Psikologi Sosial Berawal dari Inteaksi

Psikologi Sosial Berawal dari Inteaksi

Artikel psikologi sosial ini akan menguraikan perilaku-perilaku individu dalam konteks keterkaitannya dengan kenyataan sosial. Berbicara sosial berarti berbicara juga mengenai kumpulan individu nan membentuk satu kesatuan, sehingga termanifestasi dalam komunitas sosial.

Di dalam komunitas sosial tersebut niscaya terjadi aksi-interaksi di mana satu sama lain dapat saling melengkapi atau sebaliknya terciptanya kondisi interaksi nan destruktif.



Ilmu Psikologi

Psikologi pada awalnya, merupakan bagian dari cabang ilmu filsafat jiwa, umurnya masih tergolong baru dan masih memerlukan pengembangan-pengembangan. Filsuf ternama Yunani, Plato, menerangkan pengertian psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan nan banyak mempelajarai sifat, karakter, dan hakikat dari jiwa manuisa.

Konsepsi jiwa nan merupakan bagian nan dibahas dalam psikologi berasal dari bahasa sansekerta nan berarti daya hayati (levenscracht) atau lembaga/institusi hidup.

Jiwa memiliki definisi nan abstrak, tidak kasat mata dan seyogyanya sangat sulit buat dianalisa. Dalam pengertian psikologi jiwa nan dimaksudkan, yakni jiwa nan memateri, nan terlihat sebagai manifestasi dengan tindakan. Misalnya, saja perbuatan, performance, berbicara, mendengar, dsb. Mungkin sebab karena itu pula, psikologi ini memerlukan waktu sangat lama buat akhirnya memisahkan diri dengan filsafat.

Melalui sebuah perjalan panjang, psikologi menjadi bagian dari ilmu pengetahuan di global ini. Psikologi telah dikenal sejak zaman Aristoteles sebagai sebuah ilmu jiwa, yaitu ilmu tentang kekuatan hidup, sebelum kelahiran ilmu psikologi tahun 1879.

Pada waktu itu, Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu nan mempelajari tentang gejala kehidupan. setiap makhluk hayati itu mempunyai jiwa sebab jiwa ialah unsur kehidupan.

Berdasarkan perkembangannya, sejarah psikologi berkembang sejalan dengan perkembangan intelektual di benua Eropa dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai fungsi di dalam kehidupan manusia, terutama di dalam tingkah laku manusia. Beberapa fungsi ilmu psikologi ialah sebagai berikut.

  1. Psikologi berfungsi sebagai penjelas bagaimana, apa, dan mengapa tingkah laku tersebut terjadi. Kemudian, hasilnya berupa klarifikasi atau bahasan nan bersifat deskriptif.
  1. Psikologi berfungsi buat memprediksi apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku tersebut terjadi. Prediksi tersebut menghasilkan prognosa, prediksi, atau estimasi.
  1. Psikologi berfungsi sebagai pengendali tingkah laku tersebut agar sinkron dengan apa nan diharapkan. Hal tersebut dilakukan dengan cara bertindak nan sifatnya preventif atau pencegahan, hegemoni atau treatment, dan rehabilitas atau perawatan.

Di dalam kajiannya, ilmu psikologi berhubungan dengan ilmu-ilmu lainnya, sehingga psikologi sering disebut sebagai ilmu nan luas dan ambisius. Ilmu psikologi dibatasi dengan ilmu alam oleh ilmu biologi dan ilmu saraf. Dengan ilmu sosial, ilmu psikologi dibatasi oleh ilmu sosiologi dan antropologi.

Di dalam psikologi, ada teori Skinner. Teori Skinner disebut juga teori tingkah laku radikal ( radical behaviorism) . Teori ini mengenai stimulus-respon, nan mempercayai bahwa setiap tingkah laku itu bisa diamati, dan didasari oleh respon positif atau negatif nan diterima.

Respon positif berarti akan mendapatkan hadiah, sebaliknya, respon negatif menandakan akan mendapatkan hukuman. Skinner konfiden bahwa manusia akan berusaha buat mendapatkan respon positif atau hadiah dari apa nan dilakukannya.

Baik Skinner maupun Watson mempunyai pandangan nan sama, bahwa setiap tingkah laku manusia bisa diamati dengan menggunakan metode ilmiah. Tapi Watson tak setuju kalau inner feeling (perasaan) bisa diamati. Watson konfiden bahwa perasaan bisa dipelajari sebagai mana mempelajari ketrampilan-ketrampilan lainnya.

Teori behaviorism atau tingkah laku ini sangat berpengaruh. Sehingga banyak pakar lain, seperti Edward C. Tolman, dan Clark L. Hull turut memformulasikan teori-teori mereka sendiri nan didapat dari hasil pengamatan di laboratorium, bukan melalui observasi introspeksi. Teori ini juga melahirkan banyak teori belajar nan menyangkut metode pembelajaran pada manusia dan hewan.

Segala tingkah laku nan dikerjakan manusia tentu mempunyai cakupan dan pengertian nan luas. Tak hanya berkaitan dengan berlari, berjalan, dan berolahraga.

Selain itu, juga berkenaan dengan fantasi, mengingat, mendengar, menangis, tersenyum, dsb. Demikian juga, bahwa kegiatan berfikir merupakan sesuatu nan aktif dilakukan oleh manusia.

