B. Gerhana Matahari

B. Gerhana Matahari

Gerhana bulan ialah salah satu kenyataan alami nan terjadi dampak posisi benda langit. Kejadian ini sebab pergeseran posisi bulan dan matahari pada orbitnya.

Dahulu kala, peristiwa gerhana dianggap sebagai peristiwa sakral karena pada saat itu bulan dimakan raksasa jahat. Peristiwa gerhana bulan dan gerhana matahari dianggap sebagai peristiwa menakutkan sehingga dijadikan sebagai bahan buat menakuti-nakuti anak kecil. Padahal setelah ditelaah dan dipelajari oleh para ahli, maka ditemukan bahwa gerhana bulan dan matahari merupakan peristiwa alam biasa.

Gerhana bulan dan matahari secara periodik terjadi sebab sinar matahari atau cahaya bulan terhalang mencapai bumi. Penghalangnya bisa matahari atau bumi. Cahaya bulan nan seharusnya menuju ke bumi tertutup atau terhalang oleh posisi bumi nan segaris lurus dengan matahari. Posisi tersebut terjadi saat bumi berada di antara Bulan dan Matahari.

Gerhana matahari terjadi sebab sinar matahari terhalang oleh keberadaan bulan segaris dengan matahari. Itu terjadi pada saat bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Sementara kita mengetahui bahwa matahari ialah sumber sinar dan bulan memantulkan sinar matahari berupa cahaya ke bumi.

Akibat posisi matahari atau bumi, maka sinar atau cahaya tak bisa mencapai bumi. Oleh sebab itu, ada bagian bumi nan seharusnya mendapatkan cahaya bulan, terpaksa tak mendapatkannya. Kegelapan menimpa bagian bumi nan mengalami peristiwa gerhana, baik gerhana bulan dan matahari.



A. Gerhana Bulan

Seperti telah kita ketahui, peristiwa gerhana terjadi dampak posisi bumi, bulan dan matahari pada satu garis lurus. Dampak posisi ini, maka penyampaian cahaya atau sinar jadi terganggu. Posisi ini bisa terjadi karena matahari, bulan, dan bumi mempunyai garis edar nan berbeda. Garis edar nan disebut orbit ini merupakan lintasan nan harus dilalui buat berputar berkeliling.

Gerhana bulan terjadi pada saat bumi berada diantara bulan dan matahari. Dampak posisi ini, maka bulan tak menerima sinar matahari. Dampak tak menerima sinar dari bumi, maka bulan kehilangan cahayanya.

Seperti kita ketahui, bulan bisa bercahaya karena menerima sinar matahari. Sinar tersebut diterima dan selanjutnya dipendarkan ke alam. Salah satu nan bisa dicapai oleh pendaran sinar atau kita sebut sebagai cahaya bulan ialah bumi. Pada saat posisi tak segaris, kita bisa melihat bulan dengan cahayanya.

Tetapi, ketika bulan, bumi, dan matahari pada posisi segaris, maka bumi menghalangi sinar matahari mengenai bulan. Pada saat itulah peristiwa gerhana bulan terjadi.

Tetapi, kita masih tetap bisa memperoleh cahaya bulan karena bidang orbit bulan terhadap ekliptika ialah sebesar 5 derajat. Sudut kemiringan ini menyebabkan tak setiap posisi bulan dengan matahari bisa menyebabkan gerhana bulan.

Bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika menimbulkan adanya 2 (dua) titik potong. Titik pangkas ini disebut dengan node. Pada saat bulan berposisi pada node itulah, maka kita dapatkan gerhana bulan. Ekliptika merupakan jalur nan dilewati oleh benda bergerak mengelilingi titik pusat dengan sistem ordinasi tertentu.

Sebenarnya ekliptika ini merupakan sebuah bidang nan dihasilkan dari proses khayal atas garis nan menjadi lintasan benda langit yeng bergerak terhadap titik pusat dari sebuah sistem, yaitu sistem tata surya.

Gerhana bulan merupakan gerhana nan bersahabat karena pada saat proses tersebut terjadi, kita bisa melihatnya secara langsung. Bulan masih bisa dilihat saat gerhana dan mata kita bisa langsung melihatnya tanpa takut apapun. Kita bisa melihat gerhana bulan karena sinar matahari dibelokkan oleh atmosfir bumi sehingga spektrum sinar matahari nan berwarna merah banyak dibelokkan. Dampak spektrum nan dibelokkan berwarna merah, maka pada saat terjadi gerhana bulan, maka nan bisa kita lihat ialah rona gelap, merah tembaga, jingga, ataupun coklat.

Pada saat terjadi gerhana bulan, maka peristiwa tersebut masih bisa kita lihat dengan mata telanjang, mata secara langsung. Dan ketika kita mengetahui terjadi gerhana bulan, maka kewajiban bagi kaum muslim buat mendirikan sholat gerhana bulan atau sholat khusuf).



