Budidaya Tanaman Sawi: Pembibitan
Untuk mendalami budidaya tanaman sawi sebenarnya tidak jauh beda dengan budidaya sayuran nan lain. Sawi dapat ditanam secara tumpang sari dengan wortel, bayam, kangkung maupun bawang daun. Selain itu, sawi juga dapat ditanam secara monokultur.
Budidaya Tanaman Sawi: Mengenal Sawi
Sawi bukanlah tanaman orisinil nusantara, ia berasal dari wilayah lain di Asia. Meski demikian, iklim Indonesia cocok bagi sawi buat tumbuh dan berkembang. Sawi dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah, antara 5 - 1.200 meter di atas permukaan laut. Akan tetapi, sawi nan ditanam di dataran tinggi memiliki kualitas nan lebih baik. Idealnya, sawi dibudidaya di ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan laut.
Sawi ialah tanaman nan tahan air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Hanya saja perawatan sawi di musim kemarau memerlukan perhatian ekstra sebab sawi perlu lebih sering disirami. Meski demikian, sawi akan cepat busuk jika ditanam di loka dengan air tergenang.
Untuk membudidaya tanaman sawi, tanah nan paling tepat ialah tanah gembur nan banyak mengandung humus dan zat hara, subur, dan memiliki sirkulasi air nan baik. Keasaman tanah nan tepat buat menanam sawi ialah sekitar 6 - 7.
Ada majemuk jenis tanaman sawi, di antaranya ialah sawi putih, sawi huma, sawi hijau, sawi keriting, dan sawi China. Ciri generik tanaman sawi ialah daunnya nan panjang, halus, dan tak berbulu. Di antara sawi-sawi tersebut, nan paling dikenal ialah sawi China, nan suka digunakan dalam hidangan baso.
Selain lezat, sawi bermanfaat buat menghilangkan gejala tenggorokan gatal pada orang nan sedang batuk, menyembuhkan sakit kepala, membersihkan darah, memperbaiki fungsi ginjal, dan melancarkan pencernaan. Pada tanaman sawi terdapat kandungan karbohidrat, protein, lemak, Ca, Fe, P, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.
Budidaya Tanaman Sawi: Persiapan Benih dan Pengolahan Lahan
Untuk setiap hektar lahan, diperlukan sekitar 750 gram benih sawi. Benih sawi berbentuk bulat dengan ukuran nan sangat kecil. Benih buat pembibitan harus diperhatikan lama penyimpanan, jenis atau varietas, suhu atau temperatur, kadar air, serta loka penyimpanannya.
Tanah nan hendak dipakai sebagai huma penanaman sawi sebaiknya higienis dari bebatuan, rerumputan, semak dan juga pohon-pohon nan dapat mengganggu pertumbuhan sawi. Hal ini dikarenakan sawi sangat suka terhadap sinar matahari langsung.
Untuk menggemburkan tanah, kedalaman tanah nan dicangkul kurang lebih 20 sampai 40 cm. Tanah disiapkan dengan memberi pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Apabila tanah memiliki pH nan rendah atau asam, hendaknya dilakukan pengapuran terlebih dahulu buat menetralkan pH tanah. Penggemburan tanah nan baik buat penanaman sawi sekitar yaitu 2 hingga 4 minggu sebelum huma ditanami.
Budidaya Tanaman Sawi: Pembibitan
Untuk menghemat waktu, pembibitan dilakukan bersama-sama dengan pengolahan tanah buat penanaman. Untuk pembibitan, biasanya disiapkan wadah eksklusif dengan panjang dan lebar kurang lebih satu meter.Pembibitan sebaiknya dilakukan bila curah hujan lebih dari 200 mm tiap bulan atau pada saat musim hujan.
Sebelum ditabur benih di dalam wadah pembibitan, wadah terlebih dahulu ditaburi dengan pupuk kandang, urea, TSP dan KCl. Pemupukan dilakukan dua minggu sebelum penanaman benih. Ketika benih tanaman sawi ditabur, benih kemudian ditutupi tanah setebal dua sentimeter, siram dengan air secukupnya. Setelah tiga hingga lima hari, benih sawi akan tumbuh dan setelah satu bulan, benih siap buat dipindah ke huma sesungguhnya.
Budidaya Tanaman Sawi: Penanaman dan Pemeliharaan
Pembudidayaan tanaman sawi dapat dilakukan di loka terbuka atau pun menggunakan huma spesifik dengan batasan-batasan eksklusif di samping kanan-kirinya. Huma loka penanaman bibit perlu dipupuk terlebih dahulu seminggu sebelum penanaman. Baik dengan pupuk kandang, TSP, urea maupun KCl sinkron kebutuhan.Jarak tanam bibit kurang lebih antara 20 hingga 30 cm, dengan kedalaman penanaman bibit maksimal 10 cm.
