Hilangnya Air di Planet Venus

Hilangnya Air di Planet Venus

Planet Venus ialah planet kedua dalam sistem tata surya Bima Sakti nan letaknya dekat dengan Matahari. Planet Venus tak mempunyai satelit alam dan merupakan planet nan posisinya paling dekat dengan Bumi. Ukurannya nan hampir sebesar Bumi. Planet Venus memiliki jari-jari 6.052 km dan diameter 108,2 juta km, dengan masa revolusi 224,7 hari dan waktu rotasi 249,0 hari.

Seperti halnya Planet Merkurius, Planet Venus juga bisa dilihat menggunakan mata telanjang. Biasanya, planet ini dapat terlihat di sebelah timur sebelum matahari terbit, hingga sering disebut dengan bintang timur atau bintang pagi. Adakalanya, Planet Venus juga bisa terlihat di sebelah barat sebelum matahari terbenam, hingga sering disebut dengan bintang senja, bintang barat, atau bintang kejora.

Planet Venus ialah planet nan unik. Selain memiliki arah rotasi nan antagonis dengan arah rotasi planet-planet lain nan ada di tata surya ini, Planet Venus juga memiliki jangka waktu rotasi nan lebih lama daripada jangka waktu revolusinya dalam mengelilingi matahari.



Atmosfer Planet Venus

Planet Venus memiliki temperatur nan sangat tinggi, sekitar 480 derajat Celcius. Dengan suhu setinggi ini tak mungkin dapat ditemukan air dalam wujud cair di permukaannya. Selain selalu diliputi awan padat, atmosfer Planet Venus sebagian besar terdiri atas karbondioksida dan nitrogen. Kandungan karbondioksida nan besar ini mengakibatkan imbas rumah kaca pada atmosfer Planet Venus nan menyebabkan temperaturnya jadi sedemikian tinggi.

Banyak ilmuwan meyakini bahwa Planet Venus telah mengalami pemanasan dunia nan cepat, serta bala nan sama dengan nan sedang dihadapi Bumi. Pada bulan Juli 2008, para ilmuwan menemukan Hydroxyl, yaitu suatu molekul krusial nan susah dideteksi di planet ini.

Molekul nan tersusun atas atom hidrogen dan oksigen ini ditemukan 100 kilometer di atas permukaan atmosfer Planet Venus. Molekul ini sukses dideteksi oleh Venus Express, sebuah sarana luar angkasa dengan misi buat mempelajari lebih dalam Planet Venus.

Molekul ini sukses dideteksi setelah para ilmuwan secara tak sengaja menjauhkan letak Venus Express dari permukaan Planet Venus. Selanjutnya, menemukan bahwa permukaan planet ini mulai meredup. Dengan mengukur taraf infra merah nan dipancarkan oleh planet ini, molekul aneh itu pun akhirnya terdeteksi.

Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa hydroxyl ini krusial buat atmosfer planet lain sebab sangat reaktif. Peran hydroxyl di Bumi selama ini berguna buat membersihkan atmosfer dari polutan. Selain itu, juga bisa membantu menjaga kestabilan karbon dioksida agar tak berubah menjadi karbon monoksida.

Para peneliti hingga kini masih mencoba menghitung jumlah ozone nan terdapat pada atmosfer Planet Venus. Upaya penghitungan itu sendiri memang sedikit rumit. Sebab, kondisi Hydroxyl tak stabil, dapat mencapai 50% di satu sisi dan melemah atau menguat di sisi lain. Ketidakstabilan hydroxyl ini mengindikasikan bahwa jumlah ozone nan ada di planet ini juga tak stabil.

Ozone ialah zat krusial bagi kehidupan sebab bisa menyerap radiasi ultraviolet dari pancaran sinar matahari. Keberhasilan ozone dalam menyerap radiasi ultraviolet akan memengaruhi suhu suatu planet, nan memungkinkan bagi adanya suatu kehidupan di planet tersebut.



Misteri Terbentuknya Planet Venus

Hingga kini, para pakar astronomi masih belum sukses menemukan jawaban dari rahasia Planet Venus . Sekalipun Planet Venus tersusun dari materi nan sama dengan bumi, namun ternyata Planet Venus jauh lebih kering. Planet ini memiliki atmosfer nan lebih padat dan temperatur tinggi nan mampu melelehkan timah. Keganjilan lain, Planet Venus juga memiliki arah rotasi nan antagonis dengan arah rotasi planet-planet lain.

Seorang ilmuwan dari Cardiff University Inggris, John Huw Davies, mengungkapkan pendapatnya bahwa Planet Venus terbentuk dari benturan dua materi pembentuk planet nan berukuran sangat besar. Proses benturan itu menyebabkan semua kandungan air lenyap dan menjadikan kondisi Planet Venus kering.

