Tanah Aluvial

Tanah Aluvial

Negara Indonesia ialah negara agraris nan mempunyai majemuk macam jenis tanaman. Hal tersebut merupakan pengaruh dari jenis tanah nan ada di tanah air ini bermacam-macam. Salah satu jenis tanah nan ada di Indonesia ialah tanah aluvial. Apa itu tanah aluvial ? Sebelumnya kita bahas terlebih dahulu tentang tanah dan jenisnya.



Apa Itu Tanah?

Kita tentu masih ingat dengan julukan Negara Agraris nan disandang oleh Tanah Air kita tercinta ini, bukan? Betapa julukan itu bukan hanya sekadar julukan, tetapi sungguh menjadi sebuah simbol kekuatan bangsa ini dalam bidang perekonomian.

Di sekolah, guru kita sering sekali membahas Indonesia melalui segi pertanian. Bahwa kita boleh bangga tinggal di negara kepulauan nan tanahnya begitu fertile dan potensial. Segala macam tumbuhan dapat ditanam di sini. Meskipun begitu, ada sebagian wilayah di Indonesia nan tak dapat dijadikan huma pertanian sebab tekstur tanahnya nan kering dan tak gembur.

Tanah ialah salah satu bagian bumi nan terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair dan gas. Tanah tercipta tak dengan sendirinya, melainkan berasal dari hasil pelapukan bebatuan dan tumbuhan nan prosesnya memakan waktu berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun.

Tanah nan tercipta ini akan membentuk tanah nan berlapis-lapis. Proses pembentukan susunan tanah ini sangat dipengaruhi oleh iklim, bentuk muka bumi, tumbuhan, berbagai organisme nan hayati di atasnya termasuk hewan, tumbuhan dan manusia serta waktu.

Secara umum, susunan tanah (dengan bahan induk mineral) terdiri atas 50% bahan padatan (45% berupa bahan mineral dan 5% berupa bahan organik), 25% air, dan 25% berupa udara.

Sementara itu, pada tanah organik, seperti gambut, bahan padatan pada tanah tersebut terdiri atas 5% bahan organik dan 45% bahan mineral. Bahan organik dalam tanah ini terdiri atas 10% mikroorganisme, 10% akar, dan sisanya humat. Walaupun jumlah tak banyak, fungsinya sangat penting.

Susunan tanah dan juga struktur tanah nan berongga-rongga menjadi loka bagi akar buat bernafas dan tumbuh. Selain itu, tanah pun menjadi habitat bermacam-macam mikroorganisme. Tanah juga dijadikan sebagai loka hayati bagi sebagian hewan darat. Tekstur susunan tanah bermacam-macam dan dapat dikelompokkan menjadi berikut ini.

  1. Tekstur kasar, misalnya pasir, pasir berlempung.
  1. Tekstur agak kasar, misalnya lempung berpasir dan lempung berpasir halus.
  1. Sedang, antara lain lempung berpasir sangat halus, lempung berdebu, dan debu.
  1. Tekstur halus, misalnya tanah liat berpasir, tanah liat berdebu.

Tekstur tanah ini juga dipengaruhi oleh kandungan air nan terdapat dalam tanah. Jika diuraikan proses pembentukan susunan tanah dimulai dari bebatuan nan mengalami pelapukan, baik pelapukan secara fisika maupun pelapukan secara kimiawi.

Pada saat pelapukan, bebatuan tersebut akan menjadi lunak dan berubah bentuknya sehingga bisa dikatakan sebagai bahan tanah. Bahan tanah ini akan mengalami proses pelapukan terus menerus dan berlangsung dalam waktu bertahun-tahun sampai akhirnya bahan tanah tersebut menjadi tanah.

Kalian tahu batu bara dan bagaimana terbentuknya? Ya. Batubara terbentuk dari tanah, tapi tak semua tanah bisa membentuk batubara. Batubara hanya bisa terbentuk dari tanah organik nan berwarna hitam, dan memiliki kandungan mineral nan sangat sedikit.

Meskipun begitu, tanah jenis ini tetap bisa ditanami sebab bentuk fisiknya nan gembur. Namun sayang, jangan berharap hasil tanaman nan kalian tanam di atas tanah organik akan optimal, hasil tanaman di huma ini justru jauh di bawah optimal.

Berbeda dengan tanah organik, tanah non-organik memiliki banyak sekali kandungan mineralnya. Mineral ini membentuk partikel penyusun tanah, yaitu pasir, lanau (debu), dan lempung. Komposisi ketiga partikel penyusun tanah ini nan kemudian memengaruhi rona tanah. Berikut ini ukuran pembentuk mineral di dalam tanah.

  1. Partikel pasir memiliki ukuran sekitar 200 mikrometer hingga 2.000 mikrometer.
  1. Partikel debu memiliki ukuran sekitar 2 mikrometer sampai kurang dari 200 mikrometer.
  1. Partikel lempung memiliki ukuran kurang dari 2 mikrometer.

Semakin halus ukuran partikel tanah tersebut, maka luas permukaan partikel per satuan bobot semakin besar. Partikel tanah dengan permukaan nan lebih luas memberi peluang lebih banyak terjadinya reaksi kimia. Partikel lempung per satuan bobot mempunyai luas permukaan lebih luas dari pada partikel tanah lainnya (debu dan pasir).

Reaksi-reaksi kimia nan berlangsung di permukaan tanah berupa lempung lebih banyak dibandingkan nan berlangsung di permukaan tanah berupa partikel debu dan pasir per satuan bobot nan sama.

