Dewan Keamanan United Nations

Dewan Keamanan United Nations

United Nations atau Liga bangsa-bangsa ialah serikat negara-negara di global nan bertujuan menjaga perdamaian negara. Ketika perang global kedua berakhir, negara-negara nan memenangkan peperangan merasa butuh menjaga perdamaian dunia. Tanpa adanya perdamaian, global tak akan kondusif dan pembangunan tidak akan mungkin dapat dilakukan dengan tenang.

Negara-negara besar nan memenangkan peperangan, yaitu Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet. Keempatnya lalu bergabung dan membentuk United Nations atau PBB. Keempat negara inilah nan mempunyai hak veto. Seiring perjalanan waktu, Cina ikut serta menjadi bagian dari negara-negara nan mempunyai hak veto.



Hak Veto di United Nations

Hak Veto ialah suatu suatu kekuatan nan dimiliki oleh para anggota awal United Nations sekaligus nan memprakarsai dan mendirikan United Nations nan dapat membatalkan suatu kesepakatan nan dibuat oleh Dewan Keamanan United Nations. Dewan Keamanan ini berfungsi sebagai penjaga perdamaian dunia. Oleh sebab itulah Badan Keamanan United Nations ini dianggap sebagai badan nan paling kuat di United Nations.

Semua negara anggota United Nations harus patuh dan tunduk dengan keputusan nan dibuat oleh Badan Keamanan tersebut. Keputusan itu biasanya disebut dengan Resolusi Badan Keamanan PBB.

Sebegitu kuatnya Badan Keamanan United Nations ini sehingga pasukan keamanan United Nations sangat disegani oleh semua anggota United Nations. Negara-negara nan mempunyai Hak Veto ialah negara-negara nan sangat kuat. Negara-negara ini diberi hak buat memiliki senjata nuklir. Sedangkan negara lain tak boleh. Dugaan kepemilikan senjata nuklir inilah nan membuat Saddam Husein mengalami kehancuran. Pemerintahannya ditumbangkan dan Saddam Husein sendiri dihukum gantung atas persetujuan United Nations.

Iran akan diberi hukuman juga oleh United Nations kalau terbukti memiliki senjata nuklir. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti kalau Iran memunyai bahan pembuat tenaga nuklir dan Iran bersikukuh kalau nuklir nan dimilikinya akan digunakan sebagai pembangkit listrik. Dengan kata lain, tenaga nuklir Iran sebagai alat damai bukan penghancur.

Badan Keamanan United Nation hingga kini memang belum memunyai bukti bahwa Iran membuat senjata nuklir. Negara-negara pemegang Hak Veto tetap berkeyakinan bahwa Iran memang mempersiapkan diri sebagai negara nan memproduksi tenaga nuklir.

Para ilmuwan Iran memang luar biasa. Dedikasi dan komitmen mereka terhadap negara sangatlah kuat. Kesederhanaan kehidupan Presiden Iran, Mahmud Ahmad Dinejad telah mampu meredam unjuk rasa besar nan menyerang dan memprotes kebijaksanaannya. Kehidupan rakyat Iran nan cukup makmur juga merupakan salah satu hal nan membuat rakyat Iran tidak ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Mahmud Ahmad Dinejad.



United Nations Sebagai 'World Government'

Hans J. Morgenthau menyebut United Nations sebagai 'World Government' atau pemerintahan dunia. Hal ini diulasnya dengan panjang lebar dalam tulisannya nan berjudul Politics Among Nations nan dipublikasikan pad atahun 1948. Pernyataan tersebut dilatarbelakangi bahwa tanpa adanya peraturan nan mengikat setiap anggotanya, akan sangat sulit bagi United Nations menjadi bagian dari alat perdamaian dunia.

Sebagai forum nan menaungi berbagai badan dunia, United Nations memegang peranan nan sangat krusial memberikan pengaruh kepada semua negara nan ada di seluruh dunia. Namun, terkadang negara-negara besar pemegang Hak Veto tak selalu mampu memberikan pengaruh nan besar. Misalnya, dalam pembahasan tentang Palestina. Walaupun sekarang rakyat Palestina telah menjadi negara berdaulat, kekuasaannya seolah selalu dirongrong oleh Israel.

Amerika Perkumpulan memunyai kepentingan nan sangat besar dengan anak emasnya tersebut. Israel paham tentang hal tersebut dan terus berulah. Negara lain nan memunyai Hak Veto di United Nations, terkadang sangat kompak dalam mendukung kepentingan Amerika di negara-negara eksklusif terutama nan berkaitan dengan Israel.