Penjelasan itu dapat diterima akal. Sebab, sebagian besar ilmuwan meyakini pula bahwa bulan juga terbentuk dari hasil benturan. Dengan demikian, Planet Venus dapat diperkirakan terbentuk dari adanya benturan materi nan jauh lebih besar lagi.

Namun demikian, terdapat beberapa ilmuwan meragukan pendapat Davies ini. Sayangnya, mereka masih belum bisa menemukan argumen nan bisa mematahkan teori Davies. Menurut Davies, besarnya massa nan bertabrakan telah menghasilkan energi besar nan sanggup memecahkan air menjadi unsur penyusunnya, yaitu hidrogen dan oksigen. Hidrogen selanjutnya menguap.

Adapun oksigen akhirnya menyatu dengan besi dan inti planet lainnya. Sekalipun hingga saat ini masih belum ada kesatuan pendapat di antara para ilmuwan tentang asal usul penyebab terbentuknya Planet Venus, namun Davies tetap bersikukuh bahwa teorinya layak buat dieksplorasi lebih lanjut.



Hilangnya Air di Planet Venus

Pada mulanya, Venus Express sukses mendeteksi terjadinya proses penghilangan lapisan atmosfer di Planet Venus pada siang hari. Tetapi tahun lalu, sarana antariksa itu juga menemukan bahwa sebagian besar atmosfer planet itu juga hilang di malam hari.

Para ilmuwan semakin dapat memahami tentang apa nan sebenarnya telah terjadi dengan air di Planet Venus. Kombinasi dua pendeteksian atmosferik ini semakin mendekatkan para ilmuwan pada dugaan bahwa volume air nan ada di Planet Venus pernah sebanyak volume air nan ada di Planet Bumi.

Air ialah unsur krusial nan memungkinkan adanya kehidupan di suatu planet. Mengingat Bumi dan Venus memiliki ukuran nan hampir sama dan terbentuk pada zaman nan nisbi sama pula, maka pada mulanya banyak ilmuwan nan percaya bahwa kedua planet ini dibentuk oleh unsur cair nan sama banyaknya.

Namun, temuan nan didapat dari peralatan Magnetometer Venus Express (MAG) telah sukses mendeteksi secara meyakinkan bahwa unsur gas hidrogen dilepaskan pada siang hari. Temuan ini dipercaya sebagai proses nan menjadikan ikatan atom air pecah. Ketika unsur hidrogennya dilepaskan maka air itu menjadi tak ada lagi. Para ilmuwan sepakat bahwa hilangnya air di Planet Venus disebabkan sebab kenyataan ini.

Fenomena di atas dengan sendirinya telah mematahkan kepercayaan para ilmuwan sebelumnya nan beranggapan bahwa antara Planet Venus dan Planet Bumi memiliki jumlah air nan sama. Inovasi di atas telah membuat para ilmuwan semakin menyadari bahwa perbandingan jumlah air di kedua planet tersebut ternyata sangat jauh berbeda. Kandungan air nan ada di atmosfer dan samudra Planet Bumi ternyata seratus ribu kali lebih banyak dari jumlah air nan ada di Planet Venus.

Selanjutnya, sebagian besar ilmuwan nan menyelidiki Planet Venus sepakat bahwa rendahnya konsentrasi air di Planet Venus disebabkan oleh inti hidrogen nan hilang setiap detik pada siang hari. Seperti kita ketahui, inti hidrogen sendiri ialah atom-atom penyusun molekul air. Jadi, tanpa adanya inti hidrogen sama artinya dengan tak ada air.

Terlebih, mengingat air tersusun dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, maka atom-atom nan terlepas itu menunjukkan bahwa molekul air telah diurai di atmosfer Planet Venus.

Matahari nan memancarkan sinar dan panasnya ke ruang angkasa juga memberikan kontribusi besar bagi hilangnya air di Planet Venus. Matahari memuntahkan badai surya nan terdiri atas semburan partikel-partikel bermuatan listrik dan magnetik secara konstan. Tidak seperti Bumi, Planet Venus tak menghasilkan medan magnetik nan sebenarnya merupakan elemen krusial buat melindungi atmosfernya dari terjangan badai surya.

Badai surya selanjutnya menyerang lapisan teratas atmosfer Planet Venus selama 4,5 milyar tahun sejak planet ini tercipta. Para ilmuwan akhirnya menarik konklusi bahwa Planet Venus juga telah banyak kehilangan air sebab cara ini. Ditemukannya kandungan hidrogen dalam jumlah besar di permukaan Planet Venus, juga makin mengukuhkan teori bahwa hidrogen-hidrogen itu sebelumnya berasal dari air nan dulunya dikandung Planet Venus.