Jenis-jenis gerhana bulan

Gerhana bulan dan gerhana matahari sebenarnya ada beberapa macam. Macam gerhana tersebut meliputi:

  1. Gerhana bulan total
    Gerhana ini terjadi jika seluruh bagian bulan tertutup sempurna. Posisi bulan pada jenis gerhana ini tenggelam dalam bagian gelap total atau sering disebut sebagai umbra.

  2. Gerhana bulan sebagian
    Gerhana bulan sebagian terjadi pada saat sinar matahari terhalangi oleh keberadaan bumi, tetapi tak seluruh bagian terhalangi oleh bumi. Bagian bulan nan tak terhalangi pada posisi di daerah penumbra. Dampak posisi tersebut, maka sinar matahari masih bisa menjangkau permukaan bulan. Kondisi ini memungkinkan kita buat melihat keberadaan bulan pada saat gerhana. Gerhana seperti ini disebut gerhana sebagian.

  3. Gerhana bulan penumbra
    Gerhana bulan jenis ketiga ialah gerhana bulan penumbra. Gerhana ini terjadi dampak seluruh bagian bulan berada pada daerah bayangan redup. Dan, kita masih bisa melihat bulan walaupun dalam rona nan suram.


B. Gerhana Matahari

Gerhana Matahari terjadi jika garis edar bumi dan bulan terletak pada posisi nan sama. Dampak posisi nan sama ini, maka bulan berada di antara bumi dan matahari. Posisi ini mengakibatkan terhalangnya sinar matahari menuju ke bumi. Posisi bulan ini menutupi sinar matahari karena urutannya ialah matahari, bulan, dan bumi. Keberadaan bulan di antara bumi dan matahari bisa secara penuh ataupun sebagian.

Meskipun ukuran bulan lebih kecil, tetapi jeda bulan rata-rata 384.400 kilometer dari bumi dan itu lebih dekat dibandingkan matahari nan berjarak rata-rata 149.680.000 kilometer.

Peristiwa gerhana matahari terjadi pada saat bulan melintas pada orbitnya sedemikian rupa sehingga berada di antara Bumi dan Matahari. Peristiwa gerhana matahari terjadi pada siang hari sehingga kadangkala peristiwa tersebut menjadikan bumi gelap, terutama pada gerhana matahari total.



Macam Gerhana Matahari

Seperti sudah kita ketahui, gerhana matahari terbagi atas 3 (tiga) macam, yaitu:

  1. Gerhana Matahari Total
    Gerhana matahari bisa terjadi secara total jika matahari secara holistik terletak pada daerah umbra, daerah gelap total. Pada saat mencapai titik puncaknya, bayangan matahari atau cincin matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan atau bayangan Bulan. Untuk piringan bulan ataupun piringan matahari memunyai ukuran nan tak tetap karena ukuran ini sangat tergantung pada jeda antara Bumi – Bulan dan Bumi – Matahari.

  2. Gerhana Matahari Sebagian (Parsial)
    Jensi gerhana kedua nan bisa terjadi pada matahari ialah gerhana parsial. Gerhana ini terjadi pada saat piringan Bulan menutup sebagian piringan matahari. Penutupan ini terutama terjadi pada saat gerhana mencapai puncaknya. Sementara itu, pada bagian lainnya matahari tak tertutup oleh piringan bulan.

  3. Gerhana Matahari Cincin
    Gerhana matahari cincin terjadi pada saat piringan bulan menutup pada sebagian piringan matahari saja. Posisi bulan tak menutup matahari secara penuh. Sementara itu, bagian piringan atau bayangan Matahari nan bebas, tak tertutup piringan Bulan berposisi di sekeliling piringan bulan. Dampak posisi tersebut, maka kita bisa melihat seperti ada cincin bercahaya. Tetapi satu hal nan harus kita ingat bahwa gerhana matahari tak boleh dilihat secara langsung oleh mata. Kita harus mempergunakan alat eksklusif buat bisa melihatnya.

Dari sekian banyak gerhana matahari nan telah terjadi, maka setidaknya bisa disimpulkan bahwa waktu terjadinya gerhana matahari tak lebih dari 7 menit 40 detik.

Sekali lagi, ketika peristiwa gerhana matahari, kita tak boleh melihat langsung proses gerhana tersebut. Jika kita melakukan hal tersebut, maka mata kita bisa mengalami kerusakan dan kerusakan tersebut bersifat permanen. Kerusakan nan bersifat permanen mengisyaratkan bahwa kerusakan tersebut bisa menyebabkan kebutaan pada mata kita.

Pada saat terjadi gerhana matahari, maka pada umumnya umat Islam akan melakukan shalat nan spesifik buat gerhana matahari. Umat Islam mendirikan sholat gerhana matahari.

Begitulah nan terjadi pada saat gerhana bulan dan matahari nan merupakan peristiwa alamiah. Peristiwa ini niscaya terjadi karena konvoi bulan, bumi, dan matahari dalam orbitnya bisa mencapai titik garis nan sama. Pada saat ketika obyek ini membentuk garis lurus, maka kemungkinan terjadinya gerhana besar sekali.