Cina terlihat agak malu-malu dalam hal ini sebab Cina juga memunyai kepentingan ekonomi nan cukup kuat di negara-negara seluruh dunia.
Ketika semua negara pemegang Hak Veto akan memberikan sangsi kepada Iran, Cina terlihat ragu memutuskan dengan tegas.

Cina menjalin interaksi cukup serasi dengan Iran. Uni Soviet nan kini diwakili oleh Rusia, pasca bubarnya Uni Soviet, juga terlihat malu-malu sebab Uni Soviet juga memunyai kepentingan dengan Iran. Iran merupakan negara penghasil gas nan besar dan memberikan harga nan murah kepada banyak negara.

Jepang saja agak ketar-ketir ketika Iran akan diserang oleh Israel. Iran memang hebat. Manajemen pemerintahan dan keberanian Ahmad Dinejad memegang teguh kepentingan negeranya, memang patut diacungi dua jempol ibu jari. United Nations mau tak mau harus mampu menahan semua emosi nan telah sempat dilepaskan oleh negara-negara nan berada dalam naungannya.

Indonesia sempat memberikan pendapat nan abu-abu alias abstain ketika ada pembahasan spesifik di United Nations mengenai Iran dan permasalahannya. Keputusan abstain itu bukannya keputusan tanpa latar belakang nan jelas. Pertama, sesama negara muslim, Indonesia merasa sehati dengan Iran.

Namun, sebagai negara nan banyak bergantung kepada negara-negara besar lain nan ada di United Nations, Indonesia merasa sungkan buat bertentangan secara kepala dan kepala dengan negara-negara adi daya tersebut.

Namun, buat urusan Palestina, Indonesia berusaha menunjukkan 'taring' dan keberpihakannya kepada Palestina. Saat ada warga negara Indonesia nan menjadi korban ketika terjadi insiden di kapal humanisme nan akan memberikan donasi ke Palestina, Indonesia berusaha melobby Mesir. Atas nama humanisme dan sesama negara muslim dan anggota United Nations, akhirnya semua warga negara Indonesia, baik nan terluka maupun nan selamat tanpa terluka sama sekali, sukses diselamatkan.



Dewan Keamanan United Nations

Masih adanya peperangan nan terjadi di beberapa negara, seperti nan di Afghanistan, United Nations harus berusaha mendamaikannya. Indonesia ikut serta dalam upaya perdamaian global ini. Pengiriman pasukan perdamaian dari Indonesia nan terdiri dari gabungan TNI semua angkatan, menajdikan bangsa Indonesia sebagai bangsa nan cinta damai.

Pergolakan politik nan terjadi di Mesir, Libya, Yaman, Suriah, menjadi perhatian penuh dari United Nations. Pihak Dewan Keamanan United Nations nan memunyai tanggung jawab sebagai perpanjangan tangan dari United Nations dalam hal perdamaian ini, berusaha memberikan pengaruhnya kepada negara-negara nan sedang bergejolak tersebut.

Bila diperlukan Dewan Keamanan United Nations dapat mengusulkan buat memberikan hukuman ekonomi kepada negara-negara nan tidak mau mematuhi Resolusi PBB nan telah ditetapkan. Korea Utara, contohnya. Larangan ekonomi sempat membuat negara ini menjadi negara nan benar-benar melarat.

Terdengar warta bahwa sebegitu parahnya kelaparan di Korea Utara sehingga ketika ada nan meninggal, anggota keluarga nan meninggal berusaha buat menguburkan keluarganya nan meninggal itu dengan sembunyi-sembunyi. Kalau tidak, jasad nan membeku tersebut akan dijadikan santapan oleh orang lain nan sudah tidak sanggup lagi menahan lapar.

Ketika Barack Obama mengunjungi Korea Utara, Presiden Amerika tersebut terperangah dan tidak mampu mengucapkan kata-kata buat beberapa saat. Barack Obama terkejut dan tidak percaya dengan apa nan dilihatnya. Ia seolah mengunjungi sebuah negara nan begitu tertinggal dari peradaban.

Begitulah citra larangan ekonomi nan dialami oleh sebuah negara. Indonesia pernah mengalami larangan peralatan militer sehingga banyak pesawat terbang TNI nan dikanibal. Akibatnya memang fatal. Kecelakaan sering terjadi. Anak-anak bangsa terbaik menjadi korban.

Sanksi dari United Nations memang bukan main-main. Tetapi, memang begitulah kekuatan nan harus ditunjukan oleh United Nations agar tetap dihargai dan dihormati oleh para anggotanya.