Planet Venus - Kecantikan Sebuah Planet dalam Mitologi

Venus seringkali diidentikkan dengan kecantikan. Venus juga dimanifestasikan sebagai citra sifat perempuan, nan tercermin dalam ungkapan “…because men are from mars and women are from venus”. Namun adakah kaitan ungkapan tersebut dengan bentuk fisik Planet Venus ? Mari kita coba telusuri hubungan antara bentuk fisik Planet Venus dengan penggambaran Venus sebagai sifat generik wanita.



Planet Venus - Si Bintang Kejora

Venus ialah planet kedua nan posisinya paling dekat dengan Matahari. Dalam urutan tata surya, posisi Planet Venus berada tepat setelah planet Merkurius. Planet venus memiliki ukuran nan hampir sama dengan Planet Bumi nan kita tinggali. Letakknya pun juga paling dekat dengan bumi, sehingga bisa dilihat dengan mata tanpa donasi teropong.

Planet Venus memiliki radius 6.052 kilometer, dengan diameter 108,2 juta kilometer. Planet Venus memiliki pola rotasi nan unik dan berbeda dengan planet lain dalam sistem tata surya. Jika planet-planet lain berotasi dengan arah antagonis dengan jarum jam, arah rotasi Planet Venus justru searah jarum jam. Inilah nan membedakan Planet Venus dengan arah rotasi planet-planet lain.

Waktu nan diperlukan Planet Venus buat sekali berotasi membutuhkan waktu lebih lama dari pada waktu nan diperlukannya buat berevolusi mengelilingi matahari, yaitu 249 hari. Sedangkan waktu nan diperlukan Planet Venus buat sekali mengelilingi matahari yaitu 224,7 hari. Planet Venus juga dikenal dengan sebutan bintang kejora, sebab tampak latif saat disaksikan dari kejauhan.

Planet Venus biasanya tampak terlihat di sebelah timur tepat sebelum matahari terbit. Dari sinilah sebutan bintang timur atau bintang pagi. Adakalanya Planet Venus juga menampakkan diri di sebelah barat menjelang matahari terbenam, sehingga Venus juga dijuliki sebagai bintang senja, bintang barat, atau bintang kejora.



Kriteria Planet Venus

Namun estetika Planet Venus dari kejauhan tampaknya semu belaka. Karena pada kenyataannya, atmosfet Planet Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen. Planet Venus memiliki temperatur permukaan nan sangat tinggi, yaitu 480°C. Kondisi tersebut tentu saja menjadikan kecil kemungkinan adanya kehidupan di sana.

Temperatur nan tinggi juga tak memungkinkan adanya air dalam wujud cair. Sementara di bagian luar, Planet venus sering ditutupi oleh gumpalan awan-awan padat. Para ilmuwan memercayai bahwa di permukaan Planet Venus telah berlangsung pemanasan dunia nan cepat, sebagaimana bala nan tengah mengancam planet bumi.

Pemanasan dunia nan terjadi di permukaan Planet Venus, disebut sebagai kenyataan pemanasan dunia terdahsyat nan belum pernah terjadi di permukaan planet lainnya. Pada bulan Juli 2008, sebuah ekspedisi dengan misi penyelidikan Planet Venus nan bernama Venus Express sukses menemukan molekul hydrooxl pada ketinggian 100 kilometer di atas permukaan atmosfer Venus.



1. Molekul

yang tersusun dari atom hidrogen dan oksigen ini diakui sebagai sebuah temuan nan membingungkan, sebab sangat reaktif. Karbon dioksida akan dicegah berubah menjadi karbon monoksida oleh molekul ini, sehingga bisa membantu mengurangi polutan dari atmosfer.



2. Ekspedisi

Venus Express ini juga sukses mencatat berapa banyak jumlah ozon pada atmosfer Planet Venus, dan didapat hasil bahwa jumlah tersebut tak stabil, yaitu mengandung Hydroxyl nan bisa mencapai 50%.

Penasaran dengan siapa nan pertama kali menemukan Planet Venus? Planet Venus si bintang kejora pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan jenius dari Rusia nan bernama Mikhail Lomonosov. Mikhail pertama kali menemukan atmosfer Planet Venus pada 1761. Melanjutkan inovasi tersebut, pada 1970, Johann Schroter melakukan pengamatan lebih mendalam terhadap planet nan memiliki ciri-ciri hampir mirip dengan bumi tersebut.

Planet Venus dikatakan merupakan planet nan paling mirip dengan bumi. Chester Smith Lyman merupakan orang pertama nan mengetahui bahwa planet Venus memunyai cincin nan melingkar di sekitar sisi gelapnya.
Planet Venus mengandung batu silikon pada permukaannya, seperti halnya pada permukaan Bumi. Inti Planet Venus juga dipercaya mirip dengan inti Bumi nan kita tinggali.