Pergerakan atau keaktifan nan dilakukan manusia dapat disebut sebagai sebuah aktifitas. Seseorang nan tengah berjalan santai didekat kolam renang atau tengah asyik memasak tidak dapat dikatakan pasif. Berkebalikan dengan itu, di mana terjadi situasi sudah tak tercipta lagi keaktifan, dikatakan dengan mati.

Secara fundamen, psikologi banyak bersentuhan dengan masalah psikis, seperti belajar, bersuara, membenci, dsb. Kategorisasi dari kegiatan psikis ini secara generik dibedakan menjadi 4 hal, yaitu perasaan atau emosi, pengenalan, konasi atau kemauan, dan campuran.

Hendak menjadi perhatian juga bahwa dalam setiap manusia melakukan aktivitas psikis, dalam waktu bersamaan ia melakukan perbuatan jasmani. Pada saat kegiatan jasmani dilakukan, antara otak dan perasaan akan nimbrung dan ikut berperan, juga dengan otot-otot dan alat indera manusia nan turut pula mengambil bagian dalam berperan, sinkron dengan fungsinya.



Psikologi Sosial Berawal dari Inteaksi

Mengapa artikel psikologi sosial ini krusial buat diketengahkan, yakni sebab merupakan suatu cabang ilmu nan baru dari psikologi secara umum. Di mana menguraikan mengenai aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan berbagai kenyataan dan kejadian sosial nan berlaku di sekitar lingkungannya.

Bidang psikologi perkembangan mempunyai kaitan erat dengan psikologi sosial. Hal tersebut dikarenakan dalam perkembangannya ada hubungan sosial di dalam tingkah laku manusia tersebut.

Psikologi perkembangan ialah salah satu bidang psikologi nan mempelajari tentang perkembangan manusia dan faktor-faktor nan membentuk tingkah laku manusia tersebut, mulai dari lahir sampai tua. Di dalam bidang psikologi sosial, dibagi menjadi tiga ruang lingkup studi. Tiga ruang lingkup studi tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Di dalam psikologi sosial, mempelajari tentang studi pengaruh sosial terhadap proses setiap individu, seperti studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, dan sifat.
  1. Di dalam psikologi sosial, mempelajari tentang proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, dan konduite meniru.
  1. Yang terakhir, psikologi sosial mempelajari tentang hubungan kelompok, seperti kepemimpinan, komunikasi interaksi kekuasaan, dan kerjasama kelompok, dan persaingan.

Mengutip pendapat beberapa tokoh, bahwa psikologi sosial merupakan studi keilmiahan nan menjabarkan mengenai pengalaman dan tingkah laku sekumpulan individu dalam relasinya dengan berbagai aspek sosial.

Salah satu tokoh bernama Gabriel Tarde mengatakan bahwa nan menjadi latar belakang terjadinya psikologi sosial berawal dari proses imitasi dari sebuah ineraksi nan terjalin di antara individu. Atau, berbeda dengan Tarde, Gustave Le Bon lebih melihat bahwa dalam setiap jiwa manusia itu terdiri dari dua jiwa, yakni jiwa pribadi (individu) dan jiwa massa, di mana satu sama lainnya memiliki disparitas sifat.

Salah satu disparitas nan paling fundamental itu, yakni bahwa jiwa massa ini memiliki ciri nan lebih primitif dibandingkan dengan jiwa individu. Keprimitifannya itu dapat dilihat, misalnya dengan afirmasi sikap nan buas, cenderung irasional, dan sangat sentimentil.

Sementara tokoh psikoanalisa terkenal, Sigmund Freud , berpendapat bahwa sebenarnya jiwa massa itu sudah tercakup dalam jiwa individu meski seringkali manusia tak menyadarinya sebab lebih banyak terpendam. Dan disamping itu, masih banyak lagi tokoh-tokoh nan bicara dan menulis mengenai topik psikologi sosial ini.

Artikel psikologi sosial semakin banyak dan berkembang ketika menjelang tahun 1950-1960-an di mana program gelar di sejumlah universitas sudah banyak nan membuka program psikologi sosial ini.

Terlebih nan menjadi dasar ilmu pengetahuan ini, yakni potensi manusia nan dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan secara terus menerus dalam lingkungan hayati bermasyarakat. Potensi nan dimaksud antara lain sebagai berikut.

  1. Eksisnya sikap etis nan muncul dari jiwa manusia.
  1. Memiliki kemampuan dalam berbahasa.
  1. Memiliki kehidupan nan tiga level dimensi, yakni masa dulu, masa sekarang, dan masa nan akan datang.

Dalam perkembangannya ketiga syarat tersebut dapat dikatakan sebagai syarat human minimum. Di mana ketika ketiga syarat tersebut tak tercapai, maka sukar sekumpulan individu digolongkan sebagai masyarakat. Metode sosial merupakan objek manusia dalam mempelajari psikologi sosial. Objek-objek itu di antaranya ialah metode observasi, survey, eksperimental, diagnostik, dsb.

Substansi artikel psikologi sosial akan terus berkembang dan berproses sepanjang masih ditemukan potensi-potensi sebagai akibat dari adanya hubungan nan terjalin di antara individu-induvidu dalam sebuah komunitas masyarakat. Semoga bermanfaat.