Untuk memelihara tanaman sawi nan pertama kali diperhatikan ialah musim. Musim sangat krusial buat menentukan jangka waktu penyiraman. Penyiraman normal pada musim kemarau dua kali sehari, pagi dan sore. Sedang buat musim hujan, cukup sekali pada saat sore hari. Namun bila air dirasa teralu berlebih, maka tak perlu penyiraman sama sekali.
Selain penyiraman, juga perlu diadakan penjarangan. Yaitu pencabutan tanaman sawi nan tumbuh dengan jeda nan terlalu dekat. Diperlukan juga tindakan penyulaman, yaitu penggantian tanaman sawi nan wafat dampak hama, penyakit ataupun gagal tumbuh.
Pemeliharaan selanjutnya dalam proses budidaya tanaman sawi ialah penyiangan. Proses ini merupakan upaya buat menghindari gangguan gulma atau tanaman pengganggu semisal rumput nan dapat menghambat pertumbuhan sawi. Pemupukan secara berkala dan penyemprotan pestisida dapat perlu, juga diupayakan secara teratur sehingga sawi bisa tumbuh dengan sehat dan lebat.
Inilah jenis-jenis hama dan penyakit nan bisa menyerang tanaman sawi:
- Ulat tritip atau Plutella maculipennis
- Ulat titik tumbuh atau Crocidolomia binotalis Zell .
- Ulat Thepa Javanica
- Cacing bulu
- Siput ( Agriolimas sp. )
- Penyakit busuk basah
- Penyakit akar pekuk
- Bercak daun alternaria
- Penyakit rebah semai
- Penyakit embun tepung
- Penyakit busuk rhizoctonia
- Penyakit busuk daun
- Penyakit bercak daun
- Penyakit virus mosaic
Budidaya Tanaman Sawi: Memanen Sawi
Sawi dapat dipanen paling lama 70 hari, dan umur sawi paling pendek 40 hari. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut sawi hingga akar atau pun memotong bagian sawi nan diperlukan semata. Untuk mengetahui sawi nan siap panen, perhatikan perubahan fisik sawi, seperti bentuknya, warnanya, dan ukuran daunnya.
Untuk memanen sawi, Anda dapat mencabut seluruh badan tanaman sampai ke akarnya atau cukup memotong pangkal batang di atas permukaan tanah menggunakan pisau. Hindari memanen sawi setelah hujan agar sawi tak mudah busuk. Panen sawi di siang atau pagi hari saat cuaca sedang cerah dan tanah sedang kering. Setelah dipanen, pastikan sawi higienis dari segala kotoran. Pisahkan sawi nan layak jual dengan nan tidak, lalu kemas dan simpan buat kemudian didistribusikan.
Budidaya Tanaman Sawi secara Hidroponik
Selain ditanam secara konvensional (dengan media tanah), tanaman sawi dapat juga ditanam dengan metode penanaman hidroponik. Cara penanamannya cukup mudah, yakni sebagai berikut:
-
Dalam wadah buat menyemai benih, masukkan media pasir halus nan sudah disterilkan hingga ketebalan 3 - 4 cm.
-
Masukkan benih sawi di atas pasir halus lalu timbun dengan pasir dengan ketebalam 0,5 cm.
-
Dalam 3 - 4 minggu, bibit akan tumbuh dan memiliki 3 - 5 helai daun. Bubut bibit dengan hati-hati sampai ke akarnya (jangan sampai patah).
-
Cuci bibit dengan air mengalir sampai bersih. Rapikan akar-akar nan terlalu panjang.
-
Siapkan bak penanaman. Isi kerikil steril dengan ketebalan 7 - 10 cm. Setelah itu, tutup kerikil dengan pasir kasar steril setebal 20 cm.
-
Pada bak penanaman, untuk lubang-lubang. Jeda ideal antar-lubang ialah 25 x 25 cm. lantas tanam bibit sawi di lubang tersebut. Pastikan akar tertutupi media, sampai melewati leher akar. Bibit harus ditanam tegak lurus.
-
Melalui proses penyiraman, berikan larutan hidroponik buat memenuhi nutrisi nan dibutuhkan sawi.
-
Pelihara sawi sampai siap panen.
Proses budidaya tanaman sawi nisbi mudah, bukan? Sawi dapat menjadi pilihan agrobisnis bagi Anda. Selamat mencoba!