Hal ini menunjukkan bahwa partikel lempung merupokan komponen susunan tanah paling aktif terhadap reaksi kimia sehingga berkontribusi menentukan sifat kimia tanah dan juga mempengaruhi kesuburan tanah. Berikut ini ialah beberapa jenis tanah.

  1. Tanah humus. Seperti namanya, tanah humus merupakan jenis tanah nan tak diragukan kesuburannya. Tanah ini merupakan hasil pembusukan sisa-sisa pepohonan.
  1. Tanah pasir. Tanah berpasir identik dengan kegersangan sehingga tak cocok dijadikan loka bercocok tanam. Tekstur tanahnya berkerikil sebab merupakan bentukan dari batuan beku dan batuan sedimen.
  1. Tanah alluvial. Tanah jenis ini disebut juga tanah endapan. Lumpur sungai nan mengendap di dataran rendah akan membentuk tanah endapan. Umumnya, tanah ini memiliki taraf kesuburan nan baik, sehingga bisa digunakan buat bercocok tanam.
  1. Tanah podzolit. Sama seperti tanah endapan, tanah podzolit pun merupakan jenis tanah subur. Tanah di daerah pegunungan biasanya masuk dalam jenis tanah ini.
  1. Tanah vulkanik. Tanah ini memiliki kandungan unsur hara nan tinggi sehingga sangat subur. Tanah vulkanik bisa dikatakan hadiah dari letusan gunung berapi. Tanah vulkanik terdapat di daerah dekat lereng gunung berapi.
  1. Tanah laterit. Sebenarnya, tanah laterit merupakan jenis tanah nan subur. Curah hujan tinggi telah membuat unsur hara dari tanah ini larut sehingga kesuburannya hilang.
  1. Tanah mediteran. Tanah mediteran merupakan hasil pelapukan batu kapur sehingga tanahnya tak subur. Karena asal pembentukannya dari batu kapur, tanah mediteran disebut juga tanah kapur.
  1. Tanah gambut. Sinkron namanya, tanah gambut berada di sekitar rawa sehingga bahan dasarnya pun sudah niscaya hasil pembusukan tanaman nan tumbuh di rawa. Tanah nan disebut sebagai tanah organosol ini tak cocok dipakai sebagai huma pertanian.

Tanah atau lapisan kerak bumi ini dapat dibedakan menjadi, lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, dan lapisan batuan induk. Ketiga lapisan ini membentuk susunan tanah nan jika diuraikan, yaitu lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan batuan. Berikut ini akan dijelaskan lebih jauh mengenai jenis tanah alluvial.



Tanah Aluvial

Tanah ialah lapisan kulit bumi nan tipis nan terletak paling atas dari permukaan bumi. Tanah tak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses nan cukup panjang. Dari proses pembentukan tersebut terciptalah berbagai jenis tanah. Adapun faktor - faktor pembentuk tanah, diantaranya ialah sebagai berikut.

  1. Iklim, yaitu curah hujan dan suhu sekitar. Semakin tinggi curah hujan, maka proses pencucian tanah akan semakin cepat, sehingga tanah menjadi asam dengan PH rendah, tanah ini kurang baik buat dijadikan huma pertanian. Sebaliknya bila suhu di sekitar tinggi, maka proses pelapukan bahan induk tanah akan semakin cepat dan tanah semakin cepat terbentuk.
  1. Organisme seperti mikroorganisme atau jasad renik cukup membantu dalam proses pembentukan humus. Humus ialah zat nan dibutuhkan tanah agar membentuk tanah nan subur. Daun-daun dan ranting nan jatuh ke permukaan tanah lama-lama akan membusuk dengan donasi mikroorganisme tersebut. Kemudian selanjutnya terbentuklah humus.
  1. Bahan induk tanah, seperti batuan vulkanik (berasal dari gunung berapi), batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf akan hancur dan mengalami pelapukan kemudian menjadi tanah.
  1. Topografi atau kontur wilayah. Wilayah nan konturnya miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis dibandingkan tanah nan ada di wilayah nan datar. Perhatikan pula drainase atau sistem pengairannya. Tanah nan terlalu sering tergenang memiliki kandungan tanah nan asam. Tanah seperti ini kurang baik buat ditanami.
  1. Waktu, tanah akan mengalami pelapukan dan pencucian terus menerus sehingga lama kelamaan akan menjadi semakin tua dan kehilangan unsur hara. Unsur hara, seperti mineral ialah nan paling dibutuhkannya dalam pembentukan tanah baru.

Tanah alluvial ialah jenis tanah muda nan dalam proses pembentukannya masih terlihat campuran antara bahan organik dan bahan mineralnya. Dari berbagai macam jenis tanah nan ada, tanah nan paling mudah terbentuk ialah tanah alluvial.

Tanah ini terbentuk dari endapan lumpur sungai nan mengendap di dataran rendah. Sifat tanahnya cenderung fertile sebab masih terdapat banyak kandungan mineralnya nan merupakan unsur hara dan dapat dijadikan huma pertanian.

Ini ialah jenis tanah muda nan belum mengalami perkembangan dengan keadaan tanah nan selalu basah dan PH nan berubah-ubah. Tanah alluvial tersebar di dataran alluvial pantai, alluvial sungai , dan daerah cekungan. Tanaman nan cocok tumbuh di tanah alluvial, contohnya ialah bawang merah.

Demikian sedikit uraian mengenai tanah, terutama tanah aluvial. Semoga uraian tersebut bermanfaat dan menambah wawasan kita mengenai jenis tanah nan ada di Indonesia.