkan itu akan membuat anak tahu bahwa tenaga dari tubuh nan sehat itu harus bermanfaat juga bagi orang lain. Buat apa dianugerahi tubuh nan latif dan kuat kalau hanya digunakan buat diri sendiri. Jika telah tumbuh jiwa peduli nan tinggi, anak pun akan mudah memberikan donasi kepada orangtuanya di rumah.
Tidak perlu diperintah buat melakukan ini dan itu. Anak akan tahu apa nan harus dilakukannya sebab sensitivitasnya terbangun dengan baik. Lambat-laun, ketrampilan bermasyarakat ini akan membawa anak memiliki jiwa pemimpin nan baik. Ia tak akan mudah membiarkan orang lain menanggung deritanya sendiri. Anak pun akan lebih cepat belajar mengatasi masalah. Ia tahu bahwa kalau ada masalah nan tidak dapat terpecahkan, ia harus mencari bantuan.
Kalau ia mengenal banyak orang, maka ia akan lebih mudah menemukan siapa nan dapat membantunya. Berbeda kalau anak tak mempunyai banyak teman atau kenalan. Bencana donasi itu akan terasa sulit ditemukan. Fakta bahwa anak-anak telah mempunyai teman maya nan banyak dijejaring sosial bukan satu indikasi kemampuannya menjalin komunikasi dengan banyak orang.
Keterampilan Berteman
Virtual friends dan factual friends itu menjadi berbeda. Teman di global maya itu terkadang bukan teman nan sejati. Apalagi kalau teman nan belum pernah berjumpa secara fisik. Anak-anak harus tahu bedanya. Mereka harus mampu menjalin persahabatan nan sesungguhnya. Tidak dapat hanya bertahan dengan teman-teman global maya nan belum diketahui identitasnya nan sesungguhnya.
Anjurkan kepada anak buat mempunyai teman nan sesungguhnya. Teman nan dapat diajak berbicara secara tatap mata. Bila perlu undang orangtua teman anak-anak sebagai ajang silaturahmi. Dengan demikian akan terjalin ikatan nan kuat tak hanya antar anak tetapi juga antar orangtua. Ikatan ini akan membuat anak berpikir bahwa dengan mempunyai teman sejati itu, hayati ini akan lebih mudah dijalani.
Keterampilan Lainnya
Salah satu keterampilan nan juga krusial diajarkan kepada anak SD ialah keterampilan mengolah masalah dan perasaan. Kini sering kali terdengar bahwa banyak anak nan stres sebab masalah sepele. Memandang sesuatu nan sederhana menjadi terasa sangat besar dapat menyebabkan anak melalukan hal-hal nan tak perlu. Bahkan mereka dapat saja melakukan bunuh diri.
Untuk itulah, orangtua harus sangat berhati-hati dalam mengelola masalah mereka sendiri. Pendampingan memang harus selalu diberikan walaupun harus dengan bijaksana. Mengajak anak berdiskusi tentang banyak hal dapat menumbuhkan kemampuan anak menganalisis masalah mereka.
Bila anak mempunyai kemampuan khusus, sepantasnya orangtua memberikan nan terbaik demi menunjang talenta nan ada pada anak. Jangan terlalu banyak menghalangi anak sebelum mereka melakukannya dan membuktikan apakah mereka memang mampu atau tidak. Kalau anak terlalu sering dilarang, mereka akan mudah menyerah dan tak mau mengambil tantangan. Padahal tantangan itu ialah salah satu vitamin hidup.
Untuk keterampilan lain seperti merangkai bunga, berkebun, memasarkan hasil karya suatu keterampilan, dapat jadi menjadi bagian nan tidak terpisahkan dari kehidupan anak-anak sd. Biarkan mereka merasakan betapa susahnya mendapatkan uang. Mereka harus mampu mempunyai pencerahan secepatnya bahwa mereka harus dapat mendapatkan uang sendiri.
Selanjutnya, pengetahuan dan keterampilan mengelola uang dan waktu. Ajarkan anak bagaimana berinvestasi dan bagaimana memanfaatkan uang nan telah didapatkan. Hal ini krusial agar anak tahu bahwa tanpa menghargai uang dan waktu, hidupnya akan kacau. Pengetahuan bagaimana mengetahui tentang ke mana uang harusnya dibelanjakan, akan membuat anak berpikir bagaimana membuat uangnya bertambah dengan cepat.
Keterampilan berdagang dengan teknik menawarkan nan bagus, akan menjadi bekal nan bagus buat anak-anak. Untuk itu, pihak sekolah perlu membuat acara pameran dan global bisnis dengan transaksi nan sebenarnya. Intinya, berikan ketrampilan buat anak SD sebanyak mungkin.