Pengajaran di Rumah
Ranah motorik merupakan salah satu kawasan atau bagian dari potensi manusia nan perlu dikembangkan, seperti dikenal dalam Taksonomi Bloom. Dibandingkan ranah kognitif dan afektif nan lebih menyentuh aspek kecerdasan dan emosional anak, pembelajaran motorik lebih menyasar pada dominasi ketrampilan fisik nan cenderung bersifat mekanis. Meskipun demikian, pada dasarnya ketiga ranah ini tak dapat dipisahkan sebagai totalitas potensi nan saling mempengaruhi.
Begitu juga dengan proses belajar anak, berlangsung secara berkesinambungan dari sejak lahir hingga dewasa. Bahkan sejak masa konsepsi dimana janin terbentuk dari rendezvous sperma dan sel telur, janin pun mengalami perkembangan dan pertumbuhan.
Janin juga sudah bisa belajar nan ditandai dengan respon ataupun gerakan nan ditimbulkannya saat mendengar suara nan ada disekitarnya maupun dampak pengaruh kondisi psikologis sang ibu.
Pembelajaran Motorik Formal di Taman Kanak Kanak
Menurut Piaget "Dunia pendidikan Taman Kanak-Kanak ialah global bermain dan belajar" (Dalam Borden, 2001). Dengan demikian pendidikan Taman Kanak-Kanak harus dikembalikan ke dalam global dan kepentingan anak-anak dengan prinsip "The Best Interest Child"
Dengan suasana bermain nan menyenangkan memahami anak secara individual, menciptakan suasana kreatif nan memungkinkan anak bisa belajar mengekspresikan berbagai gagasannya secara bebas, dimana semua ini ialah suasana aman bagi tumbuh bunga anak secara optimal. Agar tujuan tercapai secara optimal diperlukanlah suatu proses belajar mengajar .
Begitupun dalam pengembangan potensi motorik anak, umumnya, Taman kanak kanak / Playgroup, PAUD, memberikan semacam asupan motoris dalam menu nan telah di tentukan dan secara psikologis perkembangan dapat dipertanggungjawabkan. Semua tindakan motoris tersebut, termasuk di antaranya, anak melewati halang rintang, anak membangun brick keseimbangan, anak bermain rona dan segala macam alat peraga nan ada, dalam suatu sistem khas pendidikan, dan proses belajar mengajar.
Dalam global pendidikan Proses belajar-mengajar merupakan proses sistemik nan terdiri dari banyak komponen yaitu ; siswa, waktu, fasilitas,media pengajaran, guru, dan sebagainya dimana masing-masing komponen pedagogi tak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantungan, komplementer, berkeseimbangan, dengan demikian terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa nan menunjukan adanya interaksi nan bersifat edukatif (mendidik).
Yaitu hubungan nan diarahkan pada suatu tujuan tertentu. Namun halnya dalam proses belajar pada anak-anak usia pra sekolah berbeda sengan sistem belajar mengajar pada taraf nan lebih tinggi, hal ini disebabkan kemampuan berfikir rasional anak-anak nan masih terbatas, dimana adanya rasa keinginan bermain dan khayalan nan sangat kuat, karenanya diperlukan penyesuaian belajar mengajar dengan sifat dan kemampuan global bermain anak-anak.
Gunakan Alat Peraga
Guna memperlancar pedagogi dalam global pendidikan di masa balita atau Taman Kanak-Kanak, khususnya dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf pada siswa di perlukan media pedagogi kreatif nan bisa menarik perhatian siswa. Hamalik (1986; 24) mengemukakan bahwa :
"Pemakaian media pedagogi dalam proses belajar-mengajar bisa membangkitkan keinginan dan minat nan baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pedagogi pada termin orientasi pedagogi akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu ".
Media pedagogi memiliki beberapa basis pedagogi yaitu media pedagogi dengan berbasis visual, media pedagogi berbasis audio visual, dan media pedagogi berbasis komputer. Anak-anak menyukai dan menyenangi gambar dan serba visual nan terlihat dan dapat di sentuh sebagai teman bermain dan belajar. Gambar akan semakin menarik perhatian anak-anak bila di lengkapi dengan pewarnaan nan indah. Sudjana (2001:10) mengatakan bahwa "pesan visual nan paling sederhana, praktis, mudah dibuat banyak diminati oleh anak-anak ialah nan bergambar, apalagi gambar berwarna. 83 % siswa lebih menyenangi gambar".