Sebelum misi Venus Express, sebenarnya sudah banyak misi penjelajah nan datang ke Planet Venus. Terdapat lebih dari 20 kunjungan pesawat ruang angkasa nan berusaha mendarat di permukaan Venus.



Ekspedisi ke Planet Venus

Ekspedisi pertama ke planet Venus ialah Venera Rusia 1. Namun pesawat ruang angksa tersebut gagal mendarat setelah kehilangan kontak dengan Bumi pada hari ke tujuh ekspedisinya. Kemudian tercatat adanya ekspedisi pesawat luar angkasa Amerika Mariner 2 pada 1962 nan sukses mendekati atmosfer Planet Venus.

Pada tahun 1982, tercatat adanya ekspedisi dari pesawat luar angkasa Uni Soviet yaitu Venera 13 dan Venera 14 nan ‘nekad’ mendarat di permukaan Venus. Pesawat nan dijuliki Venera 13 ini juga sukses mengabadikan si cantik Venus nan menjadi foto fenomenal sebab merupakan satu-satunya foto otentik Planet Venus nan pernah terekam.

Dari hasil foto tersebut terlihat bahwa Planet Venus memiliki permukaan nan panas membara dan tekanan udara nan sangat besar. Planet Venus nan selalu membara ini menyebabkan pesawat ruang angkasa Venera 13 hanya mampu bertahan selama kira-kira dua jam. Sementara Venera 14 hanya mampu bertahan tak lebih dari satu jam.



Planet Venus dalam Mitologi

Selain dikenali sebagai sebuah planet, Planet Venus juga dikenali dalam sebuah mitologi masyarakat Romawi. Venus merupakan salah satu mitologi nan sangat terkenal dalam peradaban Romawi. Venus digambarkan sebagai seorang Dewi sebagai manifestasi dari cinta dan kecantikan, seperti halnya Aphrodite pada mitologi Yunani.

Dewi Venus digambarkan sebagai gabungan dari gambaran paripurna dewi-dewi dalam mitologi Romawi dan Yunani. Sementara dalam peradaban Maya, Venus digambarkan sebagai Dewi Kukulcan dan Dewi Tlahuizcalpantecuhtli pada peradaban Aztec. Kecantikan dewi-dewi ini dikaitkan dengn kecantikan nan dimiliki oleh Planet Venus.

Nama Venus agak mirip dengan bahasa Sanskerta vanas nan berarti kecintaan, gairah. Hal ini kemudian memunculkan hipotesa bahwa konsep Venus berasal dari pengaruh Proto-Indo-Eropa. Dewi Venus juga dikenal dalam astrologi Hindu Antik sebagai Sukra sebagai dewi cinta dan kewanitaan. Kecantikan Planet Venus jugalah nan ikut menggambarkan keanggunan para dewi itu.
Pemujaan terhadap Venus berawal dari Ardea dan Lavinium, Latium. Pada 18 Agustus 293 SM, dibangun loka pemujaan nan tertua buat Dewi Venus. Seremoni Vinalia Rustica juga ditetapkan jatuh pada tanggal ini. Kuil pemujaan lainnya buat Venus dibangun lagi pada 215 SM. Kuil ini juga sebagai monument peringatan kekalahan Romawi dalam perang di Danau Trasimene. Cerita tentang masyarakat ini juga dapat jadi terinspirasi dari estetika Planet Venus.



Planet Venus dan Karya Seni

Kecantikan Venus menjadikannya sebagai objek paling populer buat diabadikan dalam lukisan era Renaisans. Masyarakat memberikan toleransi terhadap penggambaran Dewi Venus nan telanjang, sebagai penghormatan terhadap kecantikan alami nan dimiliki dewi kecantikan tersebut. Planet Venus diyakini cantik selayaknya dewi.

Dewi Venus juga dikenal sensual dan banyak nan menggambarkannya sebagai sosok perempuan cantik telanjang. Ia dipercaya sebagai dewi pengobatan seksual, sehingga ketelanjangannya tak dianggap tabu dan menginspirasi banyak artis di zaman itu. Bahkan hingga kini sifat seksi seorang wanita akan diidentikkan dengan Dewi Venus atau Planet Venus.

Lukisn-lukisan ini menggambarkan kecantikan Dewi Venus sekaligus Planet Venus.

Venus de Milo (130 BC)The Birth of Venus (Botticelli) (c. 1485)Sleeping Venus (c. 1501)Venus of Urbino (1538)Olympia (1863)Venus of Cherchell, Gsell museum di Algeria.