Dalam proses pedagogi buat memberikan materi pelajaran termasuk di dalamnya dalam mengenalkan angka dan bunyi huruf pada siswa, diperlukan media pedagogi nan disesuaikan dengan taraf bermain dan belajar anak-anak, serta menciptakan keadaan belajar nan aman dimana global gambar merupakan global anak-anak. Bahasa gambar lebih mudah di mengerti di bandingkan abstraksi pada bentuk penulisan.
Anak anak perlu di perkenalkan kepada menggunakan bahasa visual (ilustrasi gambar) sebagai media pengajarannnya, dengan memilih bentuk-bentuk visual nan dikenal dan generik dilihat di lingkungan sekitar. Dan tentu saja harus dapat mereka sentuh, raba, dan harus dapat tersusun sesuatu demi perkembangan motoriknya.
Secara spesifik media motoris seperti permainan anak anak, ayunan, jungkat jungkit dan sejenisnya juga ikut membantu secara langsung bagaimana anak melatih ekuilibrium motorisnya. apabila ada suatu pelajaran di mana Anak anak belajar memasak dengan peralatan masak nan kecil, belajar menggunting, belajar, menempel, belajar memasang, itupun termasuk pada proses pengembangan diri dalam kecerdasan motoris.
Dan tentu saja semua ini berimpak langsung pada kualitas pemahaman anak dalam proses pembelajaran motorisnya. Karena gerak, menangkap situasi, mempertimbangkan, semua ini di karenakan sebab proses penalaran nan berkembang.
Pengajaran di Rumah
Untuk memberikan pembelajaran motorik, tak hanya dilakukan di sekolah atau forum pendidikan formal. Pedagogi motorik juga tak hanya dilakukan melalui penyusunan materi pedagogi seperti dilakukan para guru buat murid dan anak didiknya. Dalam mengajarkan aspek motorik ini, seorang ibu juga bisa melakukannya sejak anak lahir hingga masa pra sekolah.
Bahkan melalui pedagogi di rumah, seorang anak bisa dipersiapkan dengan baik sebelum memasuki lingkungan nan lebih luas, seperti di play group ataupun Taman Kanak-kanak. Dengan pelatihan dan pola asuh nan baik oleh ibu atau oranng tua, seorang anak akan bisa berkembang lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak lain nan tak mendapatkan pola asuh nan baik dalam mengoptimalkan seluruh potensi anak.
Persiapan Pengajaran
Ada sejumlah hal atau faktor nan perlu diperhatikan bagi orang tua dalam memberikan pembelajaran motorik buat anak-anaknya.
- Orang tua perlu menyediakan dan menciptakan lingkungan nan aman buat pengembangan motorik anak. Diantaranya, bila anak masih bayi atau berumur kurang dari 1 tahun, orang tua bisa memberikan jenis mainan nan merangsang mobilitas motorik anak. Diantaranya rona mainan nan menyolok, bentuk mainan nan menarik, dan sebagainya,
- Menyediakan pilihan nan sinkron dengan keinginan, minat, ataupun talenta anak. Langkah ini memang tak mudah dimana orang tua atau ibu harus meraba buat mengetahui keinginan anak. Namun bila anak memperlihatkan atau menyatakan ketidaksukaannya terhadap sesuatu, sebaiknya orang tua tak memaksakan kehendaknya. Pemaksanaan justru bisa membunuh kreatifitas dan potensi anak nan sesungguhnya.
- Orang tua perlu mengenal dan mengontrol perkembangan motorik anak secara lebih dekat serta menyesuaikannya dengan lingkungan sekolah nan akan dimasuki anak. Sistem persekolahan di negara kita umumnya telah memperkenalkan teknologi komputer sejak Sekolah Dasar. Karena itu orang tua bisa memperkenalkan dan melatihkan cara mengoperasikan komputer saat anak telah memasuki play group atau taman kanak-kanak. Pembelajaran motorik semacam ini akan sangat membantu dan memudahkan anak saat memasuki sekolah dasar.